Atlet Dayung Kalsel
Sederhananya Peralatan Berlatih Tak Mengurangi Semangat Atlet Dayung Kalsel Menyongsong PON XX Papua
Sederhananya Peralatan Berlatih Tak Mengurangi Semangat Atlet Dayung Kalsel Menyongsong PON XX Papua
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pagi-pagi sekali, M Faisal sudah berada di lahan kosong di samping dermaga Sungai Awang Jalan Sultan Adam Banjarmasin.
Dia melatih fisik dengan menarik-narik karet ban dalam bekas yang sudah diikatkan ke tiang yang kokoh.
Tangan kanannya kuat menggenggam ujung bagian ban dalam.
Sampai hitungan 25 kali tarikan Faisal baru berhenti.
Keringat pun mengucur.
Hanya beristirahat sebentar, Faisal berlatih pull-up dengan bergantung di batang besi.
Beda dengan menarik karet, pull-up dilakukan hingga ratusan kali naik turun.
Menarik karet dan pull-up menjadi bagian penting dalam latihan atlet dayung.
• Tragedi Calon Pengantin, Sehari Jelang Pernikahan Pria Ini Gantung Diri, Ini Postingan Sebelum Tewas
• Mati-matian Lahirkan Sendiri di Kos, Cewek Ini Kaget Pacarnya Malah Mau Menyerahkan Bayinya ke Orang
• Kondisi Pilu Caesar YKS Kini Bikin Nikita Mirzani Begini, Menangis Curhat ke Sohib Billy Syahputra
Dua alat sederhana ini mampu menguatkan tangan, otot paha dan betis belakang.
"Kekuatan dayung ada di tangan dan dan kaki," ujar atlet dayung nomor Kayak ini.
Faisal tidak sendiri.
Belasan rekannya juga melakukan hal serupa secara bergantian.
Rupanya itu kegiatan rutin untuk pemanasan sebelum terjun ke sungai berlatih.
"Jadi sebelum langsung mendayung kita latihan pemanasan dulu di dermaga," kata Faisal.
Walau bermodal alat sederhana dari ban dalam bekas dan besi berkarat yang dibuat sendiri, para atlet itu latihan dengan semangat.
"Kalau ban dalam bekas, jika kendor karena sering ditarik tarik, diganti lagi dengan ban dalam bekas yang baru agar tarikannya tetap kuat," timpal atlet dayung lainnya.
Mereka harus latihan keras sebab delapan bulan lagi, tepatnya Oktober, harus bertanding di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020.
Apalagi dayung merupakan cabang olahraga yang menyumbang banyak atlet ke PON Papua yakni 18 orang.
Mereka di bawah pengawasan ketat pelatih Donny Wirawan, Sugian Masyur, Rusdi, Halim, Muhlis, Dessy dan Azhar.
Setelah merasa pemanasan cukup, mereka mengambil peralatan baik perahu naga maupun kano dan pengayuhnya untuk diturunkan ke sungai.
Biasanya, kata Faisal, setiap Senin digelar latihan panjang dengan mengarungi Sungai Awang sejauh 25 kilometer.
"Itu artinya kita harus keliling sungai di Banjarmasin," sebut dia.
Pelatih, Masyur, mengatakan menjelang PON latihan anak asuhnya dilakukan secara terprogram dan bervariasi.
Setiap hari menu latihan berbeda-beda.
"Misalnya setiap Senin pagi setelah menjalani libur pada Minggu, anak-anak langsung digenjot latihan fisik dengan latihan jarak 25-35 kilometer," kata dia.
Kemudian volume latihan ditambah pada hari berikutnya.
Pada latihan Selasa pagi, lanjut dia, biasanya diawali dengan latihan beban.
Siangnya baru di sungai.
Sedang Rabu dan Kamis pagi latihan beban.
Siangnya di air.
Kadang dilanjutkan ke sore latihan di air.
"Jumat juga tiga kali latihan di air, beban dan air lagi. Sabtu pagi latihan air lalu siang lari," ujar Mansyur.
Minimnya peralatan, menurut Mansyur, membuat para atlet harus bergantian latihan.
Sejumlah peralatan pemanasan bahkan buatan atlet.
Begitu juga dengan peralatan dayung hingga saat ini belum ada perbaharuan.
Bahkan peralatan dayung yang digunakan merupakan warisan PON 2012.
"Peralatan belum ada yang terbaru semua masih peralatan lama dan banyak yang rusak, jadi latihan bergantian saja," kata Mansyur.
Keterbatasan peralatan tidak membuat atlet dari induk Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kalsel ini mengeluh.
Mereka bahkan membuktikan memiliki semangat tinggi dengan tampil gemilang di ajang kualifikasi PON lalu.
Tanpa diduga para atlet dayung mampu mempersembahkan satu medali perak dan dua medali perunggu dan bonus 18 atlet lolos berlaga di PON Papua.
"Itu sudah usaha maksimal kami. Sebelumnya kami tidak ditargetkan terlalu muluk meraih medali. Namun anak-anak mampu mewujudkan nya berkat kerja keras mereka," ujar dia.
Oleh karena itu pada ajang empat tahunan nanti di Papua, Mansyur berani menargetkan anak asuhnya bisa memberikan yang terbaik melebihi saat ajang kualifikasi PON.
"Saya yakin dayung akan kembali membuat kejutan. Kami berharap bisa memberikan medali emas bagi kontingen Kalsel," pungkas dia.