Bpost Cetak
Tungro Serang Sejumlah Kabupaten, Stok Beras Kalsel Aman Hingga 2020
Serangan Tungro terjadi di Kabupaten Baritokuala dan Banjar, yang merupakan penghasil padi terbesar di Kalsel.
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Sawah di Kalimantan Selatan terancam serangan penyakit tungro yang dibawa wereng hijau. Setidaknya serangan terjadi di Kabupaten Baritokuala dan Banjar, yang merupakan penghasil padi terbesar di Kalsel.
Di Batola, tungro telah merusak sedikitnya 113 hektare dari 105 ribu hektare luas sawah. Penyakit ini menyerang padi lokal khususnya jenis siam halus.
Penyebaran penyakit ini telah dipantau oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Batola. “Sawah yang terserang tunggro bukan puso sehingga masih bisa dipanen,“ kata Kasi Perlindungan Tanaman Pangan, Ibnu Medio Ginting, Rabu (28/8/2019).
Dijelaskannya, dari laporan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) di Kecamatan Alalak, lahan padi yang terkena tungro seluas 44 hektare. Di Kecamatan Mandastana 24 hektare, Kecamatan Jejangkit 16 hektare, Kecamatan Bakumpai sembilan hektare dan di Kecamatan Barambai juga sembilan hektare.
“Total seluruhnya termasuk di kecamatan lain ada 113 hektare,” kata Ibnu.
Dari seluruh kecamatan, hanya Wanaraya, Tamban dan Kuripan yang terpantau belum kena serangan.
Baca: PON 2022 Yudhis Tetap Wakili DKI, Berharap Pembinaan Atlet Kalsel ditingkatkan
Baca: Lagi, KPK Periksa Mantan Bupati HST
Baca: Tutupi Defisit Rp 32 Triliun, Pemerintah Rencanakan Naikan Iuran BPJS 100 Persen
Baca: Aktor Aquaman dan Anjingnya Terkurung 2 Jam dan Kelaparan, Jason Momoa Gagal Bobol Atap Lift
Ibnu mengatakan sawah yang terserang tungro sudah dilakukan pengendalian baik oleh petani secara swadaya maupun dibantu dinas. Bantuan berupa insektisida telah disebar POPT di kecamatan masing-masing. Insektisida ini untuk membasmi wereng hijau yang merupakan vektor penyebar virus tungro.
Sementara itu serangan tungro di Kabupaten Banjar masih dalam skala kecil. “Sawah yang terserang tungro yakni di Kecamatan Gambut dan Kertakhanyar,” kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Banjar HM Fachry, Rabu (28/8).
Fachry mengatakan pihaknya bersama kelompok tani selama ini aktif melakukan POPT. Ketika terjadi serangan penyakit, ecara cepat terdeteksi dan langsung dilakukan penanggulangannya.
“Kelompok tani dan PPL (penyuluh pertanian lapangan) serta aparat lain pada saat ada informasi mengenai serangan, kami langsung mengadakan gerakan pengendalian sehingga serangan dapat dikendalikan dan tidak meluas,” tandas Fachry.
Itu sebabnya penyakit tungro di Gambut dan Kertakhanyar beberapa waktu lalu dapat segera diatasi. “Alhamdulillah saat ini sudah panen,” kata Fachry.
Bulog Divre Kalsel menjamin ketersediaan beras di daerah ini. Kepala Bulog Divre Kalsel Kholisun, Rabu, mengatakan saat ini stok beras di Kalsel 14.280 ton. Ini cukup untuk konsumsi warga Kalsel hingga April 2020.
Stok akan terus bertambah karena Bulog telah bekerja sama dengan sejumlah penggilingan untuk menambah stok. Intensitas penyerapan beras lokal diperkirakan mencapai puncaknya pada akhir tahun.
“Stok beras digunakan untuk berbagai kebutuhan. Di antaranya cadangan beras untuk bencana alam dan kegiatan stabilisasi harga atau operasi pasar,” paparnya.
Baca: Soal Lokasi Ibu Kota Baru, Kepala Bappens : Jangan Nuduh Kita Bermain dengan Pengambang, Nggak
Baca: 2 Warga Sipil Tewas karena Luka Tembak dan Kena Anak Panah di Deiyai, Polisi Pastikan Melibatkan KKB
Selain itu, ada beras khusus yang dialokasikan untuk keluarga atau masyarakat prasejahtera. Sedangkan beras premium dan medium disalurkan sesuai permintaan.
Diprediksi, kebutuhan beras akan tinggi pada November-Desember 2019 serta Januari-Februari 2020. Kendati demikian, Kholisun menjamin stok beras bakal aman, hal ini karena adanya program pengadaan berkesinambungan yang sedang dijalankan. (ogi/roy/naa)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/pembalap-binuang-yudhistira-perkuat-dki-jakarta.jpg)