Ekonomi dan Bisnis

Harga Tiket Masih Mahal, Ini Tanggapan Garuda dan Sriwijaya Air

Alhasil penurunan tiket yang disebutkan tidak berdampak besar dan masih dirasa memberatkan bagi sejumlah pengusaha travel.

Penulis: Mariana | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/m maulana
Petugas Tiketing PT Lintas Barito Express, Sari saat memantau harga tiket penerbangan 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah membentuk Peraturan Menteri Perhubungan (PM) No.20/2019 sebagai revisi PM 14/2016 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga berjadwal Dalam Negeri.

Revisi tersebut memisahkan antara formulasi tarif dengan besaran tarif batas atas dan batas bawah serta mencantumkan pentingnya pertimbangan pengguna maskapai dalam membentuk tarif penerbangan. Besaran tarif TBB dan TBA diatur dalam Keputusan Menteri (KM) No.72/2019.

Garuda Indonesia pun memberikan diskon hingga 50 persen tarif tiket penerbangan untuk seluruh rute penerbangan domestik yang dikemas dalam acara Garuda Indonesia Online Travel Festival.

Baca: Pelaku Penista Agama, Guru Sekumpul dan Guru Zuhdi, Divonis 8 Tahun Penjara

Baca: Temuan Surat Suara Tercoblos Dihentikan, Status Laporan Tunggu Rapat Pleno

Baca: Sempat Menuai Protes, Garuda Justru Bakal Tambah Wholesaler Untuk  Booking Tiket, Ini Penjelasanya

Namun promo tersebut nampaknya tidak berlaku bagi agen travel offline. Tiket dengan promo diskon 50 persen tersebut dapat dibeli mulai 31 Maret hingga 13 Mei 2019 hanya untuk saluran penjualan Online Travel Agent (OTA), aplikasi mobile apps, Linkaja, dan situs resmi www.garuda-indonesia.com.

Alhasil penurunan tiket yang disebutkan tidak berdampak besar dan masih dirasa memberatkan bagi sejumlah pengusaha travel.

Menanggapi hal ini, Sales Service & Manager Garuda Indonesia Cabang Banjarmasin, Prasetyo Putro Santoso mengatakan, kebijakan tersebut sesuai dengan kebijakan dari direksi.

"Tentunya direksi sudah dapat masukan dari Menteri terkait harga mahalnya tiket. Namun, berkaca dari beberapa maskapai yang bangkrut, kami saat ini mencoba bertahan dari situasi tersebut sebab margin airlines ini sangat tipis," jelasnya.

Dia mengatakan, kenaikan harga dilakukan sejalan dengan biaya operasional penerbangan yang terus meningkat terutama dipengaruhi biaya avtur dan sewa pesawat.

Biaya leasing pesawat juga jadi penyumbang terbesar dalam dunia bisnis penerbangan. Untuk biaya leasing pesawat memiliki komposisi 20 persen dari keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan maskapai.

Baca: Kans Ahmad Dhani Lolos DPR RI di Pemilu 2019, Bisakah Suami Mulan Jameela Dilantik Jika Terpidana?

Baca: Pernikahan Muzdalifah dan Fadel Islami Berlangsung Jumat (26/4) Pagi, Ini Perjalanan Cinta Keduanya

Selain itu, biaya maintenance pesawat dan gaji pegawai jadi biaya lain yang juga harus dibayarkan oleh penggelut bisnis penerbangan.

Sementara itu, GM Sriwijaya Air, Joni Ramlis mengatakan, untuk penurunan harga masih dikaji kembali dengan pihak direksi.

"Rute Banjarmasin-Jakarta kemarin sempat berkisar di harga Rp 900.000, meskipun naik lagi. Selanjutnya kami belum bisa pastikan harga akan turun," tukasnya.

(banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved