Selebrita
Kemunculan Ahok BTP Bikin Heboh Saat Coba MRT Bareng Putra Veronica Tan, Tak Ada Puput Nastiti Devi
Kemunculan Ahok BTP Bikin Heboh Saat Coba MRT Bareng Putra Veronica Tan, Tak Ada Puput Nastiti Devi
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kemunculan Ahok BTP Bikin Heboh Saat Coba MRT Bareng Putra Veronica Tan, Tak Ada Puput Nastiti Devi
Basuki Tjahaja Purnama ( BTP ) alias Ahok bersama Nicholas Sean Purnama, putra sulung Veronica Tan mendatangi Stasiun MRT ASEAN di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (5/7/2019). Kali itu tak terlihat Puput Nastiti Devi
Dalam momen itu, Ahok BTP didampingi rekan-rekan dan putra sulung Veronica Tan, Nicholas Sean Purnama dan tak terlihat sosok Puput Nastiti Devi
Momentum Ahok BTP mendatangi Stasiun MRT ASEAN dibagikan putra Veronica Tan, Nicholas Sean Purnama di media sosial Instagram yang telah terverifikasi.
Baca: Ahok BTP & Puput Nastiti Devi Resmi Menikah, Putra Veronica Tan, Nicholas Sean Purnama Ungkap Fakta
Baca: Ani Yudhoyono Ultah, Ini Momen Manis Istri SBY dengan Anak AHY, Annisa Pohan, Ibas & Aliya Rajasa
Baca: Luna Maya Diajak Nikah Sosok Ini & Dinyanyikan Lagu Ariel NOAH, Ini Ekpresi Teman Faisal Nasimuddin
Baca: LIVE INDOSIAR! Head to Head & Live Streaming Persebaya vs Persib Bandung di Liga 1 2019 Malam Ini
Baca: Aurel Hermansyah Panggil Verrell Bramasta dengan Panggilan Sayang, Putri Sambung Ashanty Jadian?
Melihat kedatangan Ahok, orang-orang di stasiun tersebut memberikan reaksi yang terduga.
Mulanya Nicholas Sean menjelaskan jika hari ini dirinya bertugas menemani sang ayah.
"Nemenin papa di MRT," ucap Nicholas Sean.
Sementara itu Ahok tampak berdiri di depan Nicholas Sean sambil melipat tangan.
Di seberang peron tempat Ahok berada, terlihat segerombolan orang berkumpul.
Mereka tak mau melewatkan momen kedatangan Ahok di Stasiun MRT ASEAN.
Orang-orang tersebut kompak mengoperasikan kamera ponsel.
Seolah tak mau kalah, Ahok juga mengambil kamera dan mengarahkan lensanya ke arah orang-orang itu.
Sontak orang-orang itu berteriak histeris sambil melambaikan tangan.
Ahok alias BTP mendatangi Stasiun MRT ASEAN di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (5/7/2019). (Instagram Nicholas Sean)
Di dalam stasiun MRT Ahok juga mendapatkan perlakuan serupa dari orang disekitarnya.
Belasan bahkan puluhan orang berkumpul mengajak Ahok untuk berswafoto.
Hal tersebut membuat Nicholas Sean mengeluh.
Ia mengatakan terasa sulit berjalan dengan Ahok walau hanya beberapa meter.
Ahok alias BTP mendatangi Stasiun MRT ASEAN di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (5/7/2019). (Instagram Nicholas Sean)
Pasalnya langkah mereka selalu terhenti akibat orang yang ingin berfoto dengan Ahok.
"Susah berjalan beberapa meter dengan pria ini (Ahok re)," tulis Nicholas Sean.
Ahok alias BTP mendatangi Stasiun MRT ASEAN di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (5/7/2019). (Instagram Nicholas Sean)
Jokowi : MRT Keputusan Politik Bareng Pak Ahok
Calon presiden petahana Joko Widodo menegaskan bahwa Moda Raya Transportasi ( MRT) yang kini sudah bisa dinikmati masyarakat Jakarta merupakan keputusan politiknya saat menjabat gubernur DKI bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang kala itu wakil gubernur.
"Itu pun putusan politiknya, kita putuskan saat saya jadi Gubernur saat itu dengan Pak Ahok," kata Jokowi saat menghadiri deklarasi dukungan 10.000 pengusaha untuk Jokowi-Ma'ruf di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Jokowi meminta para pengusaha yang hadir dalam acara itu segera menjajal MRT yang saat ini masih dalam tahap ujicoba.
Presiden Jokowi sendiri sudah menjajal MRT sebanyak dua kali, termasuk saat menghadiri acara deklarasi dukungan di Istora ini.
Jokowi mengatakan, pembangunan MRT di Jakarta sebenarnya sudah terlambat.
Proyek itu menurut dia sudah diajukan sejak 30 tahun silam, namun selalu ditolak oleh gubernur-gubernur sebelumnya.
Alasannya karena tak membawa keuntungan. Namun, Jokowi mengaku ia tidak melihat untung dan rugi saat memutuskan untuk membangun MRT.
"Yang namanya transportasi massal itu ya rugi. Saat itu saya dipaparkan rugi. Kalau untung rugi, itu untuk para pengusaha. Kalau untuk negara, hitungannya bukan untung dan rugi," kata Jokowi disambut riuh para pengusaha yang hadir.
Menurut Jokowi, pembangunan transportasi massal harusnya memperhitungkan manfaat dan kepentingan masyarakat dan negara.
Jokowi menyebut, saat ia menjabat Gubernur DKI dulu, kerugian dari kemacetan di Jakarta, Bogor, Depok Tangerang dan Bekasi sudah mencapai Rp 60 Triliun setiap tahunnya. Saat ini kerugian akibat kemacetan ditaksir mencapai Rp 100 Triliun.
"Apa mau diteruskan? Lebih baik dipakai untuk bangun MRT LRT benar? Itu yang namanya keputusan politik sehingga secara makro negara kita tetap untung gede," kata dia.
Artikel ini tayang di TribunJakarta.com