Serambi Ummad
Persiapan Nissa Sabyan Jelang Bulan Ramadan & Penjelasan Ustadz Abdul Somad Mendekati Ramadhan 2019
Persiapan Nissa Sabyan Jelang Bulan Ramadan & Penjelasan Ustadz Abdul Somad Mendekati Ramadhan 2019
BANJARMASINPOST.CO.ID - Persiapan Nissa Sabyan Jelang Bulan Ramadan dan Penjelasan Ustadz Abdul Somad Mendekati Ramadhan 2019
Memasuki Bulan Ramadan yang kurang 2 minggu lagi, Vokalis grup musik Sabyan Gambus, Nissa Sabyan siap menyambut bulan berkah itu. Dengarkan juga penjelasan Ustadz Abdul Somad di bagian berita ini
Grup musik Sabyan Gambus yang satu di antaranya digawangi Nissa Sabyan itu sudah dijadwalkan akan mengisi beberapa acara on air dan off air yang berlangsung hampir setiap hari.
Sebagai vokalis, Nissa Sabyan pun mendapat tantangan dalam menjaga suaranya selama bernyanyi di bulan Ramadan.
Pada bulan Ramadan 2019 ini, Nissa Sabyan dan grup musiknya, Sabyan Gambus juga dipastikan akan tetap aktif manggung.
Baca: Perasaan & Perubahan Syahrini Sebelum Reino Barack Akui Istrinya Hamil, Teman Luna Maya Alami Ini
Baca: Live Streaming Badminton Asia Championship 2019 ( Kejuaraan Asia 2019 ) Sore Ini, Marcus/Kevin Main
Baca: Jadwal Siaran Langsung Liga Inggris Pekan 36 Live RCTI, Manchester United vs Chelsea, Liverpool?
"(Tenggorokan) agak seret aja kali ya, kering. Cuma ya udahlah happy aja sih karena bulan Ramadan dibikin asik. InsyaAllah dapat pahala," kata Nissa Sabyan ditemui di Tower MNC, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (25/4/2019).
Untuk menjaga kondisi suaranya itu, Nissa Sabyan juga mulai membatasi jenis makanan yang akan dikonsumsinya.
Di samping itu, Nissa Sabyan juga akan lebih banyak minum air putih.
"Mungkin kemaren-kemaren Nissa gak ada pantangan makan apa aja, tapi sekarang Nissa udah harus kayak ngejaga makannya dan lebih sering banyak minum air putih," tuturnya.

Rupanya penyanyi 19 tahun ini sempat mengalami masalah yang berhubungan dengan kualitas suaranya.
Hal itu pula yang membuat Nissa semakin menyadari pentingnya menerapkan konsumsi makanan sehat.
"Karena kemarin sempat serak gitu benar-benar kayak kapok gitu kan. Ya sudah deh coba jaga makannya aja."
"Karena kan Nissa enggak suka sayuran. Jadi harus diniatin suka sayuran," pungkasnya seraya tertawa.
Ustadz Abdul Somad Jelaskan Tradisi Jelang Ramadan
Jelang Ramadhan 1140 H, ada baiknya simak penjelasan Ustadz Abdul Somad soal hukum tradisi mandi belimau menyambut bulan puasa itu.
Ya, satu di antara tradisi sebagian masyarakat Melayu menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1440 H adalah tradisi Mandi Belimau.
Nah, bagaimana pendapat Ustadz Abdul Somad soal hukum mandi belimau jelang Ramadhan 1440 H ini?
Tradisi yang bertujuan mensucikan lahir dan batin guna menyongsong bulan penuh berkah tersebut di pulau Bangka masih dilakukan di Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
Berkaitan dengan tradisi ini Ustad Abdul Somad sempat membicarakannya kepada bangkapos.com secara khusus berbincang-bincang dengan Ustaz Abdul Somad di rumah dinas Gubernur Babel.
Momen ini sebelum Ustaz Abdul Somad memberikan ceramah di empat tempat selama dua hari di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (6/12/2017) lalu.
Hari pertama Ustaz Abdul Somad bertausiah di Masjid Al Huda Kampung Melintang, Kota Pangkalpinang, Rabu (6/12/2017) malam.
Dengan gayanya yang sederhana dan santai, Ustaz Abdul Somad menyambut penuh kehangatan.
Dalam sesi itu, Ustaz Abdul Somad mengisahkan soal suku Melayu dari Sumatera Utara, Riau, Kepri dan Babel.

Dia menyebutkan tradisi Melayu tidak lepas dari agama Islam.
Termasuk mengenai mandi belimau menjelang bulan puasa Ramadhan dan kegiatan lainnya.
Lalu, ada yang menyebutkan mandi belimau tidak ada dalam ajaran agama.
"Orang Melayu mandi belimau apa masalahnya. Orang Melayu dulu banyak tinggal di tepian sungai. Nah, ada tradisi Melayu tua mandi belimau di dalam hutan pakai jeruk, asam. Kenapa mereka mandi di sungai, karena rumah dekat sungai. Kok pakai limau, ya untuk membersihkan tubuh.
"MUI bilang haram, haramnya di mana mandi belimau. Ternyata saat ada mandi belimau, diundang artis keyboard (orgen) tunggal lalu joget-joget, itu yang haram.
Jangan sampai bilang nenek moyang kita tidak berilmu. Haram kalau laki-laki dan perempuan bukan muhrim mandi bersama di sungai, ada orgen. Ini local wisdom, tidak ada kaitan lain. Kalau disebutkan tidak mandi (belimau) maka puasa tidak sah itu baru tidak boleh," kata Ustaz Abdul Somad.
Ustaz Abdul Somad mencontohkan peristiwa lain.
Sebelum Nabi Muhammad datang, orang Arab jahiliah biasa melakukan budaya potong kambing saat kelahiran.
Lalu, darah kambing diusap ke kepala anaknya yang baru lahir.
Ketika Nabi Muhammad datang, dia membuang tradisi yang kotor itu.
"Tidak ada lagi darah kambing diusap ke kepala anak baru lahir. Potong kambing tetap, daging dimasak dan dibagikan kepada tetangga. Ambil yang baiknya," ungkapnya.
Ustaz Abdul Somad pernah ceramah di empat tempat selama dua hari di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Hari pertama Ustaz Abdul Somad bertausiah di Masjid Al Huda Kampung Melintang, Kota Pangkalpinang, Rabu (6/12/2017) malam.
Kehadirannya ditunggu ribuan jamaah yang datang dari berbagai tempat di Babel.
Bahkan, panitia sampai menutup jalan di depan masjid hingga beberapa ratus meter untuk menampung jamaah.
Jamaah berjubel mendengar tausiah ustaz dari Pekanbaru, Riau tersebut.
Keesokan harinya, Ustaz Abdul Somad berceramah di Masjid Agung Sungailiat, Kamis (6/12/2017) usai shalat Subuh.
Di tempat ini, Ustaz Abdul Somad juga bagai 'magnet'.
Jamaah datang dari berbagai penjuru Bangka, meski suasana dingin menyelimuti pagi itu.
Menjelang siang, sekitar pukul 10.00 WIB, Ustaz Abdul Somad memberi siraman rohani di Kantor Gubernur Babel.
Ratusan jamaah yang kebanyakan pegawai Pemprov Babel menyambut penuh antusiasme.
Isu ceramah Ustaz Abdul Somad yang mudah dicerna disenangi banyak jamaah.
Orang-orang yang jarang menghadiri acara serupa, tertarik menghadiri tausiah sang ustaz.
Lalu, usai shalat Zuhur, ribuan jamaah memenuhi Masjid Raya Tuatunu, Kota Pangkalpinang.
Pada kesempatan itu Ustaz Abdul Somad berharap agar umat muslim bersatu menolong agama Allah.
Bayar Hutang Puasa Menurut Ustad Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad adalah penceramah asal Pekanbaru, Provinsi Riau.
Ustadz yang akrab disapa UAS ini merupakan Alumnus Al Azhar, Kario dan Darul Hadits Maroko.
Dikutip dari Tribunewsbogor.com, Ustadz Abdul Somad sempat mendapat pertanyaan perihal kapan batas waktu bayar utang puasa tersebut dari seorang jamaah.
Mendengar pertanyaan itu, Ustaz Abdul Somad pun menjawabnya.
Menurut Ustaz Abdul Somad, bagi seseorang yang ingin membayar utang puasa di Ramadhan tahun lalu, batas waktunya adalah sampai bulan Ramadhan tahun ini.
Artinya, termasuk di bulan Syaban pada hari terakhir pun, seorang muslim masih bisa melakukan qadha puasa Ramadhan tahun lalu.
"Batasnya (qadha puasa Ramadhan tahun lalu) kapan ? sampai Ramadhan (tahun) ini," ungkap Ustaz Abdul Somad.
Lebih lanjut, Ustaz Abdul Somad pun memaparkan hukumnya seseorang yang hendak membayar utang puasa di bulan Syaban pada hari Senin.
Maka dijelaskan Ustaz Abdul Somad, orang tersebut akan mendapatkan tiga keuntungan, yakni utang puasanya lunas satu hari, mendapat keutamaan puasa sunah Syaban dan juga puasa hari Senin.
"Siapa yang mengganti puasa di bulan Syaban hari Senin, otomatis dapat tiga, puasa qada lunas satu hari, puasa sunah syaban dapat, puasa hari Senin dapat," imbuh Ustaz Abdul Somad.
Meski begitu, niatan puasa untuk mendapatkan tiga keuntungan itu dijelaskan Ustaz Abdul Somad hanya diucap satu saja, yakni niat untuk qadha puasa Ramadhan.
"Niatnya satu aja, saya niat puasa qada. Otomatis dapat tiga. Jadi enggak perlu niatnya tiga," pungkas Ustaz Abdul Somad.
Lantas, bagaimana jika kita tidak juga membayar utang puasa Ramadhan tahun lalu karena bulan Ramadhan tahun ini telah tiba ?
Ustaz Abdul Somad pun menjabarkan bahwa seseorang itu masih bisa membayarkan utang puasanya itu setelah bulan Ramadhan tahun ini berakhir.
Namun, di qadha puasa selanjutnya itu, orang tersebut tak hanya harus membayarnya, melainkan juga harus membayar fidiah.
Yakni dengan cara memberikan makan orang miskin selama satu hari.
"Kalau sampai Ramadhan dia belum men-qadha juga ? maka dia dapat qadha setelah Ramadhan plus fidiah. Fidiah apa ? memberi makan fakir miskin selama satu hari," ucap Ustaz Abdul Somad.
"Bukan satu kali makan, tapi satu hari makan. Paling tidak tiga kali, makan pagi, siang, makan malam," sambung Ustaz Abdul Somad.
Artikel ini tayang di GRID.ID