Penghapusan USBN Jenjang SD

Dinas Batola Masih Menunggu Juknis, Sumarji Pertanyakan Keberadaan Raport

BILA di Banjarmasin, sosialisasi penghapusan ujian nasional berstandar nasional (USBN) sudah diagendakan pada Januari 2020, lain lagi

Editor: Eka Dinayanti
BPost Cetak
BPost edisi cetak Jumat (27/12/2019) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - BILA di Banjarmasin, sosialisasi penghapusan ujian nasional berstandar nasional (USBN) sudah diagendakan pada Januari 2020, lain lagi dengan Baritokuala (Batola).

Kepala Dinas Pendidikan Batola, Sumarji mengaku masih menunggu petunjuk teknisnya.

“Kami belum menerima petunjuk teknisnya sampai sekarang. Jadi belum bisa berkomentar banyak. Tapi saya kira esensi USBN akan tetap ada nantinya, cuma berganti nama saja,” kata Sumarji, Kamis (26/12).

Menurut Sumarji, kalau USBN dihapuskan, jangan-jangan raport juga dihapuskan.

Padahal, USBN sangat bermanfaat untuk melakukan pengukuran kemampuan sekolah.

USBN Jenjang SD Akan Dihapuskan, Sekolah Mengukur Kemampuan Siswa dengan Empat Poin ini

Syahrini Melahirkan pada Tahun Depan Disebut Sosok Ini, Istri Reino Barack Diramal Mengalami Ini

Ciuman Pertama Rezky Adhitya & Citra Kirana Dibongkar Adik Zaskia Adya Mecca, di Sini Lokasinya

Jika USBN dihapuskan, nanti baru akan diketahui kendala di lapangan setelah direalisasikan penghapusan USBN tersebut.

“Kita akan cek lebih lanjut dari rencana penghapusan USBN tersebut di intern lingkungan dinas pendidikan,” katanya.

Menurut Sumarji, saat ini yang sudah jelas dihapus pada 2021 yakni ujian nasional berbasis komputer (UNBK).

Pihaknya secara pribadi tidak setuju dengan rencana penghapusan ujian nasional oleh Mendikbud Nadiem Makarim mulai 2021 dan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.

“Iya kalau saya pribadi tidak setuju dengan rencana penghapusan ujian nasional pada 2021,” kata Sumarji.

Menurut Sumarji, selama ini ujian nasional menjadi tolok ukur untuk menentukan posisi sekolah asalkan itu adalah ujian nasional berbasis komputer (UNBK).

Selama ujian nasional masih kertas pensil, maka masih ada campur tangan sekolah dan tidak bisa menjadi tolok ukur posisi sekolah.

“Kalau UNBK, maka dalam satu ruangan itu tidak ada yang sama untuk soalnya. Jadi kalau satu ruang itu ada 20 siswa, maka 20 soal itu berbeda satu sama lainnya,” kata Sumarji.

Justru dengan UNBK itu tampak betul, kabupaten dan provinsi mana yang nilainya bagus.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved