Asal Usul Pembalut Wanita, Awalnya untuk Prajurit di Medan Perang

Bebicara tentang penemuan yang mengubah dunia perempuan, salah satunya adalah pembalut menstruasi.

Editor: Eka Dinayanti
shutterstock
ilustrasi 

Pembalut sekali pakai pertama dipikirkan oleh para perawat selama masa perang.

Tujuan sama sekali bukan untuk menstruasi perempuan, melainkan untuk para pria.

Tepatnya, untuk menghentikan pendarahan bagi para prajurit yang bertempur.

Sekitar abag ke-19, pembalut sekali pakai pertama dibuat oleh perawat Perancis dari perban bubur kayu.

Ya, saat itu pembalut tidak dibuat dari kapas karena ketersediaannya yang sangat terbatas.

Para perawat membuat pembalut dari sphagnum moss, tanaman yang sangat mudah menyerap dengan sifat antimikroba.

Perusahaan besar mulai memproduksinya secara massal dengan nama Cellucotton.

Pada akhir perang pada tahun 1918, produsen Cellucotton mulai kebingungan karena surplus pembalut.

Para prajurit dan palang merah tidak lagi membutuhkan mereka.

Perban-perban ini cukup murah untuk dibuang sehingga para perawat mulai menggunakannya untuk menstruasi mereka.

Terinspirasi dari para perawat, perusahaan ini kemudian mengembangkan produk konsumen komersial yang layak untuk perempuan di mana saja.

Mereka kemudian berganti nama sebagai pambalut Kotex pada 1920.

Pada masa itu, sebagian besar perempuan menggunakan kain flanel untuk mengatasi menstruasi mereka.

Sayangnya, kain flanel memiliki harga cukup mahal untuk dijangkau semua kalangan.

Beberapa perempuan lain menggunakan sabuk mesnstruasi, yaitu pita perekat yang ditempatkan di bagian bawah bantalan untuk menempel pada pelana celana.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved