BPost Cetak

Tujuh Mahasiswa Asing Belajar Bikin Sasirangan, Sa’ad Senang Bisa Ikut Menjelujur

Mereka fokus pada pembuatan sasirangan oleh anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Banjar Sungai Jinggah.

Penulis: Edi Nugroho | Editor: Hari Widodo
Bpost Cetak
BPost Edisi Minggu (28/9/2019) 

BANJARMASINPOST.CO.ID - VENT The 1st Borneo Global Summer Camp Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) meramaikan Az-Zahra Sasirangan di Kampung Sasirangan Sungai Jinggah Banjarmasin, Sabtu (27/7) pagi.

Kehadiran tujuh mahasiswa asing yang menjadi pesertanya juga menyedot perhatian warga.

Namun kehadiran warga tak mengalihkan perhatian para mahasiswa itu.

Mereka fokus pada pembuatan sasirangan oleh anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Banjar Sungai Jinggah.

Tujuh mahasiswa asing itu yakni Dr Idris La Terra dari Australia, Elena (Italia), Kausar dan Wan Maimunah (Thailand), Brayan dan Christian ( Filipina) serta Sa’ad (Arab Saudi).

Baca: Si Palui : Kada Ba-H

Baca: Dibuka Sekjen Kemendikbud, LPMP Seleksi 282 Sekolah Model se Kalimantan Tengah

Baca: Lihat Pernikahan Siti Badriah Bikin Sule Ngebet Ingin Nikah, Naomi Zaskia : Doakan Saja

Baca: Xpander Ultimate AT dan Pajero Sport Dakar 4x2 Bukukan PenjualanTerbanyak Mitsubishi di GIIAS 2019

Sa’ad bahkan menyempatkan diri belajar menjelujur. Dia mengaku senang bisa belajar membuat kain sasirangan.

Sasirangan sangat unik dan berbeda dengan kain tradisional lainya karena prosesnya murni tradisional.

“Dari praktek tadi bersama perajin kain sasirangan, proses paling sulit saat menjahit. Saya sangat menyukai sasirangan dan akan membawa banyak oleh-oleh kain ini untuk dibagikan kepada keluarga dan teman-teman di Arab Saudi,” katanya.

Sedang Idris menyatakan teknik pembuatan sasirangan sangat unik dan melalui tahapan panjang. “Jadi saya kira wajar kalau sasirangan asli buatan tangan itu mahal,” katanya.

Akmad Khailani, panitia kegiatan, menjelaskan dengan event ini UMB ingin memperkenalkan budaya Banjarmasin ke mahasiswa dan partisipan internasional. “Inti utama dari event ini people to people diplomasi atau proses diplomasi antar sesama warga,” katanya.

Ditambahkannya, tema event ini adalah river culture atau budaya sungai sehingga selain wisata susur sungai juga ada kunjungan ke Sungai Jinggah Banjarmasin untuk melihat secara langsung proses pembuatan sasirangan.

“Pembuatan sasirangan adalah sesuatu yang spesifik dari budaya Banjar,” katanya.

Uniknya, sambung Khailani, dalam event ini diperlihatkan kepada mahasiwa asing kepada seluruh rangkaian proses membuat sasirangan seperti menjelujur hingga pewarnaan. Tujuh mahasiswa asing selain melihat dan praktek langsung membuat sasirangan juga susur sungai ke Pulau Kembang dan Pulau Bakut.

Baca: Dijinkan Kenakan Bawahan Rok Perempuan di Sekolah, Begini Penampilan Siswa Laki-laki di Taiwan

Baca: Gelar Kongres Luar Biasa di Ancol, PSSI Selesaikan Revisi Statuta

Baca: Namanya Masuk Bursa Pilwakot Solo, GIbran Mengaku Masih Fokus Urus Bisnis

“Para mahasiswa asing juga diajak ke Matan Keladan untuk melihat pemandangan alam. Jadi event ini merupakan kegiatan budaya dan outbond,” katanya.

Muhammad Rafi, Ketua Pokwarwis Kampung Banjar Sungai Jinggah, bersyukur dan bangga mendapatkan karena mendapatkan kunjungan dari mahasiswa dalam dan luar negeri. Baik mahasiswa nasional dan internasional dikenalkan pembuatan sasirirangan dari awal sampai akhir.

“Kita jelaskan sejarah sasirangan, cara mewarna sampai akhir proses sampai siap dijual,” katanya.

(edi nugroho)

Artikel ini bisa dibaca lebih lengkap di Banjarmasinpost Edisi Minggu (28/7/2019)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Aneh Tapi Waras

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved