Berita Banjarmasin
Ikuti Program GSPI 2019 di Jateng, Nanang Galuh Kalsel Harus Tinggal Bersama Orangtua Asuh
Pengalaman berharga dirasakan 3 anak muda Kalsel, Lubna, Achmad Harfan dan Ridho Anshari yang mengikuti GSPI (Gladian Sejarah Pemuda Indonesia) 2019.
Penulis: Salmah | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pengalaman berharga dirasakan tiga anak muda Kalsel; Lubna, Achmad Harfan dan Ridho Anshari yang mengikuti GSPI (Gladian Sejarah Pemuda Indonesia) 2019.
GSPI diadakan di Semarang, Jateng, 4-7 April 2019 itu diselenggarakan oleh Kemendikbud, Kementerian Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pemprov Jateng dan Pemko Semarang.
Tujuannya, sebagai sarana pelatihan pemuda sekaligus digodok menjadi pemuda yang sadar dan peduli sejarah, budaya dan kearifan loka, sekaligus ajang mempersatukan pemuda dari 34 provinsi dengan berbagai background pendidikan dan organisasi.
Peserta berjumlah 750 orang dari 33 provinsi dan peserta dari kota/kab di Jateng.
"Kami sebagai perwakilan Nanang Galuh Kalsel 2018 utusan Dikbud Kalsel," jelas Achmad Harfan, Sabtu (20/4/2019).
GSPI dibuka langsung oleh pihak kementerian, pemerintah setempat dan didampingi komunitas Great indonesia.
Baca: Taman Budaya Kalsel Gelar Event Menuai Indah Raga Banua, Peringati Hari Tari Dunia
Saat kegiatan mereka dibagi menjadi banyak grup yang terdiri 15 orang ditempatkan di 16 kecamatan dan 177 kelurahan yang ada di Semarang.
"Ada kegiatan FGD bersama kepala daerah setempat, tinggal langsung di rumah warga, mempelajari budaya dan kebiasaan setempat, kunjungan wisata ke kota lama, kunjungan ke industri kreatif, outbond di Pusat Kegiatan Kepramukaan (Puskepram) Candrabirawa," beber Harfan.
Baginya, kegiatan ini sungguh luar biasa, karena ini pengalaman pertamanya bertemu dan tinggal dengan orang-orang yang belum dikenal sebelumnya dari segenap penjuru di tanah air.
"Kami saling berbagi pengalaman, belajar bahasa daerah dan budaya," ungkapnya.
Tambah Lubna, kegiatan ini dalam rangka penguatan pendidikan karakter bagi pemuda-pemudi Indonesia dan mendukung Gerakan Nasional Cinta Tanah Air.
"Saya masuk kelompok Kelurahan Pedalangan, Kecamatan Banyumanik. Kami tinggal di rumah orangtua asuh.
Banyak aktifitas kami, melaksanakan FGD dengan warga tempat kami tinggal," paparnya.
Baca: Doa Malam Nisfu Syaban Jatuh Pada Malam Ini, Ustadz Abdul Somad Jelaskan Keutamaan Nisfu Syaban
Kemudian ada kunjungan inspiratif, kelompoknya ke Vihara Buddhagaya Watugong dan Ke Pasar Srondol.
"Kami juga banyak belajar tentang kerajinan tangan masyarakat setempat, macam batik ecoprint dan suvenir-suvenir khas daerah tersebut. Kami juga bikin laporan harian untuk setiap kegiatan," terangnya.
Saat penutupan GSPI, wilayah Kecamatan Banyumanik menampilkan banyak kesenian, ada tari, pantun, dan lain-lain, dan Lunna sendiri berkesempatan menyanyikan lagu Ampar-Ampar Pisang di depan 750 peserta dan pejabat pemerintah.
Mereka juga menampilkan gabungan tari dan paduan suara dengan lagu dari tiga provinsi di Indonesia yaitu diawali lagu Indonesia Pusaka lanjut Ilir-Ilir, Ampar Lisang, dan ditutup Yamko Rambe Yamko.
"Kesannya sangat menyenangkan. Kita bisa mendapatkan pengalaman luar biasa, bertemu dan berkenalan dengan pemuda-pemudi dari daerah lain di seluruh Indonesia. Bisa akrab satu sama lain dan saling menjaga persatuan," tukasnya.
Baca: Jelang Audisi Nanang Galuh Banjar 2019 Kabupaten Banjar, Panitia Ingatkan Hal Ini pada Peserta
Sedih dan mengharukan adalah ketika harus berpisah dengan teman-teman di kelompok, karena sudah sangat akrab.
"Pasti rindu dengan kebiasan kita sehari-hari di sana, mulai sholat berjamaah, makan bareng, bersendagurau dan sharing. Saya harap suatu saat kami bisa reuni kembali dan GSPI diadakan saban tahun," tandasnya.
(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/perwakilan-nanang-galuh-kalsel-2018-saat-mengikuti-program-gdpi-2019.jpg)