Berita HSS

Video Bakarung, Sentra Pedagang Buah Lokal di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan

Buah lokal kini membanjiri wilayah Hulu Sungai, termasuk Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan.

Penulis: Hanani | Editor: Alpri Widianjono

BANJARMASINPOST.CO.ID,KANDANGAN - Buah lokal kini membanjiri wilayah Hulu Sungai, termasuk Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan.

Salah satu sentra penjualan buah lokal di Kabupaten HSS, adalah Desa Bakarung Kecamatan Angkinang.

Selama musim buah, dengan mudah ditemukan pedagang buah musim tahunan memajang buah-buahan segar di kios-kios pinggir jalan.

Pantauan Banjarmasinpost.co.id, Senin (3/2/2020) ada tujuh kioas buah di desa tersebut.

Namun yang aktif berjualan dari pagi hingga malam ada tiga kios.

Buah-buahan yang sedang musim, yaitu rambutan berbagai varian, manggis, langsat, ramania, durian, pampakin, mahrawin, binjai, mentega, rambai, kasturi, petai, kapul, gitaan, maritam dan jenis buah lainnya.

Di antara jenis buah itu, yang cukup langka adalah gitaan dan maritam.

Buah gitaan dengan daging buah kuning kemerahan, harganya cukup mahal, antara Rp 5000 sampai Rp 10.000 per biji.

Sedangkan maritam, varian rambutan dengan kulit lebih tebal dan daging buah lebih kecil dengan rasa manis asam Rp 5.000 per ikat isi 10 biji.

“Yang belum keluar sama sekali sekarang buah kuranji. Biasanya dipasok orang Loksado,”ungkap Aminah, pedagang buah di Bakarung.

Aminah sendiri, tiap tahun berjualan buah musiman. Dia dipasok petani dari Desa Hamak Telaga Langsat, Loksado, dan Ambarai, Kecamatan Padang Batung.

Bakarung, Sentra Pedagang Buah Lokal di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan

Nyinyiran Nikita Mirzani ke Musuh-musuhnya Pasca Bebas soal KDRT ke Dipo Latief, Nyai Bilang Ini

Video Pelantikan Pengurus Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat se-Kalsel di Banjarmasin

Video Manfaatkan Lahan Kosong, ASDP Batulicin Hadirkan Fasilitas Tambahan

Video Dinsos Banjarmasin pasang Ptiker Penerima Bantuan Sosial

Video Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan akan Lakukan Sensus Penduduk Online

Menurutnya, tiga kecamatan itulah yang banyak memasok buah langka.

Buah lokal tersebut, mulai musim atau keluar sejak Desember lalu.

Saat buah musiman dan buah langka baru keluar, kata Aminah, harga jual lebih tinggi.

“Untuk sekarang, kami jual sesuai harga di pasaran, tapi buahnya buah yang berkualitas pilihan,” tambahnya.

Aminah mengaku senang bisa berjualan buah-buahan.

Termasuk buah langka, karena dengan begitu, bisa mengenalkan jenisnya ke masyarakat pembeli.

“Banyak pembeli dari daerah lain yang mengaku baru pertama melihat buah langka. Terutama generasi milinel. Seperti maritam, gitaan dan rambai karena sangat jarang ada di pasaran. Pohonnya sudah langka. Informasi dari petani di gunung, banyak ditebangi karena dinilai buahnya tak begitu mahal dijual. Padahal, banyak saja peminatnya,” tutur Aminah.

Rudiansyah pedagang buah lainnya, juga mengaku termotivasi menjual buah-buah langka, karena ingin melestarikan buah-buahan lokal.

Bahkan, dia sering memberikan biji dari buah tersebut kepada pembeli untuk ditanam. Seperti biji mahrawin, gitaaan, tarap, serta jenis buah lainnya.

Sekarang, yang sedang banyak rambutan, durian.

Pampakin, belum puncak musimnya.

“Kalau buah tarap, sudah lewat, tapi kadang ada saja petani yang memasok,” katanya.(Banjarmasinpost.co.id/Hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved