Wabah Corona di Kalsel
Sepi Pembeli Dirasa Pedagang Daging Pasar Kemakmuran Kotabaru karena Corona
Pedagang di Pasar Kemakmuran, Kabupaten Kotabaru, merasakan sepinya penjualan karena pembeli sedikit datang sehubangan wabah virus corona (Covid-19).
Penulis: Herliansyah | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang semakin masif, sangat memberikan dampak cukup besar.
Bahkan setelah merebaknya virus ini, membuat resesi ekonomi (perlambatan ekonomi) dan hampir di semua sektor.
Selain terdampak pada perekonomian pedagang di kawasan Wisata Kuliner, Siringlaut yang sebagian memilih tutup.
Dampak Covid-19 membuat eksistensi transaksi pedagang dan konsumen di Komplek Pasar Kemakmuran, Kotabaru kian melemah.
Seperti dialami salah satu pedagang daging sapi.
Sejak merebaknya Covid-19, daya beli masyarakat terus berkurang, turun drastis hingga menpai 35 persen.
• Stok Beras di Kotabaru Mencukupi untuk Enam Bulan
• Harga Gula di Pasar Kemakmuran Kotabaru Melambung, Ibu Rumah Tangga ini Semakin Cemas
• Kadiskoperdag Kotabaru Mahyudiansyah Tegaskan Pasar Kemakmuran Tidak Ditutup
• NEWS VIDEO: Ketua DPRD Kotabaru Tinjau Lokasi Bangunan di Pasar Kemakmuran
"Daya beli masyarakat turun drastis, karena tidal bisa melaksanakan hajatan. Selamatan, resepsi perkawinan," kata H Syukur pedagang daging sapi.
Menurut Syukur, sementara mereka punya hajatan biasanya lebih banyak memerlukan daging, berkisar antara 5 sampai 10 kilogram.
"Jadi yang ditunggu hari-hari ini, masyarakat yang membeli satu kilo, dua kilogram sampai seperempat," terang Syukur.
Keluh kesah oleh sepinya daya beli masyarakat setelah merebak Covid-19, langsung didengar Ketua DPRD Kotabaru, Syairi Mukhlis, saat melakukan pengecekan harga-harga bahan pokok di Komplek Pasar Kemakmuran, kemarin.
Lesunya minat beli masyarakat terhadap kebutuhan daging sapi, diakui Syukur juga berdampak pada sapi ternak yang sekarang masih dipelihara di kandang.
"Perhitungannya kemarin (sebelum wabah Corona) rencana sapi yang ada di kandang tinggal ditambah beberapa ekor, jika kurang karena mau bulan puasa dan untuk lebaran. Sekarang memotong satu ekor saja, kadang tidak habis," katanya.
Padahal sebelum wabah Covid-19, sehari bisa sampai memotong lima ekor. Namun, saat ini kurangnya minal beli masyarakat, kecuali hanya berharap pedagang pentol.
"Hanya yang bisa diharapkan sekarang pedagang pentol, kemarin ada sampai membeli empat kilo," tandas Syukur. (Banjarmasinpost.co.id/Helriansyah)
