Wabah Virus Corona

Warga Indonesia Terinfeksi Virus Corona Capai 69 Orang, Masker di Banjarmasin Semakin Langka

Warga Indonesia Terinfeksi Virus Corona Capai 69 Orang, Masker di Banjarmasin Semakin Langka

Penulis: Mariana | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/mariana
Asisten apoteker salah satu apotik di Banjarmasin tunjukkan sisa stok masker yang tersedia. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kepanikan warga Banjarmasin dan sekitarnya Pascatersiar pemberitaan dua warga Depok yang terpapar virus corona, penjualan masker menjadi tidak terkendali.

Sempat dijumpai di sejumlah apotek di Banjarmasin, stok masker menipis bahkan kosong sejak sebulan lalu. Hal ini pun ternyata masih berlanjut.

Tak hanya masker, produk kesehatan yang berfungsi mensterilkan tangan dan tubuh dari kuman, yakni hand sanitizer dan antiseptik juga laris manis diburu.

Di antaranya di Apotek Nuri juga terjadi kelangkaan masker. Di apotek ini hanya menyisakan dua kotak yang berisi 50 pcs. Pihaknya pun hanya per pcs kepada konsumen.

"Kami jual satu pcs masker seharga Rp 3.500. Pembelian tidak bisa lagi dalam jumlah banyak karena dibatasi oleh pihak produsen," ucap Asisten Apoteker Apotek Nuri, Raihanah.

Pernikahan Aurel Hermansyah - Atta Halilintar Jadi Isu Panas, Anang Hermansyah Beri Penegasan Ini?

Syahrini Ketahuan Berbohong pada Reino Barack Demi Ini, Incess Sampai Minta Maaf & Peluk Reino

Banjir di Desa Serdangan Tanahbumbu Surut, Tapi Jalan Poros Masih Terendam Air

Cekcok Rumah Tangga, Pria di Balikpapan Ini Tega Bakar Istri hingga Kritis di Rumah Sakit

Sedangkan hand sanitizer di tempatnya juga kosong. Sejak terendusnya kabar dua pasien positif corona diakuinya hand sanitizer sangat banyak peminatnya.

Senada, di pasar baru, sejumlah pedagang mengaku sudah memiliki stok yang sangat sedikit sejak dua bulan yang lalu, dan harganya meroket dari biasanya.

Sebelum wabah vorus corona masuk ke Indonesia masker dipatok Rp 30.000-Rp50.000 per kotak, kini menjadi sekitar Rp 130.000 per kotak yang berisi 50 pcs masker.

"Karena masih langka hingga saat ini, kami tidak bisa menyediakan stok dalam jumlah banyak, pembeli pun dibatasi satu orang dua masker saja," ujar salah satu pedagang masker di Pasar Baru, Hasan.

Kelangkaan masker tersebut dikarenakan menipisnya pasokan dari distributor berupa bahan baku dalam produksi masker tersebut.

"Keberadaan stok masker penutup hidung dan mulut sangat menipis sebab pasokan dari produksi dari surabaya maupun Jakarta kekurangan salah satu bahan bakunya dalam memproduksinya," ucap Kepala Dinas Perdagangan Kalsel H Birhasani.

Ia menjelaskan, biasanya produsen masker dari pulau Jawa dan Jakarta mengirimkan masker tersebut ke berbagai daerah, tetapi salah satu bahan baku ada yang langsung dikirimkan dari Cina. Namun, bahan baku tersebut tidak bisa terkirim, sehingga mengganggu produksi di Indonesia.

Pasca dua suspect virus corona pertama ditemukan di Indonesia. Membuat masyarakat panik dan memborong masker. Hingga saat ini pasien positif corona di Indonesia mencapai 69 orang.

Akibatnya distributor pedagang ambil kesempatan demi keuntungan. Birhasani menyebut, fenomena itu adalah Panic Buying. Saat ini, kata dia, memang permintaan masyarakat akan masker sangat tinggi.

Iran Siapkan Kuburan Massal untuk Korban Virus Corona, Citra Setelit Meperlihatkan Penampakan Ini

Ada Jejak Kaki Raksasa Ditemukan di Pekarangan Warga Dekat Candi Borobudur, Milik Siapa?

Bahkan, ketika pihaknya mengecek ke lapangan, memang stok masker kosong. Seperti Apotik Sahabat di Kawsan kayu Tangi, Penasea, Alpin Dental dan asar Kujajing atau Pasar Baru dan sejumlah ritel lainnya.

"Kami mengimbau bagi masyarakat tidak perlu panik dengan menimbun stok masker. Masker digunakan bagi yang orang yang sakit agar tidak menularkan penyakit yang sedang diderita, bagi yang sehat agar bisa menjaga pola makan dan kebersihan," pungkasnya. (banjarmasinpost.co.id/mariana )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved