Wabah Virus Corona
UPDATE Jumlah Kematian akibat Virus Korona Mencapai 80 Orang, Ditemukan Ratusan Kasus Baru
Jumlah kematian akibat virus korona tipe baru di China mencapai 80 orang hingga Senin (27/1/2020). Selain itu, otoritas terkait juga menemukan ratusan
BANJARMASINPOST.CO.ID, SHANGHAI - Jumlah kematian akibat virus korona tipe baru di China mencapai 80 orang hingga Senin (27/1/2020). Selain itu, otoritas terkait juga menemukan ratusan kasus baru warga yang terinfeksi meskipun telah ada upaya karantina dan isolasi.
Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan, jumlah kematian baru akibat virus korona sebanyak 24 kasus di Provinsi Hubei sehingga total kematian menjadi 80 kasus. Jumlah itu naik signifikan hanya dalam satu hari.
Sebagian besar kematian dan kebanyakan kasus warga terinfeksi korona terjadi di Hubei. Kota Wuhan yang terletak di Hubei merupakan pusat epidemi di mana virus diduga berasal dari pasar yang menjual hewan-hewan eksotis. Warga yang meninggal sebagian besar adalah warga lanjut usia atau warga yang daya tahan tubuhnya lemah.
• Gadis 13 Tahun Bersikeras Dihamili Pacarnya yang Berusia 10 Tahun, Dokter Curiga Ada Orang Ketiga
• HOAKS! Menkes Terawan Sebut Kelelawar Bukan Penyebab Virus Corona: 135 Pintu Masuk Indonesia Dijaga
• Inilah Potret Kota Wuhan, Tempat Lahirnya Virus Mematikan Corona yang Sekarang Terus Meluas
• Penampakan Joroknya Pasar Tradisional Kota Wuhan, Tempat Virus Corona yang Membunuh 26 Orang
Sementara itu, jumlah kasus baru yang terkonfirmasi terinfeksi virus korona tipe baru tercatat 371 kasus sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 2.744 kasus di seluruh China. Selain itu, jumlah kasus yang diduga terinfeksi virus korona sekitar 6.000 kasus dan lebih dari 30.000 orang di bawah pengawasan medis.
Dalam foto yang dibuat tanggal 26 Januari 2020 oleh kantor berita Xinhua ini, personel medis dari militer bergerak menuju Rumah Sakit Wuhan Jinyintan, di Provinsi Hubei, China.(CHENG MIN/XINHUA VIA AP)
Jumlah kematian dan kasus baru terus meningkat di tengah upaya China dan dunia internasional untuk menghentikan penyebaran virus tersebut. ”Pemerintah China memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek selama tiga hari hingga 2 Februari untuk memperlambat penyebaran virus,” demikian bunyi pernyataan Dewan Negara China, Senin (27/1/2020).
Pihak otoritas telah mengisolasi Wuhan secara total. Pihak berwenang membangun dua unit rumah sakit di lapangan dan mengirim ratusan bantuan medis, termasuk dokter militer.
”Saya merasa menderita dan bertanggung jawab atas wabah tersebut. Situasinya sangat parah dan pasokan medis masih terbatas,” ujar Gubernur Hubei, Wang Xiaodong, Minggu (26/1/2020).
Petugas Pengawasan Kesehatan Hong Kong memantau penumpang yang tiba di Bandara Internasional Hong Kong, beberapa waktu lalu.(AP PHOTO/ANDY WONG)
Pemerintah juga membatasi pergerakan masyarakat di beberapa kota lainnya melalui imbauan untuk tidak berkumpul di tempat publik dan membatasi transportasi umum. Kota Beijing, Shanghai, Xi’an, dan Tianjin bahkan telah melarang bus jarak jauh melintas.
Sejumlah sekolah di Beijing juga menunda masa masuk sekolah hingga waktu yang belum ditentukan. Adapun sekolah di Shanghai menunda masuk sekolah hingga 17 Februari 2020. Selain itu, perusahaan-perusahaan di Suzhou, Provinsi Jiangsu, diimbau untuk memperpanjang liburan hingga 9 Februari 2020.
Beberapa provinsi telah mewajibkan warganya untuk memakai masker di tempat umum. Pemerintah juga melarang penjualan seluruh hewan eksotis hingga status darurat berakhir.
Sementara sejumlah negara berupaya untuk mengevakuasi warga negaranya di Wuhan. Amerika Serikat, Jepang, Italia, dan Perancis, misalnya, tengah mengatur rencana evakuasi menggunakan pesawat.
Mobil ambulans melaju di jembatan yang sepi kendaraan di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Sabtu (25/1/2020).(CHINATOPIX VIA AP)
Virus korona tipe baru memiliki kesamaan dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS), sebuah penyakit pernapasan yang membunuh 650 orang di China dan Hong Kong selama 2002-2003.