Berita HST

Mencicipi Durian Lampini Dijual Acil Siti Diburu Pembeli, Jatuh dari Pohon di Pegunungan Meratus

Mencicipi Durian Lampini Dijual Acil Siti yang Diburu Pembeli, Jatuh dari Pohon di Pegunungan Meratus

Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Royan Naimi
banjarmasinpost.co.id/eka pertiwi
Durian Lampini yang dijual Acil Sit, diburu pembeli, Rabu (8/12/2020). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Aroma buah yang begitu kuat di pedestrian jalan pasar sore itu, ramai diburu pembeli. Buah dengan aroma khas dengan penuh duri pada bagian buahnya apalagi namanya kalau bukan buah durian.

Apalagi, saat musim buah seperti sekarang. Buah semacam ini mudah ditemui baik di kota maupun desa. Diperkotaan buah ini berjejer dijual.

Pedagangnya juga menyertakan harga agar pembeli tak bingung kisaran harga durian.

Misalnya saja di Jalan Pasar Keramat berjejer pedagang menjual buah mulai dari buah import hingga buah lokal. Buah lokal yang sedang musim saat ini tentu saja durian.

Pidato Mengejutkan Donald Trump Tanggapi Serangan Iran ke Pangkalan Militer AS, Konflik Militer?

Bupati Tanah Bumbu Minta Masyarakat Supaya Mewaspadai Ini

Pengakuan Via Vallen Pasca Pingsan di Panggung, Rival Nella Kharisma Singgung Mabuk, Oknum & Maaf

Pelaku Pembunuh Ibu Kandung di Kotim Kalteng Mengaku Mendapat Bisikan Gaib Sebelum Eksekusi

Bagi penikmat durian tak ada salahnya mencoba durian khas Pegunungan Meratus.

Pedagangnya menjajakan durian khas Pegunungan Meratus tepat di pedestian Jalan Pasar Keramat. Di sana banyak pedagang buah durian.

Pedagangnya pun warga Dayak Meratus. Rasa duriannya manis bahkan memiliki rasa yang lebih kuat ketimbang durian lainnya.

Pedagang asal Kampung Ramang Desa Patikalain Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yakni Acil Siti dan suaminya Bambang. Durian Acil Siti justru ramai diburu pembeli.

Saban tahun keduanya menjual buah-buahan berduri ini. Tak hanya durian. Musim mantuala dan pempaken mereka juga menjualnya.

Lalu apa yang membedakan durian khas Pegunungan Meratus dengan durian lainnya? Bambang menjelaskan jika durian yang ia jual asli lampini alias jatuh dari pohon.

“Pantang bagi kami menjual buah durian yang diperik. Rasanya beda,” katanya.

Apalagi, pelanggan Bambang rata-rata merupakan pegawai kantoran yang ada di Barabai hingga pejabat dan aparat.

Acil Siti membeberkan jika ia mampu menjual 500 butir durian. Harganya pun bervariasi dari Rp 10 ribu hingga Rp 35 ribu.

“Yah kalau setiap kali membawa durian ke Barabai pasti habis. Saya buka pada pukul 17.30 hingga 00.00 Wita,” katanya.

Setiap harinya Acil Siti dan Bambang menempuh jarak tak kurang dari 40 kilometer untuk sampai ke Barabai. Artinya dari Kota Barabai ke Kampung Ramang harus menempuh jarak 40 kilometer.

(Banjarmasinpost.co.id/Eka Pertiwi)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved