Bahaya Mengintai di Balik Pewarna Rambut, dari Kanker hingga Kerusakan Janin
Pasalnya, pewarna rambut mengandung bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan jika digunakan terlalu sering.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Berganti-ganti warna rambut memang bisa membuat tampilan selalu baru dan segar.
Namun, jangan abaikan efek sampingnya.
Pasalnya, pewarna rambut mengandung bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan jika digunakan terlalu sering.
Bahan kimia di dalam pewarna rambut tak hanya meresap ke dalam rambutnya saja, tetapi juga ke kulit kepala.
Bahkan, partikel pewarna rambut bisa dengan mudah terhirup saat proses pewarnaan di salon.
Berikut berbagai bahan kimia yang biasanya terkandung di dalam pewarna rambut beserta efek sampingnya untuk kesehatan:
Para-phenylenediamine (PPD), memicu reaksi alergi dan sebagai karsinogen (zat penyebab kanker).
Tar batubara, menimbulkan reaksi alergi.
Baca: Kisah Luna Maya, Reino Barack dan Syahrini, Bikin Netizen Beri Nama Anaknya Syahreina Luna Barack
Baca: Seperti Putri Diana, Begini Cara Pangeran William dan Kate Middleton Membesarkan Anak-anak Mereka
Baca: Ayu Ting Ting Kenang Pahitnya Masa Lalu Bersama Enji, Nikita Mirzani Bandingkan dengan Bella Luna
Baca: Gisella Anastasia Marahi Gempita dan Minta Putri Gading Marten Ganti Barang dengan Uang Endorse
Formaldehid, karsinogen dan memicu kerusakan janin di dalam rahim.
Hidrogen peroksida, membuat mata perih seperti tersengat.
Timbal asetat, memicu masalah saraf serius dan sebagai karsinogen (zat penyebab kanker).
DMDM hydantoin, memicu masalah pada sistem kekebalan tubuh.
Amonia, bersifat racun, korosif, dan menyebabkan masalah pernapasan.
Resorsinol, mengacaukan hormon tubuh dan berpotensi sebagai karsinogen.
Mewarnai rambut terlalu sering ternyata bisa meningkatkan risiko kanker.
Menurut sebuah penelitian tahun 2001 yang diterbitkan di International Journal of Cancer, wanita yang mewarnai rambutnya dengan pewarna permanen sebulan sekali selama setahun dua kali lebih berisiko terkena kanker kandung kemih.
Risiko ini bahkan meningkat tiga kali lipat jika kita menggunakan pewarna permanen selama 15 tahun atau lebih.
Penelitian lain yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemology juga menunjukkan bukti serupa.
Wanita yang mewarnai rambut delapan kali dalam setahun atau lebih selama 25 tahun berisiko dua kali lipat terkena kanker limfoma non-Hodgkin (LNH).
Kanker ini berkembang dari sel darah putih yang bisa ditemukan di kelenjar getah bening, limpa, dan organ lain dalam sistem kekebalan tubuh.
Meski beberapa riset telah memberikan buktinya, tetap dibutuhkan penelitian lanjutan untuk membantu memperjelas efek terlalu sering mewarnai rambut.
Namun, untuk menghindari berbagai risikonya sebaiknya jangan melakukannya terlalu sering.
Semakin sering kamu mewarnai rambut, akan semakin banyak pula paparan racun pada tubuh.
Coba gunakan pewarna alami
Menurut Sonya Lunder, MPH., seorang analis senior di Environmental Working Group, berbagai pewarna rambut alami seperti henna lebih aman dan disarankan jika kamu memang ingin mewarnai rambut.
Selain itu, ada banyak bahan pewarna rambut yang terbuat dari bahan alami dan organik.
Berbagai bahan alami ini umumnya tidak mengandung racun seperti yang terdapat pada produk berbahan kimia.
Selain itu, jika kamu mewarnai rambut sendiri di rumah, pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaannya.
Gunakan sarung tangan saat mengoleskannya dan jangan mendiamkan pewarna di rambut lebih lama dari yang seharusnya.
Pastikan juga untuk tidak mencampur produk pewarna rambut yang berbeda karena berisiko tinggi menimbulkan masalah pada rambut dan kulit kepala.
Kamu juga tidak disarankan menggunakan pewarna rambut untuk mewarnai alis atau bulu mata karena bisa saja menimbulkan efek kebutaan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Risiko Jika Terlalu Sering Gonta-ganti Warna Rambut",
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/hair-colour.jpg)