Kriminalitas Regional
Pascakerusuhan Wamena, 1.096 Pengungsi Tiba di Jayapura, Segini Jumlah Korban Jiwa & Kerusakan Harta
Pascakerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, meninggalkan rasa trauma bagi para korban yang selamat.
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAYAPURA - Pascakerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, meninggalkan rasa trauma bagi para korban yang selamat.
Dampaknya, ribuan warga berbondong-bondong mendatangi Bandara Wamena untuk minta dievakuasi ke Jayapura.
"Jumlah pengungsi yang tiba di base ops hingga Jumat siang ini mencapai 1.096 orang. Mereka ini langsung di jemput oleh keluarga dan kerabat yang ada di Jayapura," ujar Komandan Lanud Silas Papare Jayapura, Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso, di Jayapura, Jumat (27/9/2019).
Para pengungsi Wamena dievakuasi ke Jayapura dengan menggunakan pesawat Hercules 1320 milik TNI Angkatan Udara.
Namun, tidak semua pengungsi memiliki kerabat di Jayapura, sehingga mereka harus tinggal di tempat pengungsian yang disediakan Lanud Silas Papare Jayapura.
Baca: Setelah Kerusuhan, Jenderal Tito Karnavian Ganti Kapolda Papua, Riau, dan Sulawesi Tenggara
Baca: JADWAL Live TV Sepak Bola Akhir Pekan Ini - Ada Derbi Madrid, Juga Laga Chelsea & Man City di TVRI
Baca: TIPS SEHAT Hari Ini, Mau Turunkan Berat Badan? Ayo Rutin Minum Kopi
"Bagi yang tidak memiliki keluarga dan kerabat di Jayapura, kami siapkan tempat untuk digunakan. Dan yang ada di mes lanud saat ini berjumlah 96 orang. Kami menyediakan kebutuhan mereka," tutur Bowo.
Diberitakan sebelumnya, dampak kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih terus berkembang.
Selain dari sisi korban jiwa, kerugian secara materil juga masih bertambah.
"224 mobil roda 6 dan 4 hangus, 150 motor, 465 ruko hangus, dan 165 rumah dibakar," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal.
Sementara, korban luka-luka mencapai 76 orang.
Aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh.
Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.
Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.
Sementara, Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar atau hoaks.
Rudolf mengklaim, kepolisian sudah mengkonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.
