Komunitas Turuntangan Banjarmasin
Dalam Keterbatasan, Komunitas di Banua ini Semangat Memberi Pelatihan Anak-anak Desa Jelapat Baru
Dalam Keterbatasan, Komunitas di Banua ini Semangat Memberi Pelatihan Anak-anak Desa Jelapat Baru
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Era teknologi informasi menjadi salah satu tantangan zaman yang harus dilalui oleh anak bangsa.
Tidak hanya berpacu pada materi ilmu teknologi informasi yang bersifat umum, melainkan juga harus dengan keterampilan penguasaan software teknologi yang ada.
Hal itulah yang menjadi salah satu alasan Komunitas Turuntangan Banjarmasin untuk mengadakan pelatihan dasar komputer bagi anak-anak di Desa Jelapat Baru, Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Komunitas Turuntangan Banjarmasin adalah komunitas sosial atau organisasi non-profit yang diisi para anak muda Banua untuk menggelar aksi sosial berbasis kerelawanan.
• Tangis Nenek Betrand Peto Saat Ultah Putra Asuh Ruben Onsu - Sarwendah, Chetryn Peto Malah Ucap Ini
• Sikap Reino Barack Saat Tahu Dibohongi Syahrini Terkait Video Klip Seumur Hidupku Terungkap
• 30 Ucapan Kata Mutiara Peringatan Isra Miraj 2020, Cocok untuk IG, FB & Twitt, We love Nabi Muhammad
Bertajuk program 'Ruang Eksperd', Komunitas tersebut memberikan pelatihan pada anak-anak di sana.
Salah seorang relawan yang memberikan materi, Dina Rika Yandini (22) mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilakukan sejak 2 Februari 2020 lalu.
"Ruang Eksperd ini dilakukan setiap dua minggu sekali selama tiga bulan, dan pertemuan diadakan pada hari Minggu," jelasnya kepada BPost, Jumat (13/3).
Gadis yang biasa disapa Dina mendapat bagian untuk mengajari anak-anak mengoperasikan Program Komputer Pengolah Kata atau yang lebih dikenal dengan sebutan Microsoft Word.
Dina pun telah berkomitmen meluangkan waktu untuk kegiatan Ruang Eksperd.
"Saya bekerja di suatu lembaga kursus komputer dari Senin hingga Sabtu, terus Minggunya saya pakai untuk kegiatan Komunitas," kata alumni Universitas Lambung Mangkurat tersebut.
Keterbatasan fasilitas di sana tidak mengendurkan semangat para relawan.
Dina dan rekan-rekannya membawa peralatan mengajar sendiri, di antaranya Laptop dan modul.
Tak hanya itu, mereka turut menyewa proyektor untuk digunakan setiap pertemuan Ruang Eksperd.
Bertempat di bangunan sekolah MI dan Mts Darul Mujahidin, Dina mengaku senang melihat semangat anak-anak di sana untuk belajar.
Kondisi di sana memang sangat jauh berbeda dibandingkan sekolah-sekolah di perkotaan.
Bangunan di sana terlihat cat yang sudah mengelupas dan langit-langitnya yang sudah koyak.
Sedangkan dalam proses belajar mengajar Ruang Eksperd, mereka hanya duduk beralaskan ubin.
Namun semua itu tidak menurunkan antusiasme anak-anak di sana untuk menerima ilmu dari Dina dkk.
Tidak mudah memang mengajarkan sesuatu yang baru, namun Dina dkk dengan sabar memberikan pendampingan. Dina bertugas memberikan penjelasan di depan, sedangkan rekannya yang lain mendampingi di sebelah anak-anak tersebut.
Dina menjelaskan bahwa berbagai kendala pun harus mereka hadapi selama proses belajar mengajar.
"Kesulitan selama kegiatan adalah ketika terbatasnya akses listrik atau ketika ada kerusakan pada kabel atau terminal penghubung daya listrik yang diminta dari rumah warga," jelasnya.
Berkat kerjasama dan keuletan relawan Komunitas Turuntangan Banjarmasin bersama warga sekitar, program 'Ruang Eksperd' pun dapat dilaksanakan dengan baik.
Dina berharap agar kegiatan Ruang Eksperd dapat menginspirasi pegiat pendidikan untuk membagi pengetahuannya kepada adik-adik di desa yang masih terbatas dalam akses teknologi.


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											