Berita Kotabaru
Kisah Mahasiswa Kedokteran di Huangshi China Asal Kotabaru, Kampusnya Sepi Kantin Sempat Tutup
Arus lalu lintas juga masih sepi tak seperti biasanya setelah penyakit Corona menyerang Wuhan China.
Penulis: Man Hidayat | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BATULICIN - Kondisi di Wuhan, China masih mencekam.
Arus lalu lintas juga masih sepi tak seperti biasanya setelah penyakit Corona menyerang Wuhan China.
Kondisi itu diceritakan seorang mahasiswa asal Kotabaru, Kalsel yang kuliah jurusan Kedokteran Clinical Medicine di Hubei Polytechnic University, di Kota Huangshi, Provinsi Huabei, China Muhammad Kamaluddin Ikhsan.
Adapun Provinsi Huabei ibu kotanya adalah Wunan.
Saat ini, dia masih berada di China.
Dia yang saat ini, belajar di tahun ketiganya, mendapati penyakit tersebut mewabah di Wuhan.
Dampaknya, kota Wuhan menjadi sepi dengan serangan penyakit tersebut.
• Uang Jajan Betrand Peto Disinggung Ruben Onsu, Putra Sarwendah Ternyata Gunakannya untuk Hal Ini
• Raja Baru Muncul, King of The King Punya Harta Rp 60.000 T & Siap Lantik Presiden Saingan Jokowi
• Kondisi Kamar Raffi Ahmad & Nagita Slavina Setelah Ditempati Syahnaz & Jeje, Bagian Ini Ditambah
"Kondisi di sini, untuk sementara transportasi umum memang tidak beroperasi. Itu demi keamanan seluruh warga kota Huangshi maupun mahasiswa Indonesia yang ada di dalamnya," katanya.
Mahasiswa Indonesia, sempat kesulitan.
Namun berkat kerjasama pihak Kampus dan PPIT Wuhan dan KBRI terus jalan sehingga sudah sampai ada pembukaan kantin muslim untuk makanan, toko kebutuhan snack dan sembako lainnya.
Selain itu, juga dilakukan pendataan paspor atau Visa mahasiswa.
Ada juga yang diterima mahasiswa yakni berupa alkohol untuk cuci tangan, menghindari penyakit corona tersebut.
"Untuk sementara, memang opsi terbaik adalah stay di asrama, karena kita dikontrol keadaan kesehatannya, juga disediakan masker," katanya.
Menurut Ikhsan, kebanyakan yang terkena virus tersebut adalah orang dewasa yang daya tahan tubuhnya turun.
Tak ada yang berani keluar bila tak ada urusan penting.
Hampir tak ada yang keluar dari rumah sehingga jalannya sepi hanya ada satu dua mobil pribadi yang kadang ada.
"Mahasiswa Indonesia saja cukup banyak, di Huangshi sendiri ada sekitar 55 orang. Kalau di seluruh provinsi Hubei ada sekitar 200an.
Dia yang ditunjuk, sebagai Ketua Ranting Huangshi, juga selalu berkoordinasi dengan mahasiswa Indonesia lainnya.
Mereka saling bertukar informasi di sana.
"Kami juga agak kecewa dengan info-info sembarangan yang beredar. Karena sumber yang kadang bukan berasal dari provinsi Hubei. Mungkin saya perlu sampaikan juga, salah satu sumber yang paling resmi sekarang, adalah dari KBRI Beijing, PPIT Wuhan dan juga PPIT-PPIT Ranting," katanya.
(banjarmasinpost.co.id/man hidayat)
