Berita Banjarmasin
Jembatan Batulicin-Kotabaru Masih Sulit Dirampungkan, Ketersediaan Dana Jadi Penghalang Utama
Berbeda nasib dari proyek Bandar Udara di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang terus digenjot pembangunannya, nasib proyek pembangunan jembatan
Penulis: Ahmad Rizky Abdul Gani | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Berbeda nasib dari proyek Bandar Udara di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang terus digenjot pembangunannya, nasib proyek pembangunan jembatan penghubung antara Kabupaten Kotabaru dan Batulicin belum mendapat kejelasan.
Sekretaris Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalsel, Riswandi bahkan nyatakan tidak terlalu optimis atas perkembangan mega proyek jembatan yang hubungkan Kotabaru dengan Pulau Kalimantan ini.
"Bukan harus pesimis, tapi bagaimana kita menata ulang optimisme kita lebih baik lagi," kata Riswandi.
Menurutnya, inti permasalahan proyek pembangunan jembatan tersebut masih pada persoalan dana.
Dari hasil konsultasinya ke Kementrian Perhubungan, Riswandi mengakui walaupun termasuk menjadi proyek prioritas di tingkat daerah, namun bukan berarti otomatis proyek ini menjadi prioritas di tingkat pusat.
Baca: Sikap Aneh Baim Wong Saat Pengajian di Rumah Raffi Ahmad, Panggilannya ke Suami Nagita Slavina
Baca: Kondisi Yuki PAS Band yang Kecelakaan Ditabrak Truk Setelah Hadiri Acara Pengajian
Baca: Kevin Aprilio Lamar Vicy Melanie di Hamparan Salju Korea, Putra Addie MS Ucapkan Kalimat Manis Ini
Baca: Marion Jola dan Julian Jacob Resmi Pacaran? Lihat Foto Mesra Mereka, Sebut Soal Es Krim
Menilik nilai anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) maupun anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) di Kalsel, menurut Riswandi cukup berat untuk merealisasikan proyek ini.
"Jadi ada saran dari mereka (Kemenhub) apakah dibuat seperti Suramadu tapi melibatkan pihak swasta dan BUMN, tapi tidak mudah di saat seperti ini karena BUMN juga dibebani pembangunan infrastruktur besar-besaran di lokasi lain," terangnya.
Karena itu menurutnya pihak Eksekutif dan Legislatif perlu kembali duduk bersama untuk meninjau kembali terkait proyek jembatan tersebut.
Walaupun juga dinilai berat, namun pihaknya membuka peluang bagi pihak swasta jika ikut berperan menyelesaikan pembangunan jembatan yang direncanakan membentang sepanjang lebih dari enam kilometer ini.
Hal yang memberatkan yaitu dengan nilai proyek pembangunan jembatan yang besar, namun tingkat pengembalian yang dinilai tidak akan secepat proyek lainnya.
"Kecuali ada pihak swasta yang melihat peluang bisnis dan manfaat dari jembatan ini," kata Riswandi.
(Banjarmasinpost.co.id/Achmad Maudhody)
