PT PLN Wilayah Kalselteng

Warga Dusun Cekdam Tak Lagi Krisis Air Bersih karena Program CSR PLN Peduli

Bertahun-tahun warga Dusun Cekdam, Desa Pandansari, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanahlaut, Kalimantan Selatan kesulitan untuk mengakses sarana air

Penulis: Sofyar Redhani | Editor: Eka Dinayanti
Humas PLN Wilayah Kalselteng
Bantuan sumur bor, pompa, tandon dan pipa induk tersebut merupakan inisiatif PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN UIW Kalselteng) melalui Program CSR PLN Peduli Pembangunan Sarana Air Bersih pada tahun 2017. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Bertahun-tahun warga Dusun Cekdam, Desa Pandansari, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanahlaut, Kalimantan Selatan kesulitan untuk mengakses sarana air bersih.

Dusun berjumlah kurang lebih 350 kepala keluarga (KK) tersebut sangat senang ketika musim hujan datang.

Hujan membawa berkah bagi penduduk Desa Simpang Empat Sungai Baru, karena selama musim hujan persediaan air akan melimpah.

Itu artinya, warga desa tidak akan kesulitan mencari sumber air bersih untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari.

Di saat musim kemarau, air di sumur gali akan surut dan sumur menjadi kering.

Satu-satunya yang bisa mereka harapkan adalah penjual air.

Ahmad Nuryakin, warga RT 10 Dusun Cekdam menyampaikan bahwa warga terpaksa harus membeli air agar air tetap mengalir di rumah-rumah mereka dengan harga Rp 40ribu – 60ribu per tangki (1.200 liter).

Air tersebut dapat mereka gunakan untuk keperluan sanitasi seperti mandi, mencuci dan memasak.

Selama sebulan, setiap rumah tangga harus mengeluarkan uang rata-rata sebesar Rp 400 ribu - Rp 700 ribu per bulan untuk membeli air.

Baca: Penampilan Veronica Tan Saat HUT RI Jadi Sorotan, Ahok BTP Upacara Tanpa Puput Nastiti Devi?

Baca: Video Ramainya Rumah Merry Asisten Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Tersebar, Benar Menikah?

Baca: Burj Khalifa Tampilkan Bendera Indonesia dalam Peringatan 17 Agustus, Begini Ceritanya

“Tapi itu dulu. Dulu dengan harga segitu tergantung kualitas airnya. Kadang airnya kotor dan keruh. Sekarang, berkat adanya bantuan sumur bor, pompa, tendon dan pipa induk dari PLN, kami masyarakat Dusun Cekdam sangat terbantu. Sekarang warga hanya perlu mengeluarkan uang Rp 20-140 ribu dalam sebulan untuk kebutuhan air mereka,” ujar Ahmad Nuryakin, warga setempat.

Bantuan sumur bor, pompa, tandon dan pipa induk tersebut merupakan inisiatif PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN UIW Kalselteng) melalui Program CSR PLN Peduli Pembangunan Sarana Air Bersih pada tahun 2017.

PLN UIW Kalselteng memberikan bantuan berupa pembangunan sarana air bersih berupa sumur bor sedalam lebih dari 100 meter di bawah tanah di tiga titik.

Ketiga titik tersebut yaitu di Desa Pandansari Kecamatan Kintap, serta dua titik di Desa Simpang Empat Sungai Baru Kecamatan Jorong.

Pada 2018, pengelolaan program CSR tersebut diserahkan kepada PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Kalimantan (PLN UIKL Kalimantan).

Adanya pergantian pengelolaan tersebut karena lokasi bantuan masih berada di sekitar PLTU Asam Asam.

Setelah bantuan secara resmi diserahkan oleh PLN kepada warga yang diwakili oleh Kepala Desa Pandansari pada 8 Februari 2018, pengelolaan sarana air bersih dipegang oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Mitra Rumpun Pandansari.

Melalui Bumdes, warga Dusun Cekdam berinisiatif untuk membentuk Pengelolaan Air Bersih Cekdam (PABC) yang diketuai oleh Ahmad Nuryakin.

Ahmad Nuryakin bersama empat orang warga Dusun Cekdam lainnya yang tergabung dalam PABC mencoba merintis pengelolaan air bersih dari sumur bor bantuan PLN agar dapat dirasakan oleh seluruh warga.

Ahmad Nuryakin dan tim dari PABC sebelumnya sudah mempersiapkan skema pendaftaran pelanggan air sumur bor.

Mereka menawarkan paket pemasangan mulai dari menyalurkan pipa ke rumah warga, membelikan meteran hingga memasangnya.

Total biaya yang harus dibayar warga untuk mendapatkan fasilitas air dari sumur bor bantuan PLN sebesar Rp 450 ribu.

Pelanggan kemudian sudah bisa menikmati dan menggunakan air tersebut untuk kegiatan sehari-hari.

“Setiap ada warga yang daftar menjadi pelanggan dan minta disambung airnya, saya minta mereka membayar down payment (DP) sebesar Rp 50ribu. Saya beri tulisan di kertas rincian harganya untuk beli meteran, stop kran dan pipa, totalnya dikenakan sebesar Rp 450ribu per rumah. Harga itu sudah termasuk pembelian alat dan pemasangan. Kita sediakan empat pipa distribusi per rumah. Jika di rumah itu perlu lebih dari empat pipa, maka pemilik rumah harus membeli sendiri. Tapi tetap kami yang akan pasangkan pipa itu,” ujar Ahmad Nuryakin.

General Manager PLN UIKL Kalimantan Ikram menyampaikan bahwa tujuan dari Program CSR PLN Peduli Pembangunan Sarana Air Bersih adalah memberikan kemudahan akses air bersih bagi masyarakat, khususnya pada saat musim kemarau.

Dengan demikian, kebutuhan air bersih sehari-hari bagi masyarakat dapat terpenuhi.

“Air merupakan kebutuhan yang vital bagi manusia. Melalui Program CSR PLN Peduli ini kami ingin memberikan bantuan yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar pembangkit,” ujar Ikram.

CSR PLN Peduli merupakan kontribusi PLN dalam pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Selain mengabdi untuk menerangi negeri, melalui momen kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 ini, Ia menekankan bahwa PLN terus berfokus pada program-program CSR yang bersifat empowering atau memberdayakan masyarakat.

"Selain itu, adanya CSR PLN Peduli merupakan tanggung jawab sosial perusahaan dalam mewujudkan salah satu aspek Sustainable Development Goals (SDGs). Yang kami targetkan salah satunya adalah program berkeberlanjutan itu. Kami ingin agar bantuan yang diberikan dapat dikelola secara berkelanjutan oleh masyarakat, sehingga kedepannya masyarakat tidak bergantung pada bantuan PLN," ujar Ikram.

(banjarmasinpost.co.id/sofyar redhani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved