Berita Nasional

Kisah Helmy Yahya Tergoda Menjadi Dirut TVRI, Pernah Dilarang Sang Kakak Tantowi Yahya

Saya ikuti (saran) dia (Tantowi Yahya) karena saya seorang adik yang sangat penurut. Beliau adalah idola bagi saya, tapi ada godaan lebih besar

Editor: Hari Widodo
tribunnews/herudin
Direktur Utama LPP TVRI nonaktif Helmy Yahya didampingi sejumlah Direksi LPP TVRI dan kuasa hukum berbicara kepada wartawan terkait pemberhentian dari jabatannya oleh Dewan Pengawas LPP TVRI saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Helmy Yahya menyampaikan sejumlah poin pembelaan terkait pemberhentiannya dari Dirut LPP TVRI dan akan menempuh jalur hukum untuk menindaklanjuti kasus tersebut. 

Mantan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Helmy Yahya mengungkap alasan TVRI menayangkan Liga Inggris.

"Kami dapat kepercayaan untuk menayangkan Liga Inggris dengan harga sangat murah," ujar Helmy Yahya di ruang Komisi I DPR, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

 Helmy Yahya menjelaskan, harga penayangan Liga Inggris senilai 3 juta dolar AS dengan Mola TV berkomitmen membeli iklan 1 juta dolar AS dan perseroan hanya membayar 2 juta dolar AS.

"Kalau dihitung dapat 76 game, dapat preview, dapat highlight 1 jam 38 minggu, dapat after match 1 jam setelah match," tutur Helmy Yahya.

Menurut Helmy, setelah TVRI menayangkan Liga Inggris, banyak masyarakat menonton TVRI.

Menurutnya sepak bola merupakan olahraga yang sangat menghibur rakyat Indonesia.

"Kalau ada yang bertanya kenapa tidak membeli Liga Indonesja, Liga Indonesia harganya empat kali lipat, lima kali lipat dari Liga Inggris," kata Helmy Yahya.

 Helmy Yahya mengatakan, dalam dunia televisi setiap stasiun perlu killer content atau monster program yang dibayar mahal hanya untuk menarik orang menonton stasiun televisi tersebut.

"Liga Inggris bagi kami adalah killer content, sebuah showcaes, sebuah etalase, orang melihatnya dan dia akan masuk, lalu dia akan belanja program-program yang lain yaitu sosialisasi kami, pendidikan kami, dan sebagainya," kata Helmy Yahya.

Sementara terkait anggaran pembelian Liga Inggris, Helmy Yahya menyebut TVRI memilikinya dan hal tersebut telah dikoordinasikan dengan dewan pengawas serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebelumnya.

"Kemudian saya lapor ke Dirjen Anggaran Kemenkeu bapak Askolani, tidak apa-apa Pak Dirut, bagus saya dukung tapi dari PNBP (penerimaan negara bukan pajak)," ujarnya.

"Apakah konyol kami dengan PNBP, tidak. PNPB TVRI itu sekitar Rp 150 miliar, kami boleh ambil Rp 120 miliar, kalau hanya akan bayar Liga Inggris seharga 2 juta dolar AS atau Rp 28 miliar, kecil itu pasti kami bisa bayar," sambung Helmy.

 Sedangkan ketika dianggap TVRI dapat gagal bayar tayangan Liga Inggris, Helmy menyebut hal tersebut sangat tidak mungkin dan berbeda dengan kasus gagal bayar polis Jiwasraya.

"Kami cuman tunda dan Mola TV yang kami utangi tidak apa-apa. Kenapa meleset (bayar) karena PNBP kami datangnya bisa diakhir tahun, Mola TV pun sangat maklum," kata Helmy.

Bantah TVRI didominasi program asing

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved