Wisata Sejarah Museum Wasaka

Puas Keliling Menikmati Benda-benda Bersejarah, Manjakan Lidah dengan Aneka Kuliner Khas Banjar

Tak hanya mengunjungi Museum Wasaka Banjarmasin, Wisatawan juga bisa menikmati wisata kuliner yang terletak di samping tempat penyimpanan benda bersej

Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/syaiful anwar
Rumah ini tergolong spesial karena bertipe Bubungan Tinggi. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Tak hanya mengunjungi Museum Wasaka Banjarmasin, Wisatawan juga bisa menikmati wisata kuliner yang terletak di samping tempat penyimpanan benda bersejarah tersebut.

Menurut Muhammad Rafi, Ketua Pokdarwis Kampung Banjar Sungai Jingah, terpikir oleh lelaki berusia 38 tahun ini mengangkat kuliner khas Banjar, khusus Sungai Jingah yang banyak belum diketahui masyarakat luas dan anak-anak muda.

"Sungai Jingah banyak terdapat rumah-rumah Banjar yang asli masih berdiri kokoh dan masih dihuni oleh pemiliknya. Sungai Jingah terkenal dengan kuliner dan saya berniat mengangkatnya," ucapnya.

Belajar Sejarah Perjuangan Rakyat Kalsel Melawan Penjajah di Museum wasaka

Bangunan Museum Wasaka Awalnya Rumah Milik Warga Kaya yang Dikenal sebagai Juragan Jukung

Menyukai Pelajaran Sejarah, Siswa Kelas IV SD ini Diajak Orangtuanya Langsung ke Museum Wasaka

Pengunjung ke Museum Wasaka Lebih Banyak Menggunakan Kelotok Sepaket dengan Wisata ke Lokbaintan

Senjata Koleksi Museum Wasaka Dibersihkan Tiga Bulan Sekali, Begini Ritualnya

Rafi pun kemudian sharing sama Camat Banjarmasin Utara, Apiluddin dan mengajak dua kali pertemuan seluruh lurah se Kecamatan Banjarmasin Utara untuk menikmati kuliner Banjar terlebih dahulu sebelum gelar kegiatan yang mengangkat kuliner tersebut.

"Alhamdulillah setelah menyajikan kuliner khas Banjar, semua lurah menyambut dengan positif dan patut dikembangkan.

Dari situlah Pokdarwis Kampung Banjar memulai membuka sejenis warung kecil yang tempatnya disediakan salah satu warga RT 17 Sungai Jingah dengan jumlah pedagang 4 orang, tanggal 13 Januari 2018.

"Awalnya buka setiap seminggu sekali saja yaitu setiap Sabtu dari pukul 16.00 sampai 22.00 Wita dan diberi nama Mawarung Baimbai," tegasnya yang artinya ke warung bersama-sama sambil ngobrol dan nikmati kuliner tersebut.

Rafi pun bercerita saat perpindahan mawarung Baimbai dari tempat awal ke area depot Soto Yana Yani banyak mendapat tantangan, namun tak diladeni.

Barulah, lanjut dia, dalam sebuah acara, diklarifikasi yang sebenarnya, karena tak mau orangtua jadi kepikiran juga.

(Banjarmasin post.co.id/Syaiful Anwar)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved