Wabah Virus Corona

3 Menit Warga Wuhan Terdiam, Suasana China Kibar Bendera Setengah Tiang Kenang Korban Covid-19

Di Wuhan, kota tempat asal wabah Covid-19 yang kemudian menyebar ke seluruh dunia, semua lampu lalu lintas di daerah perkotaan berubah merah

Editor: Murhan
Reuters/Aly song
Bendera China dikibarkan setengah tiang Sabtu (4/4/2020), untuk mengenang orang-orang yang meninggal, termasuk petugas medis, akibat wabah Covid-19. 

Beberapa orang mengenakan baju hazmat pelindung yang telah menjadi simbol krisis di seluruh dunia.

"Saya merasa sangat sedih karena rekan kerja dan pasien kami meninggal dunia," kata Xu, seorang perawat di Rumah Sakit Tongji yang bekerja di garis depan merawat pasien Covid-19. Ia menahan air mata. "Saya berharap mereka bisa beristirahat dengan baik di surga," katanya.

Sekitar 2.567 orang meninggal dunia di Wuhan yang berpopulasi 11 juta orang.

Kematian di Kota Wuhan yang terletak di tengah-tengah Sungai Yangtze tersebut menyumbang lebih dari 75 persen dari kematian di seluruh China.

Di antara mereka yang meninggal adalah Li Wenliang, seorang dokter muda yang berusaha mengingatkan perlunya kewaspadaan pemerintah dan warga China mengenai Covid-19 ini.

Li Wenliang memperoleh penghormatan dan pemerintah Hubei awal pekan ini, setelah pada awalnya dia diperiksa oleh polisi di Wuhan karena dianggap telah "menyebarkan desas-desus".

Gui Yihong (27), salah seorang di antara ribuan penduduk Wuhan yang mengajukan diri untuk mengirim pasokan makanan ke rumah sakit selama penguncian selama dua bulan di Wuhan, masih mengingat rasa takut, frustrasi, dan rasa sakit di Rumah Sakit Pusat Wuhan, tempat Li Wenliang bekerja.

Selama 80 hari terakhir kami telah bertarung antara hidup dan mati, dan akhirnya meraih kemenangan. Tidak mudah sama sekali untuk mendapatkan kemenangan ini.

"Jika Anda tidak berada di garis depan, Anda tidak akan bisa mengalami ini," kata Gui Yihong sembari meletakkan beberapa bunga di tempat sebelah peringatan bencana banjir Wuhan tahun 1954 akibat meluapnya Sungai Yangtze.

"Saya harus datang dan memberikan kesaksian. Selama 80 hari terakhir kami telah bertarung antara hidup dan mati, dan akhirnya meraih kemenangan. Tidak mudah sama sekali untuk mendapatkan kemenangan ini," kata Gui Yihong.

Setelah epidemi di Wuhan mereda, kini virus korona telah menyebar ke seluruh penjuru dunia sejak Januari 2020 dan mengakibatkan lebih dari satu juta orang terinfeksi, menewaskan lebih dari 55.000 orang, dan melumpuhkan ekonomi dunia.

Pemerintah Wuhan melarang semua kegiatan pembersihan makam di kuburan leluhur sampai 30 April 2020 dan membatasi pergerakan jutaan warga yang biasanya pergi untuk merawat makam leluhur mereka, meletakkan bunga, dan membakar dupa.

Karena warga masih "terjebak" di dalam rumah akibat kebijakan penutupan wilayah secara total, warga pun menggunakan layanan siaran daring untuk menyaksikan secara langsung para staf pemakaman membersihkan makam leluhur mereka.

Kasus tanpa gejala

Para selebritas China pun ikut ambil bagian dalam bela sungkawa untuk menghormati para "martir" tersebut. Selebritas, seperti Fan Bingbing, mengganti foto profil media sosial mereka dengan menampilkan foto kosong berwarna abu-abu atau hitam. Apa yang dilakukan Bingbing tersebut mendapat jutaan tanda "suka" dari penggemarnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved