Wabah DBD
Kewalahan Menangani Pasien DBD yang Membludak, Puskesmas Tajau Pecah Menampung Penderita di Tenda
Puskesmas Tajau Pecah Kabupaten Tanahlaut terpaksa mendirikan tenda untuk menampung pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tiba-tiba membludak.
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Puskesmas Tajau Pecah Kabupaten Tanahlaut terpaksa mendirikan tenda untuk menampung pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tiba-tiba membludak.
Dari pantauan pada Selasa (11/2), sejumlah pasien bahkan dirawat di tenda yang bertuliskan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
Mereka tidur di velbed atau ranjang lipat.
Botol infus menggantung di tali rafia yang diikat di rangka tenda.
Haifa, yang menunggu anaknya dirawat, mengaku pasrah ditempatkan di tenda.
• Burung Beo Bongkar Perselingkuhan Suami & Pembantunya, Kok Bisa? Faktanya Sang Istri Lapor ke Polisi
• Dewi Perssik Ikut Dipecat dari LIDA 2020? Juga Ramai Dicari Sosok Soimah & Iis Dahlia di Acara Itu
• Buka Kelas Jepang Gratis di Medsos, Rima Hayati Mendulang Ribuan Follower
"Yang penting anak saya tertangani. Tapi sampai sekarang panasnya tak turun juga," ujarnya kepada BPost.
Warga Ambawang Kecamatan Batu Ampar itu pun merasakan panas saat terik matahari.
Untungnya ada sebuah kipas angin mengurangi kegerahan.
Sedang saat malam, dia merasakan banyak gigitan nyamuk.
Anaknya yang masih duduk di taman kanak-kanak mengeluh panas sejak Minggu (9/2).
Dia dibawa dan mulai dirawat di Puskesmas Tajau Pecah sedari Senin.
"Sudah diambil darahnya, tapi tidak tahu juga penyakitnya apa," sebut Haifa.
Haifa sangat ingin agar anaknya segera sembuh sehingga mereka bisa pulang.
"Saya sehari-hari menoreh karet,” ucapnya.