Kerusuhan di Manokwari

Massa Menjarah dan Membakar Warung, Pedagang yang Kebanyakan Warga Pendatang Hanya Bisa Pasrah

Makki yang juga Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) mengatakan para pedagang yang sebagian besar pendatang sudah pasrah.

Editor: Eka Dinayanti
BPost Cetak
BPost edisi cetak Selasa (20/8/2019) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MANOKWARI - Massa juga menjarah warung.

Haji Syahruddin Makki (56), warga dan pedagang di Pasar Manokwari, kepada Tribun pukul 13.00 WIT, mengatakan massa kian tak terkendali.

“Toko, warung yang ada di pinggir jalan sudah dijarah, lalu banyak yang dibakar,” kata Syahruddin melalui sambungan telepon seluler.

Makki yang juga Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) mengatakan para pedagang yang sebagian besar pendatang sudah pasrah.

Baca: Penampakan Perut Buncit Putri Mulan Jameela Pernah Heboh, Kini Tiarani Savitri Disorot Karena Ini

Baca: Sering Tampil Seksi, Sosok Mutia Ayu, Pedangdut Dinikahi Glenn Fredly Pasca Putus dari Aura Kasih

Baca: Massa di Manokwari Membakar Gedung DPRD Papua Barat dan Merusak Fasilitas Publik

“Kami tak bisa apa-apa lagi, pasrah saja. Massa betul-berul marah dengan kejadian di Surabaya dan komentar-komentar nasional,” ujar Syahruddin Makki.

Dia menjelaskan sekitar 3.000 warga KKSS yang beraktivitas di sekitar Pasar Sanggung di sepanjang Jalan Yos Sudarso dan sekitar Gedung DPRD Papua Barat, sudah meninggalkan rumah dan toko mereka.

“Kantor gubernur lama juga sudah dibakar tadi,” ujarnya.

Kondisi mencekam di Manokwari, kata dia, sudah berlangsung sejak pukul 09.00 WIT.

Massa yang kebanyakan warga lokal, sudah turun ke jalan sejak pukul 08.00 WIT.

Mereka berjalan kaki, dan meneriakkan protes atas video viral yang menggambarkan perlakuan ormas dan aparat terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Malang, dan Semarang.

Tokoh masyarakat KKSS, melalui grup WhatsApp, juga sudah mengimbau warga untuk berkumpul di titik-titik tertentu, yang dijaga aparat.

Syahruddin Makki juga melaporkan, kini aparat dan warga di daerah transmigrasi di luar Manokwari, juga tegang.

“Tadi laporan dari SP (Sentra Pemukiman) di luar kota, juga sudah minta bantuan aparat polisi dan TNI,” kata Syahruddin Makki, menggambarkan suasana di daerah transmigran yang berjarak antara 50 km hingga 60 km dari Kota Manokwari.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved