Keindahan Tersembunyi Bukit Pahiyangan Desa Rantau Balai, Ada Banyak Ikan di Telaga Atas Bukit

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Bukit Pahiyangan di Desa Rantau Balai Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar menyimpan keunikan yang beda dibanding bukit lainnya yang ada di waduk Riam Kanan. Terdapat ragam keindahan tersembunyi. Bila hanya sekedar satu atau dua kali saja melakukan pendakian maka itu takkan cukup.

Berbentuk segi delapan juga memiliki keunikan yakni adanya danau atau telaga di atas bukit. Telaga Pahiyangan memili luas sekitar satu hektar. Bukit ini menyimpan legenda, cerita rakyat yang menyebutkan pertapaan naga berkepala delapan yang membuat bukit ini berbentuk delapan. Juga ada yang menyebut bukit ini dengan sebutan table mountain.

"Kami sudah beberapa kali naik ke gunung pahiyangan, sudah lima kali kesana tapi baru kemarin kami kesana lagi buka jalur buat menuju ke telaga pahiyangannya. Soalnya kami sudah beberapa kali tidak pernah sampai ke telaga sana," ucap Hamidi dari komunitas pendaki kalimantan, Kamis (3/10).

Dia bersama rekan pendaki lainnya begitu menikmati perjalanan, walau lelah jalur menanjak dan turunan dilahap. "Tenaga terkuras, sampai ke telaga malam hari. Lalu kita menyalakan api unggun dan mendirikan tenda dan sebagai rekan lain mancing ikan," katanya.

Baca: Akhirnya Citra Kirana dan Rezky Aditya Go Public, Siap Susul Irish Bella dan Ammar Zoni?

Baca: Rahasia Liburan Verrell Bramasta dan Febby Rastanty Dibocorkan Adik Mantan Kekasih Natasha Willona

Baca: Head to Head & Prediksi Madura United vs Persib Liga 1 2019 Sabtu (5/10), Siaran Langsung Indosiar

Tak hanya sekedar menikmati segarnya air telaga di atas bukit. Lokasi juga tepat jadi pilihan untuk bermalam, air bisa dikonsumsi. Bahkan banyak terdapat ikan. Pendaki benar-benar puas ketika mengisi waktu dengan kegiatan memancing untuk lauk makan bersama.

"Ikan disana banyak seperti toman, haruan dan nila. Jadi kami disana tidak kelaparan, menyantap ikan saja," katanya.

Dia akui, rasa penasaran menggiringnya untuk memecahkan jalur menuju telaga Pahiyangan. Bukit Pahiayangan memang sudah lumayan populer, tapi menyambangi telaga Pahiyangan jadi tantangan tersendiri.

"Jadi kami dan kawan-kawan penasaran denhan telaga yang berada di atas puncak pahiyangan sana, jadi kami mencari jalur di bantu juga sama pemandu desa sana itu menuju telaganya," kata dia.

Untuk perjalanan dimulai dari pukul 17.00 saat itu. Dimulai dari Desa Rantau Balai, perjalanan menyeberangi sungai kecil biasa pakai lanting tapi karena sungainya surut jadi bisa dengan hanya berjalan kaki membelah sungai.

Eko suryani yang juga dari komunitas pendaki kalimantan regional kalsel, cabang Banjarbaru mengatakan melahap jalur darat ke telaga itu sekitar dua jam perjalanan, diawali dengan naik motor dari Mandiangin ke Desa Rantau Balai.

Nah, sesampainya dari Rantau Balai kemudian dilanjutkan dengan treking atau jalan kaki kurang lebih dua jam menuju puncak bukit. Begitu sampai di telaga memancing, dia dapat ikan nila yang lumayan besar-besar. " Ketika perjalanan juga ada saja satwa seperti lutung, burung enggang juga masih banyak," kata Eko.

Di Bukit Pahiyangan selain bisa menikmati keindahan waduk riam kanan dari puncak bukit ini, juga bisa menikmati air terjun dan juga sungai berjeram.

Dibukit ini, terdapar air terjun yang cukup indah. Warga menyebutnya, air terjun Madin Minanga. Untuk sampai ke air terjun ini, diperlukan perjalan sejauh 3 kilometer. Selain air terjun Madin Minanga juga ada air terjun lainya yakni air terjun Sungai Keruh, air terjun Harongkong dan air terjun Pantan yang berada di perbatasan Rantau Bujur.

Untuk datang ke Desa Rantau Balai tidak hanya lewat jalan waduk saja. Jalur darat, hingga ke Desa Rantau Balai jauhnya 31 km.

(banjarmasinpost.co.id/niakurniawan)