Wabah Virus Corona
Cegah Corona, Warga Shenzhen Cina Dilarang Makan Kucing
Pemerintah Shenzhen melarang warga memakan daging anjing dan kucing. Peraturan ini berlaku per 1 Mei
BANJARMASINPOST.CO.ID, SHENZHEN - Kebiasaan sebagian masyarakat negeri tirai bambu mengonsumsi daging hewan liar, termasuk kucing dan anjing diyakini berkontribusi terhadap penularan virus corona.
Untuk mengatasi penularan virus corona yang kadung masif ini, berbagai langkah pun dilakukan pemerintah daerah setempat.
Seperti dilakukan pemerintah di Kota Shenzhen, Cina.
Kota ini dilaporkan jadi yang pertama menerapkan larangan penjualan dan konsumsi daging anjing dan kucing.
Langkah itu diberlakukan menyusul keyakinan bahwa wabah virus corona yang tengah melanda berhubungan dengan perdagangan hewan liar.
• Bohong Soal Tertular Corona, Kim Jaejoong JYJ Terancam Penjara 5 Tahun
• Dokter Pengungkap Virus Corona Menghilang, Sempat Dapat Teguran Keras
Otoritas Cina sempat melarang adanya penjualan dan konsumsi hewan liar begitu virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu melanda pada Januari 2020.
Tetapi pemerintah Shenzhen mengambil kebijakan lebih tegas. Mereka melarang warga memakan daging anjing dan kucing dalam aturan yang berlaku per 1 Mei mendatang.
Organisasi Humane Society International (HSI) menyatakan, 30 juta ekor anjing dibunuh di seluruh Asia setiap tahunnya untuk dikonsumsi.
Dilansir Reuters via BBC Kamis (2/4/2020), otoritas Shenzhen menerangkan, anjing dan kucing adalah hewan yang punya kedekatan emosional lebih dengan manusia.
"Pelarangan ini merupakan tanggapan dari semangat sekaligus permintaan akan semakin tingginya peradaban manusia," kata pemerintah.
Selain itu, praktik ini disebut lumrah di sejumlah negara maupun wilayah Cina lainnya seperti Hong Kong, yang menuai pujian dari HSI.
Pakar kebijakan Cina di HSI, Dr Peter Li, menyatakan keputusan pemerintah kota di tenggara Negiri "Panda" itu merupakan tonggak penting.
"Ini benar-benar momen penting dalam upaya mengakhiri perdagangan brutal yang membunuh 10 juta anjing dan 4 juta kucing di China setiap tahunnya," kata dia.
• Via Vallen Resah Kucingnya Ingin Kawin di Tengah Wabah Corona
• Cegah Corona, Paman Birin Instruksikan Kepala Daerah Kerahkan Sumber Daya
Meski begitu di saat bersamaan, Beijing dilaporkan menyetujui penggunaan empedu beruang sebagai obat tradisional bagi penderita virus corona. Benda yang berasal dari pencernaan beruang, dan diambil dalam keadaan si binatang hidup, disebut telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional.
Kandungan aktif, yaitu asam ursodeoxycholic, biasanya digunakan dalam mengobati penyakit batu empedu atau merawat pasien liver.