Pengalaman Tak Terlupakan Gigi Hadid Bertemu dengan Para Wanita Pengungsi Rohingya

BANJARMASINPOST.CO.ID - Gigi Hadid mengaku mendapatkan pengalaman emosional yang tak terlupakan ketika datang ke kamp pengungsi Rohingya di Banglades.

"Bahkan dengan hidup di pengungsian, para wanita di sana tetap punya keinginan untuk mendapatkan pendidikan demi memperbaiki kehidupan mereka," ungkap perempuan 23 tahun ini.

Gigi Hadid mengunjungi kamp pengungsi Jamtoli bersama organisasi non-profit Unicef yang ada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), pada Agustus tahun lalu.

"Meskipun pasti ada saat-saat gembira, duduk, tertawa, dan bermain-main, tetapi saya terus berpikir tentang para wanita itu, dan apa yang mereka katakan," kenang dia.

Baca: Rizieq Syihab Ungkap 10 Alasan Banyak Pendukung Antusias Kepada Prabowo-Sandi

Baca: Pertemuan Gading Marten dan Wijaya Saputra Sudah Dilakukan? Wijin Tegaskan Soal Gisella Anastasia

Baca: Penampakan Ayah Tiri Nagita Slavina Saat Ultah Rieta Amilia, Mertua Raffi Ahmad yang Tak Terekspose

Baca: Sutradara Ungkap Tak Ada Adegan ini dalam Avengers: Endgame

Menurut dia, menyumbang untuk kegiatan amal memang penting, karena bantuan itu sungguh membantu bahkan mampu menyelamatkan nyawa manusia.

Para pengungsi yang ditemui Gigi Hadid, seolah ingin memberi tahu dunia jika mereka ingin memiliki identitas.

"Mereka adalah manusia seperti kita semua, dan apa yang akan mereka lakukan untuk kewarganegaraan, untuk identitas," tambah dia.

Gigi Hadid menyebut, memiliki identitas adalah sebuah karunia dan kekuatan untuk mengekspresikan diri sendiri.

Juga, kekuatan untuk menyuarakan pendapat dan kekuatan untuk saling menolong.

Setelah perjalanan pada musim panas lalu, Hadid bergabung dengan sesama model dan duta besar Unicef Halima Aden untuk meluncurkan halaman CrowdRise.

Halaman tersebut dibuat untuk mendukung pekerjaan Unicef dalam perlindungan anak-anak di seluruh dunia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gigi Hadid Ungkap Pengalaman Emosional dengan Pengungsi Rohingya"