Berita Regional

Bocah 3 Tahun Ingin Sekali Jadi Seorang Laki-laki, Tapi Apa Mungkin dengan Kelamin Ganda?

AR (3), bocah asal Kampung Mareleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, miliki alat kelamin ganda.

Editor: Didik Triomarsidi
KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN
AR (3), bocah asal Kampung Mareleng, Kecamatan Haurwangi, Desa Kertamukti, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memiliki kelainan pada organ vitalnya. Sejak lahir ia punya dua alat kelamin. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, CIANJUR – AR (3), bocah asal Kampung Mareleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, miliki alat kelamin ganda.

Sempat diperiksa di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, AR didiagnosis mengalami Hipospadia dan kelainan Undescended Testis.

Hipospadia merupakan kelainan pada lubang kencing yang tidak terletak di ujung kepala penis.

Sedangkan Undescended Testis (UDT) merupakan suatu kondisi di mana penis tidak berada dalam kantung pelir.

Kelainan itu dibawa AR sejak lahir. Saat ini kondisi alat kelamin ganda AR semakin terlihat.

Kelamin perempuan lebih berfungsi sebagai saluran kencing.

Baca: Link Live Streaming MNC TV Timnas Futsal Indonesia vs China Taipei MNC Futsal Championship

Baca: Andai Obat ARV Ditemukan Lebih Cepat, Musisi Legendari Freddie Mercury Bisa Saja Masih Beraksi

Baca: Curhat Pilu Merry di Madura, Eks Asisten Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Sampai Sebut Jokowi

“Kalau buang air kecil selalu jongkok karena keluarnya lewat organ vital yang punya perempuannya itu, tapi nampak juga organ vital yang laki-lakinya, letak di atasnya,” tutur Ela Hayati (47), bibi AR saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Kamis (5/9/2019).

Sejak lahir AR dibesarkan dengan pola asuh laki-laki sehingga sifat dan perilaku layaknya seorang anak lelaki lebih dominan.

“Anaknya juga selalu bilang ingin jadi laki-laki, saya ini laki-laki, cowok, begitu kalau bicara ke keluarga. Kalau ada yang bilang perempuan dia marah,” ujarnya.

Sejauh ini, upaya pemeriksaan sudah dilakukan termasuk pernah ke pengobatan alternatif. Namun karena terkendala biaya, pengobatan dilakukan jika ada bantuan biaya.

Saat ini biaya berasal dari urunan keluarga besar.

Pihak keluarga diakui Ela sedang dilanda kecemasan karena tengah menunggu hasil cek kromoson yang baru akan keluar per 19 September nanti.

“Hasilnya untuk menentukan apakah AR harus menjadi laki-laki atau perempuan. Kalau dari pihak keluarga inginnya laki-laki karena anaknya sendiri juga ingin jadi laki-laki. Kalau harus jadi perempuan kami khawatir jiwanya memberontak,” katanya.

Setelah hasil cek kromosom keluar, langkah selanjutnya AR harus sesegera mungkin menjalani operasi kelamin.

“Harapan keluarga agar AR bisa cepat-cepat dioperasi. Kita sedang sana-sini mencari donatur untuk biayanya,” ucapnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved