Life Style

Cara Menyimpan dan Mengolah Daging Kurban agar Empuk dan Nutrisinya Maksimal saat Dimasak

Apa saja yang harus kita perhatikan ketika mengolah daging kurban supaya empuk dan nutrisinya maksimal?

Editor: Elpianur Achmad
Tasting Table
Ilustrasi daging. Berikut ini 8 cara mengolah daging kurban agar awet dan sehat, jangan pakai plastik hitam hingga bumbui terlebih dahulu. 

Tentu saja kita ingin menjaga kualitas protein dalam daging agar tidak rusak dalam proses pembuatan makanan. Namun pada praktiknya, makanan berbahan dasar daging seringkali dimasak dalam durasi yang cukup lama agar daging lebih mudah dikonsumsi karena lunak.

Protein adalah zat yang sangat sensitif terhadap suhu, dan ini dapat menurunkan skor kualitas protein apabila salah satu komponen penyusunnya (yaitu asam amino) rusak.

Pada dasarnya, daging adalah gabungan dari berbagai jaringan otot yang di-“ikat” menjadi satu oleh jaringan ikat. Ketika dimasak pada suhu 20-50 derajat celcius, jaringan ikat akan menjadi kaku dan membuat daging menjadi alot.

Di atas suhu 60 derajat celcius, miofibril yang merupakan unit pembentuk otot akan mulai kehilangan massa airnya dan menyebabkan pengurangan volume daging yang sangat drastis.

Ketika suhu mendekati 100 derajat celcius, salah satu asam amino bernama Lysine merubah konfigurasinya untuk berikatan dengan gula dan menyebabkan warna kecoklatan pada daging.

Tidak hanya warna, reaksi ini juga yang memberikan rasa gurih khas pinggiran daging yang terpanggang kering. Reaksi antara lysine dan gula ini disebut reaksi Maillard. Hilangnya asam amino lysine karena proses reaksi maillard dianggap tidak terlalu berarti karena jumlah lysine yang hilang tidak signifikan.

Namun, proses memasak selama berjam-jam yang bertujuan untuk melunakkan daging dapat menghilangkan lysine dalam jumlah yang cukup banyak.

Sate daging kambing
Sate daging kambing (Instagram foxresep)

Tidak hanya lysine, asam amino esensial lain mengandung sulfur bernama methionin juga akan mengalami perubahan struktur apabila terpapar suhu tinggi yang cukup lama ini, sehingga kehilangan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan gizi.

Baca: Resep Masakan Daging Kurban Idul Adha 2019 & Tata Cara Buat Daging Empuk dengan Bahan Alami

Alternatif lain untuk melunakkan daging tanpa mengekspos daging ke suhu tinggi terlalu lama yaitu dengan menggunakan enzim pelunak daging.

Di luar negeri, meat tenderizer atau zat pelunak daging dijual secara komersil di lorong bumbu dapur supermarket. Akan tetapi, sebetulnya bahan dasar dari meat tenderizer ini dapat ditemukan dengan mudah dan murah dalam buah pepaya dan nanas.

Pepaya mengandung enzim bernama papain, sebuah enzim yang bekerja dengan cara memecahkan protein (proteolisis) pada daging – terutama yang mengandung asam amino dengan rantai samping aromatik seperti fenilalanin dan tirosin.

Enzim ini sangat stabil karena memiliki titik didih yang tinggi yaitu 80 derajat celcius. Dikarenakan titik didih yang tinggi inilah, enzim papain dapat bekerja lebih baik dibandingkan enzim yang terkandung pada nanas bernama bromelain.

Namun, ini menjadi masalah apabila daging dimasak setengah matang atau pada temperatur di bawah 80 derajat celcius.

Apabila daging yang di lumuri pepaya dimasak pada temperatur di bawah 80 derajat celcius, enzim papain masih aktif dan akan terus melunakkan daging bahkan ketika kita menyimpannya untuk dimakan di lain waktu. Akibatnya, daging menjadi terlalu lunak dan teksturnya tidak lagi nikmat untuk di hidangkan.

Jika Anda tidak berencana untuk menghabiskan hidangan olahan daging dalam waktu yang singkat, lebih baik masak daging yang telah dilunakkan oleh papain hingga matang atau gunakan enzim bromelain yang suhu deaktivasinya lebih rendah.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved