B Focus Urban Life
Menjelang Musim Hujan, Delapan Kecamatan di Kabupaten Banjar ini Harus Waspada
Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) muda Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Barito, Nolianto Ananda, membenarkan daerah
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Delapan kecamatan di Kabupaten Banjar rawan dilanda banjir.
Kecamatan Sungai Pinang, Sambung Makmur, Pengaron, Astambul, Karang Intan, Martapura, Sungai Tabuk dan Mataraman, merupakan delapan wilayah yang mesti diwaspadai jelang musim hujan tiba.
Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) muda Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Barito, Nolianto Ananda, membenarkan daerah tersebut rawan banjir.
Fluktuasi debit sungai termasuk besar, artinya banjir di saat musim hujan dan surut sekali di musim kemarau.
Baca: Formasi CPNS di Kemenkes, Pendaftaran CPNS 2019 via sscasn.bkn.go.id, Simak Syarat Wajibnya di Sini
Baca: Separuh Lebih Peserta Kesurupan, Gara-gara Injak Anak Makluk Halus di Perkemahan Tabalong
Baca: Kehamilan Syahrini Disebut Saat Curhat pada Fans, Istri Reino Barack Singgung Hal yang Ditutupi
Baca: Sosok Suami Baru Lina, Mantan Istri Sule yang Menikah Lagi, Ibu Rizky Febian Tak Kasih Kabar?
Hal itu termasuk salah satu ciri bahwa sub sub DAS Riam Kiwa ini tidak bagus kondisinya, tidak bisa mengalirkan air secara kontinyu, "hal tersebut bisa karena sedimentasi akibat erosi yang besar di hulunya," katanya.
Persoalan kerawanan banjir di Kabupaten Banjar pun telah diteliti, Departemen Geografi, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia bahkan menulis tingkat kerentanan fisik terhadap banjir di sub das Martapura Kabupaten Banjar.
Hasil dari Fida dan Rizki yang telah dipublikasikan secara umum itu menggunakan metode penelitian yang dilakukan di tiga kecamatan dengan frekuensi kejadian banjir yang tinggi, yaitu Kecamatan Martapura, Kecamatan Martapura Timur dan Kecamatan Pengaron.
Penelitian ini terbagi menjadi dua tahapan.
Tahapan pertama adalah menentukan sebaran wilayah rawan banjir di Sub DAS Martapura dengan menggunakan analisis overlay SIG.
Tahapan kedua adalah analisis tingkat kerentanan fisik berdasarkan hasil dari sebaran wilayah rawan banjir dengan tingkat sangat rawan berdasarkan metode scoring dari BNPB.
Kesimpulannya, menunjukkan adanya variasi tingkat kerentanan fisik terhadap banjir.
Kecamatan Pengaron memiliki tingkat kerentanan fisik “Rendah”, sementara, Kecamatan Martapura dan Kecamatan Martapura Timur memiliki tingkat kerentanan fisik dengan kategori “Sedang”.
Hal ini sesuai dengan luasan wilayah dan jumlah fasilitas fisik pada tiap wilayah sangat rawan banjir dari masing-masing kecamatan.
Ratusan Rumah Walet di Tabukan Batola Tak Ada Berizin karena Pemilik Melakukan ini Terlebih dulu |
![]() |
---|
Tidak Ada Asosiasi di Batola, Harga Panen Walet Banyak Dimainkan Pengepul |
![]() |
---|
Keberatan Pajak Dikenakan 10 Persen, Petani Walet Batola Usul Penarikan Pajak 2,5 Persen |
![]() |
---|
Kesal Tak Ada Kesadaran Pengusaha Walet Bayar Pajak, BP2RD Batola Segera Berikan Sanksi ini |
![]() |
---|
Dinas Ketahanan Pangan Banjarmasin Sulit Capai Target, Penarikan Pajak Walet Diserahkan ke Bakeuda |
![]() |
---|