Berita HSS

Omset Perbulan Rp 12 Juta, Bank Sampah Induk HSS Dibantu Mesin Pencacah Kertas dan Press Kardus

Meraih omset Rp 12 Juta perbulan dari mengolah sampah dan produk kerajinan berbahan plastik, Bank Sampak Induk HSS dibantu mesin pencacah

Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
istimewa
Gudang penyimpanan sampah di bank sampah serta mesin pencacah kertas dan press kardus di Bank Sampah Induk HSS. Fasilitas tersebut mendukung operasional BSI HSS yang kini makin berkembang dalam mengelola sampah bernilai ekonomis. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Sekitar  empat tahun berdiri, Bank Sampah Induk (BSI) Hulu Sungai Selatan makin mandiri. Bahkan, pada 2019 berhasil meraih omset Rp 12 juta per bulan dari hasil setoran sampah dan produk kerajinan berbahan sampah plastik maupun kardus dan jenis sampah lainnya tersebut.

Mendukung operasional pengemasan maupun pengolahan sampah, bank sampah tersebut kini mendapat bantuan pengadaan alat pencacah sampah dan press kardus.

 Bantuan itu, dari pengadaan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (Dispera-KPLH) HSS.

Tak hanya dua mesin tersebut, BSI HSS juga memperoleh fasilitas bangunan, yaitu gudang tempat penyimpanan sampah yang sudah disortir, di samping kantornya.

Ulat Grayak Serang Tanaman Jagung Petani di Kabupaten Tanahlaut, Ini Penjelasan Dinas Pertanian

Polisi Siapkan Dua Perahu Karet Tangani Musibah Banjir di Kabupaten Tapin

Begal Payudara Ditangkap saat Gerayangi Perempuan Ini, Pengakuannya Begini Emosi Naik

Kisah Peternak Itik di Kelurahan Kupang Tapin Bikin Pakan Berbahan Pohon Rumbia

Bangunan seluas 7x10 meter itupun,  selain digunakan untuk menyimpan kertas kardus dan jenis sampah bernilai lainnya dari nasabah, juga untuk operasional mesin pencacah kertas dan press kardus tadi.

 Manajer BSI HSS Abdul Rahman mengatakan, dua alat tadi sangat dibutuhkan dalam mengelola sampah yang disetorkan nasabah.

“Dengan adanya alat tersebut, kami bisa menjual kertas kardus mauapun kertas  sudah dihaluskan yang siap kirim,”kata Rahman ditemui Jumat (3/1/2020). Berdasarkan rekapitulasi pembelian bank sampah sampai 2019, ada puluhan ribu kilogram.

 Jenis sampah yang dibeli dari nasabah, meliputi jenis plastic campuran 8.326,3 kilogram, gelas putih 1137,1 kilogram, seng/kaleng 438,5 kilogram, botol minuman 1799,5 kilogram,botol oli 57 kilogram, kertas hvs 1236,5 kilogram,besi 58 kilogram, duplex 913,5 kilogram tutup botol 4 kilogram, buku campur 3257 kilogram, emberan 506 kilogram, kertas campur 2156,5 kilogram, aluminium 24,5 kilogram, kertas kardus/box 13267,3 kilogram serta blowing 175 kilogram.

 Adapun jumlah nasabah BSI HSS tercatat 200 orang, dengan penabung tertinggi Rp 5 juta, dari Desa Bilui. BSI sendiri melayani seluruh kecamatan/kota di HSS.

“Sekarang kami mulai sosialisasikan ke Kecamatan Daha, yaitu Daha Utara, Daha Selatan dan Daha Barat,”kata Rahman. Selain menerima berbagai jenisa sampah untuk dijual kembali ke mitra di Rantau Kabupaten Tapin, BSI HSS juga membuat berbagai produk dari barang bekas.

 Seperti lampu hias, tong sampah, lukisan tiga dimensi serta aneka produk lainnya berbahan kardus dan kayu. Sedangkan sampah organik dkelola sendiri oleh BSI dengan dibikin kompos.

Puluhan karung pupuk kompos pun kini tersedia di gudang BSI. Mereka siap menerima pesanan, untuk kebutuhan kebun maupun tanaman hias. Rahman berharap, makin banyak masyarakat memiliki kesadaran untuk menyetorkan sampah bernilai ekonomis yang sudah dipilah.

 Selain uangnya untuk ditabung, bisa pula untuk didonasikan bagi kepentingan sosial.

“Memang sih nilainya tak seberapa. Tapi manfaatnya bagi lingkungan menjadi luar biasa. Sampah bisa jadi lebih terkendali dengan prinsip reduce, reuse, dan daur ulang atau mengolah kembali menjadi barang bermanfaat. Dengan begitu, kita turut menjaga lingkungan hidup,”kata Rahman.

Lafadz Niat Puasa Ayyamul Bidh & Keutamaan Puasa Sunah Ini, Cek Tanggalnya Pada Januari 2020

Sebab Gus Dur Lengser dari Kursi Presiden Diungkap Penulis Ini, Arsipnya Anggap Sampah dan Dibuang

Sambut Awal Tahun 2020, Mercure Banjarmasin Kembali Sajikan Promo Kuliner Menarik

 BSI HSS dikelola secara mandiri sejak 2016, di bawah binaan Dispera KPLH. Menurut Rahman, diawali darai modal Rp 300 ribu, hingga akhirnya bisa berkembang.

Keseriusan pihaknya mengelola sampah tersebut, akhirnya mendapat kepercayaan dari Pemkab HSS yang akhirnya menyediakan fasilitas kantor kecil, hingga kini dibangunkan gudang penyimpanan yang lebih layak. (banjarmasinpost.co.id/hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved