Ekonomi dan Bisnis

Industri Jamu Herbal Banjarmasin Merambah Sejumlah Kota di Indonesia, Dibanderol Mulai Rp 25.000

Jamu maupun obat herbal lainnya, menjadi alternatif obat-obatan kimia bagi masyarakat sudah dikembangkan sejak dulu.

Penulis: Mariana | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/mariana
Proses pengemasan jamu herbal di PT Surya Borneo Higienis 

BANJARMASINPOST CO.ID, BANJARMASIN - Jamu maupun obat herbal lainnya, menjadi alternatif obat-obatan kimia bagi masyarakat sudah dikembangkan sejak dulu.

Keberadaan industri jamu herbal lokal Banjarmasin tampak sudah menunjukkan kualitas, meskipun masih terdapat banyak kendala dalam hal pemasaran.

Seperti PT Surya Borneo Higienis misalnya, sudah memproduksi jamu herbal dalam berbagai jenis sejak 2013 lalu.

Saat ini ada sekitar 10 produk jamu herbal yang telah dipasarkan.

"Di antaranya ada Pastea atau teh hijau bawang dayak, harga di eceran mulai Rp 25.000, lalu ada Pakumas terbuat dari ginseng, jamu berbentuk kapsul untuk membantu memelihara stamina pria dijual sehara Rp 150.000," jelas Owner PT Surya Borneo Higienis, Zulnedi kepada Banjarmasinpost.co.id, Rabu (13/11/2019).

Fakta Tanda Lahir di Video Syur Gisella Anastasia Diungkap, Lalu Nagita Slavina Istri Raffi Ahmad?

Ilmu Pelet Vicky Prasetyo Disinggung Sarita, Kini Seteru Jennifer Dunn & Faisal Harris Malah Begini

Pernikahan Ariel NOAH Disebut Sosok Ini, Sedang Luna Maya Tepergok Berbalas Komentar dengan Ryochin

Selanjutnya ada Sarilon yang berfungsi mengurangi lendir berlebih di daerah kewanitaan, dibanderol Rp 60.000, Fitgarcinia terbuat dari ekstrak manggis untuk daya tahan tubuh seharga Rp 60.000.

Kemudian ada Herten yang terbuat dari seledri dan kumis kucing berfungsi untuk meringankan gejala tekanan darah tinggi dijual seharga Rp 70.000, lalu Baginja yang terbuat dari pecah beling dan kumis kucing berfungsi untuk membantu memperlancat buang air kecil dan meluruhkan batu urin di ginjal Rp 55.000-60.000, dan Asinon terbuat dari tanaman klabat dan daun katuk berfungsi melancarkan air susu ibu dijual Rp 55.000-60.000.

Serta Badabet terbuat dari ekstrak bawang dayak berfungsi meringankan gejala kencing manis dan diabet ringan dibanderol Rp 60.000-70.000.

Seluruh ramuan herbal tersebut sudah dipasarkan di apotek dan toko obat di Kalsel khusus Banjarmasin.

Selain itu, pemasaran juga merambah ke beberapa kota di Indonesia.

"Selain Kalsel, sudah dipasarkan di Kalteng, Pekanbaru, Batam, Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Namun tidak semua yang melakukan repeat order atau order kembali," ujarnya.

Kendala dalam hal pemasaran tersebut, diakuinya faktor usia produk yang masih baru sehingga perlu waktu untuk mendapatkan kepercayaan konsumen.

Lebih lanjut menurutnya, masyarakat Banua sendiri juga masih belum memiliki kesadaran penuh untuk hijrah mengkonsumsi herbal dari obat-obatan kimia.

Ada sejumlah komplain yang disampaikan konsumen lokal, di antaranya warna yang kurang pekat dan rasa dan aroma yang kurang kuat.

"Itulah perbedaan herbal dengan produk lainnya, warna dan rasa kurang mencolok. Selain itu jamu herbal ini bersifat memelihara bukan mengobati sehingga reaksi jamu yang dikonsumsi akan lebih lambat di tubuh. Herbal juga tidak menyebabkan ketergantungan dan efek samping apapun sehingga aman dikonsumsi," tukas Zulnedi.

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved