Banjir di Kotabaru dan Tanahbumbu
Munawah dan Keluarga Lebaran di Posko Pengungsi Banjir, Dinsos Dirikan Dapur Umum di Mentewe
Hampir semua penghuni rumah mengungsi. Bahkan beberapa di antaranya harus dievakuasi lantaran ketinggian air bertahan sekitar satu meter.
BANJARMASINPOST.CO.ID BATULICIN - Banjir masih merendam ratusan rumah di enam desa di Kecamatan Mentewe Kabupaten Tanahbumbu. Hampir semua penghuni rumah mengungsi. Bahkan beberapa di antaranya harus dievakuasi lantaran ketinggian air bertahan sekitar satu meter.
Evakuasi oleh tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Muspika Mentewe berlangsung sejak Sabtu (9/6) malam. Namun ada beberapa orang yang menolak dan bertahan di rumah mereka.
“Mereka yang dievakuasi kebanyakannya lansia (lanjut usia). Tadi malam menolak dievakuasi, hari ini dilakukan dengan cara persuasif,” kata Camat Mentewe Sulhadi, Minggu (9/6/2019).
Dari semua desa di Mentewe, Dukuhrejo merupakan daerah terparah. Itu karena desa tersebut berada di dataran terendah.
Sulhadi menegaskan tidak ada korban jiwa. Namun banjir merusak beberapa infrastruktur fasilitas umum.
“Terutama jalan, tersisa batu-batu karena aspal terkelupas karena tergerus air. Infrastruktur lain-lain belum ada laporan. Masih fokus evakuasi korban dulu. Setelah ini baru pendataan,” ucap Sulhadi.
Baca: Korban Banjir Mentewe Tanahbumbu Dievakuasi Saat Malam Hari, Ratusan Rumah Masih Terendam
Puluhan hektare sawah petani rusak akibat terendam. Bahkan bisa dipastikan petani mengalami gagal panen.
“Kalau seratusan hektare mungkin ada. Nanti kami data lagi jumlahnya,” ujar Sulhadi.
Sedang Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Tanbu Abdul Rahim menerangkan saat ini tanggul sungai di wilayah Lasung yang jebol telah ditangani. Sejumlah karung berisi pasir ditempatkan untuk menambal sementara tanggul.
“Itu imbasnya ke sawah. Tapi alhamdulillah sudah ditutup kawan-kawan di lapangan,” katanya.
Lebaran di Posko
Akibat rumahnya di Dukuhrejo terendam banjir hingga dua meter, Siti Munawaroh (40) kini tinggal di balai desa yang dijadikan posko pengusian oleh petugas gabuangan. Sebelumnya Munawaroh menginap di masjid yang berjarak 100 meter dari tempat tinggalnya.
Bersama seorang anak dan orangtuanya, Munawaroh tinggal di posko. Demikian pula sejumlah kepala keluarga lainnya.
Saat dihubungi melalui telepon selularnya, Minggu, Munawaroh mengaku mulai terkena batuk dan pusing. Dia pun terus memikirkan rumahnya yang dilanda banjir sejak sepekan lalu akibat guyuran hujan.
Baca: Embung Tirawan Jebol, 2.840 Pelanggan PDAM Kotabaru Tak Dapat Air, Warga Andalkan AIr Hujan
“Sebelum lebaran banjir. Sempat dua hari, kemudian surut. Sehari setelah lebaran, banjir lagi,” kata Munawaroh.
Terlebih, Munawaroh hanya membawa selembar pakaian di badan. Barang berharga miliknya seperti televisi dan kasur terendam. “Mana sempat bawa barang-barang. Begitu banjir tiba-tiba datang, saya langsung keluar rumah. Alhamdulillah semua (anak dan ibu) selamat,” katanya.
Sementara itu Kasi Kessos Kecamatan Mentewe Muhlisin mengatakan dinas sosial dan BPBD telah mendirikan dapur umum. Selain itu bantuan juga mulai datang.
“Saat lebaran hari pertama sudah datang logistik dari BPBD. Kesediaan logistik masih ada untuk tiga hari. Hari ini rombongan bupati juga datang,” kata Muhlisin.
Saat sejumlah tempat masih banjir, ruas jalan trans Kalsel yang terdampak berangsur normal. Kendaraan roda dua dan empat sudah bisa lewat. Termasuk di jalan daerah Sebamban yang masih terendam.
“Jalan di Sebamban masih terendam,” kata Erwin, yang melakukan perjalanan balik lebaran dari Banjarmasin ke Batulicin.
Palanggan PDAM Kotabaru Tak Dapat Pasokan Air
Embung Tirawan di Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru juga kering. Itu karena embung jebol pada Sabtu (8/6) sekitar pukul 11.00 Wita akibat tak mampu menahan air. Hujan mengguyur deras kawasan itu selama tiga hari.
Akibat keringnya embung, PDAM Kotabaru tak bisa mendapatkan air baku. Sebagian wilayah Kotabaru tak bisa mendapatkan air bersih dari PDAM.
Dari pantauan, Minggu, embung rusak parah. Bagian samping pintu air jebol dan sebagian siring tempat tugu tulisan Embung Tirawan juga ambles dan runtuh.
Baca: Sejumlah Titik Jalan di Kotabaru yang Sempat Tergenang Banjir Kering, Arus Mudik Kembali Lancar
“Sebagian besar distribusi air mati. Ini berpengaruh kepada 2.840 pelanggan di Kecamatan Pulau Laut Utara.
Namun kami masih menggunakan Intake lama yang kapasitasnya lebih kecil dari Embung Tirawan. Kapasitas embung yang ada hanya 25 liter/detik dari kebutuhan 45 liter/detik,” kata Kabag Teknik PDAM Kotabaru, Syahrian Wahyudi.
Dia menyebutkan lokasi embung tersebut dekat dengan Embung Tirawan. Posisinya sedikit lebih ke atas.
“Tindakan kami sekarang adalah mengoptimalkan intake lama, melakukan penggiliran wilayah layanan Tirawan dan berkoordinasi berbagai pihak seperti Bappeda dan Balai Wilayah Sungai Kalimantan 2 yang membangun embung. Hari ini petugas balai sudah di lokasi untuk penanganan, “ katanya.
Akibat air leding dari PDAM tak mengalir sejak Sabtu sore, Ancah warga Sungai Paring terpaksa mengandalkan air hujan. “Air PDAM sudah tak mengalir karena jebolnya embung. Kami bisa paham, tetapi kami sangat mengharapkan bisa segera dicarikan solusinya,” kata Ancah.
Baca: Paman Birin Turun Tangan Bantu Mengatur Lalu LIntas di Jalan Terendam Banjir
Staf Balai Wilayah Sungai Kalimantan 2, Harli, mengatakan pihaknya masih berkoordinasi dengan kantor pusat pusat untuk menangani jebolnya Embung Tirawan. Namun dia menegaskan telah berkoordinasi dengan Pemkab Kotabaru karena ini menyangkut ketersediaan air minum warga.
“Yang pasti pengamanan kedaruratan nya dulu. Tim kami juga di lapangan. Untuk penanganan perbaikan kami akan koordinasikan dengan pusat. Ya mudah-mudahan ada langkah segera,” kata dia.
Dia menjelaskan koordinasi dengan kantor pusat dan pemerintah daerah perlu dilakukan terkait alokasi anggaran. “Hal ini mengingat bencana terjadi pada pertengahan tahun dan pertengahan perencanaan anggaran,” katanya. (sah/hid/lis)