Berita Tanahlaut
Pasien DBD Membudak di Tajaupecah hingga Puskesmas Harus Menggelar Tenda, ini Kata Dewan Tanahlaut
Meningkatnya kasus DBD di Puskesmas Tajau Pecah, Kecamatan Batu Ampar, menyulut prihatin anggota DPRD Kabupaten Tanahlaut dari Komisi 2, Edy Porwanto
Penulis: Milna Sari | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Meningkatnya kasus DBD di Puskesmas Tajau Pecah, Kecamatan Batu Ampar, menyulut prihatin anggota DPRD Kabupaten Tanahlaut dari Komisi 2, Edy Porwanto dan Ikhwan Hariri.
Seperti terlihat, Selasa (11/2/2020), keduanya menjenguk pasien Puskesmas Tajau Pecah baik yang dirawat di dalam gedung puskesmas dan di tenda.
Sebutnya kejadian tersebut memang tiba-tiba, serentak dan mengejutkan.
Pasalnya tiba-tiba pasien banyak dan puskesmas harus menggelar tenda agar bisa menampung pasien.
Namun ia mengapresiasi puskesmas serta Dinkes yang tetap menampung dan menangani pasien dengan sigap meski dalam keterbatasan.
• Nilai 417 Tertinggi Tes CPNS di Kotabaru, Peserta Mengaku ke Panitia Baru Bangun Tidur
• Tradisi-tradisi Unik Rayakan Hari Kasih Sayang Jelang Valentine 2020, Dari Cina Sampai Meksiko
• Lima Sejoli Terjaring Petugas Satpol PP Banjarmasin, Satu Di Antaranya Masih Pelajar SMA Negeri
"Meski minim fasilitas ya yang penting pasien bisa segera ditangani, bahkan sudah ada yang dipungkan," ujarnya kepada banjarmasinpost.co.id.
Termasuk ketersediaan obat, ungkap Edy, juga sudah sangat baik. Dinkes terangnya dengan cepat menyuplai obat-obatan ke Puskesmas Tajau Pecah.
Memang membludaknya pasien khususnya DBD sebutnya tak selalu terjadi sehingga pada hari biasa Puskesmas Tajau Pecah tetap bisa menampung pasien tanpa tenda.
Tindakan Dinkes yang langsung memberikan bubuk Abate kepada masyarakat dan menggalakkan gotong royong oleh pihak Kecamatan terang ketua komisi dua ini merupakan suatu tindakan patut diapresiasi.
Seperti diketahui Puskesmas Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanahlaut Provinsi Kalimantan Selatan terpaksa menggelar tenda untuk menampung pasien DBD yang membludak.
Total ada 26 pasien yang masuk dalam waktu dua hari.
Namun tiga diantaranya dinyatakan negatif DBD oleh Puskesmas.
Banjarmasinpost.co.id/rii
