Berita Kotabaru
Perpustakaan di SMPN 7 Kotabaru Disulap Jadi Ruang Kelas, Siswa dan Guru Mengeluh Tidak Fokus
Keterbatasan ruang kelas yang terjadi di SMPN 7 Kotabaru memaksa guru-guru di sekolah itu untuk memanfaatkan ruang perpustakaan tempat pembelajaran
Penulis: Man Hidayat | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Keterbatasan ruang kelas yang terjadi di SMPN 7 Kotabaru memaksa guru-guru di sekolah setempat untuk memanfaatkan ruang perpustakaan menjadi tempat pembelajaran berlangsung.
Tidak itu saja, teras ruang belajar di SMPN setempat juga disulap menjadi sebuah musala.
Ruangan perpustakaan ini telah lama dijadikan ruang kelas lantaran di Sekolah yang berada di Desa Hilir Muara Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru memang telah sejak lama kekurangan ruangan belajar.
Perpustakaan yang dijadikan ruang kelas itu kini ditempati oleh siswa kelas VIII dan IX.
Kedua kelas itu, hanya disekat papan triplek setinggi 2 meter yang tentu saja membuat siswa tidak fokus selama pembelajaran berlangsung.
Baca: Dua Tunanetra Banjar Kembali Harumkan Banua di Jakarta, ini Prestasinya
Baca: Bang Grandong, Pria Menjijikan yang Viral di Media Sosial Makan Kucing Hidup-hidup, Ini 5 Faktanya
Baca: Akhirnya, Isu Syahrini Hamil Dijawab Lantang Aisyahrani, Istri Reino Barack Itu Diminta Istirahat
Baca: Zulkifli Hasan Berikan Arahan Kepada Caleg PAN Terpilih di Kalsel, Minta Caleg Fokus Jalankan Tugas
Bangunan sekolah ini memang masih terbilang baru karena baru dibangun sejak 2017 lalu pindahan dari sekolah Satu Atap dengan SD Hilir. Dimana SMPN ini merupakan relokasi yang sudah berdiri sejak 2009 lalu di sekolah asal.
Kini, sekolah ini memiliki 86 siswa. Terdiri dari kelas VII sebanyak 38 siswa, kelas VIII sebanyak 26 siswa dan kelas IX sebanyak 22 siswa.
Dengan jumlah siswa tersebut, siswa di sekolah ini juga tidak leluasa melaksanakan upacara bendera setiap senin karena sekolah ini tidak memiliki halaman. Mereka memanfaatkan jalan sempit di depan ruang kelas dan berdiri 1 tiang bendera dari tiang bambu kering.
Menurut siswa di sekolah ini, mereka sering kebisingan saat belajar. Apalagi bila satu ruangan ribut, suaranya pasti terdengar dan tidak fokus belajar lantaran bising.
Begitu juga dengan guru yang mengajar di ruangan itu.
"Mengajarnya sering tidak fokus karena bising. Begitu juga anak-anak, tidak bisa konsentrasi. Kurang kondusif, satu ruangan dibagi dua, dengn sekat seadanya. Kalau dua guru mengajar masing-masing kelas pasti berisik ngajarnya. Tidak bisa maksimal, " kata Norhana, satu di antara guru di SMPN 7 Kotabaru.
Sementara itu, Kepala SMPN 7 Kotabaru Nor Anisah, mengatakan begitulah kondisi sekolahnya yang masih serba kekurangan.
Ruang kelas terpaksa dibagi agar aktivitas belajar tetap berjalan dengan lancar.
Begitu juga musolla yang menggunakan teras depan ruangan kelas VII dan saat belajar bimtek keagamaan juga menggunakan teras depan kantor.
"Begitulah kondisi sekolah kami. Masih banyak kekurangan dan kami juga baru dapat bantuan komputer sekitar 22 unit. Cuma bingung karena belum ada ruangan untuk ruang lab komputer, " katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/kekurangan-kelas-perpustakaan-ini-disekat-menjadi-kelas.jpg)