Syaban 2020

Ustaz Abdul Somad Jelaskan Soal Qadha Puasa Ramadhan Setelah Nisfu Syaban

Qadha atau puasa Ramadhan setelah Nisfu Syaban. Berikut penjelasan Ustaz Abdul Somad.

Penulis: Noor Masrida | Editor: Nia Kurniawan
banjarmasinpost.co.id/kaspul anwar
Ustadz Abdul Somad saat bertausiah dalam tablig akbar di Murjani Banjarbaru. 

Editor : Nia Kurniawan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Bolehkah qadha atau membayar puasa Ramadhan setelah Nisfu Sya'ban? Simak penjelasannya menurut Ustadz Abdul Somad.

Saat ini kita sedang berada di pertengahan bulan Syaban atau Nisfu Syaban. Artinya tak lama lagi umat muslim akan kembali melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.

Pada pelaksanaan puasa ramadhan selama satu bulan, tak jarang ada yang berhalangan untuk melaksanakan ibadah puasa dalam kurun waktu tertentu khususnya para perempuan.

Jika kamu yang masih memiliki 'hutang' puasa di Ramadhan lalu hendaknya segera membayarkannya sebanyak hari puasa yang ditinggalkan lewat puasa Qadha.

Ini Daftar Amalan Wanita Haid di Malam Nisfu Syaban 2020, berikut Penjelasannya

Panduan Ibadah Malam Nisfu Syaban, Simak Juga Amalan & Niat Puasa Nisfu Syaban 2020

Bolehkan Shalat Berjamaah Shaf Jarak 1 Meter Imbas Corona? Ini Kata Ustadz Abdul Somad

Lalu bolehkah membayar puasa qadha ramadhan ketika sudah memasuki bulan Syah'ban?

Adapun terkait puasa setelah memasuki nisfu Sya’ban atau pertengahan bulan Sya‘ban, sebagian ulama memiliki pendapat yang berbeda seperti dilansir Banjarmasin.co.id dari laman nahdlatul ulama atau nu.online yang tayang pada 1 Mei 2018.

Sebagian ulama ada yang mengharamkan puasa pada pertengahan bulan Sya‘ban hingga Ramadhan tiba.

Mereka mendasarkan pada antara lain hadits riwayat Abu Dawud berikut ini:

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إذا انتصف شعبان فلا تصوموا

Artinya, “Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Bila hari memasuki pertengahan bulan Sya’ban, maka janganlah kalian berpuasa,’” HR Abu Dawud.

Sementara ulama yang membolehkan puasa pada pertengahan bulan Sya’ban juga bersandar pada hadits riwayat Ummu Salamah dan Ibnu Umar RA yang ditahqiq oleh At-Thahawi.

Perbedaan pendapat dan argumentasi masing-masing ulama ini diangkat oleh Ibnu Rusyd sebagai berikut:

وأما صيام النصف الآخر من شعبان فإن قوما كرهوه وقوما أجازوه. فمن كرهوه فلما روي من أنه عليه الصلاة والسلام قال: لا صوم بعد النصف من شعبان حتى رمضان. ومن أجازه فلما روي عن أم سلمة قالت: ما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم صام شهرين متتابعين إلا شعبان ورمضان، ولما روي عن ابن عمر قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرن شعبان برمضان. وهذه الآثار خرجها الطحاوي

Artinya, “Adapun mengenai puasa di paruh kedua bulan Sya’ban, para ulama berbeda pendapat. Sekelompok menyatakan, makruh. Sementara sebagian lainnya, boleh. Mereka yang menyatakan ‘makruh’ mendasarkan pernyataannya pada hadits Rasulullah SAW, ‘Tidak ada puasa setelah pertengahan Sya’ban hingga masuk Ramadhan.

Kumpulan DP dan Ucapan Selamat Nisfu Syaban 1441 H, Share WA, IG dan Facebook

Sementara ulama yang membolehkan berdasar pada hadits yang diriwayatkan Ummu Salamah RA dan Ibnu Umar RA.

Menurut Salamah, ‘Aku belum pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali puasa Sya’ban dan Ramadhan.’

Ibnu Umar RA menyatakan, Rasulullah SAW menyambung puasa Sya’ban dengan puasa Ramadhan. Hadits ini ditakhrij oleh At-Thahawi,” (Lihat Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid fi Nihayatil Muqtashid, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2013 M/1434 H], cetakan kelima, halaman 287).

Terkait utang puasa, disarankan sebaiknya diqadha sesegera mungkin meskipun setelah pertengahan bulan Sya’ban.

Ceramah Ustadz Abdul Somad Tentang Qadha Puasa Setelah Lewat Nisfu Sya'ban

Sebelum menyambut puasa Ramadhan, maka terlebih dulu harus menyelesaikan utang puasa di bulan Ramadhan tahun lalu.

Utang puasa Ramadhan tahun lalu ini disebut juga puasa qadha.

Hukum untuk melaksanakan puasa qadha bulan Ramadhan adalah wajib.

Karena puasa Ramadhan termasuk dalam salah satu rukun islam yang ketiga.

Namun, bagaimana jika puasa qadha bulan Ramadhan masih belum beres bahkan setelah Nisfu Syaban? apakah hukumnya boleh atau malah haram?

Mengenai hukum ini, maka UAS atau Ustadz Abdul Somad menjawabnya.

Hal tersebut terlihat di laman Youtube Dakwah Islam seperti dilansir Banjarmasinpost.co.id dari laman Serambinews.com, Rabu (8/4/2020).

Untuk pembayaran puasa Ramadan setelah memasuki Nisfu Syaban, ada perbedaan pendapat para ulama.

Ada yang mengharamkan puasa pada Nisfu Syaban hingga bulan Ramadan tiba.

Ada juga yang membolehkannya.

"Sampai kapan batas meng- qadha shaum?" tanya seorang jamaah kepada UAS.

"Ini puasa Ramadhan tahun lalu. Dan ini 29 hari lagi puasa Ramadhan tahun ini. Maka kapan puasa qadhanya? Qadha itu mengganti, maka di sinilah qadha, qadha, qadha (diantara puasa Ramadhan yahun lalu dan tahun ini)," papar UAS.

Kemenag Kalsel Imbau Umat Laksanakan Ibadah Nisfu Syakban di Rumah

Lalu, UAS pun menjawab soal hukum puasa qadha Ramadhan di bulan Syaban, terutama di hari Senin akan mendapat pahal 3 kali lipat.

"Siapa yang mengganti puasa di bulan Syaban hari Senin, otomatis dapat 3 pahala. Puasa qadha ramadhan satu hari, puasa bulan Syaban dapat, dan puasa hari Senin," tutur UAS.

"Jadi niatnya cuman satu, saya niat puasa qadha. Gak perlu niat 3 kali," tambahnya.

Setelah itu, UAS menjelaskan bahwa batas qadha itu sampai puasa Ramadhan yang akan datang.

"Batas qadhanya sampai puasa Ramadhan yang akan datang," tambah UAS.

Kemudian, ada jamaah lain yang bertanya soal hukum puasa qadha setelah Nisfu Syaban

"Bagaimana hukum puasa setelah Nisfu Syaban?" tanya jamaah lainnya.

Ditanya soal puasa setelah Nisfu Syaban, UAS pun menegaskan sudah ada ketegasan di dalam hadits sahih Abu Hurairah.

"Haditsnya jelas dari Abu Hurairah RA, disebutkan dalam riwayat Abu Dawud, yakni:

'Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, 'Kalu sudah melewati Nisfu Syaban, maka janganlah kalian berpuasa,'" HR Abu Dawud.

Namun dibolehkan puasa, jika memang terbiasa puasa sunnah seperti puasa senin kamis.

"Boleh berpuasa, bagi yang terbiasa puasa sunnah. Jika memang Nisfu Syaban hari Rabu, besoknya Kamis," ujar UAS.

Tak hanya itu, dijelaskan UAS, puasa setelah Nisfu Syaban pun diperbolehkan bagi yang sedang qadha puasa Ramadhan.

"Yang kedua, boleh juga bagi yang meng-qadha atau utang puasa. Begitu puasa Ramadhan tahun ini tinggal 7 hari ini, eh lupa," papar UAS.

"Maka bagi yang mau meng-qadha, silakan boleh," tegasnya.

Akan tetapi, jika hingga bulan Ramadhan yang akan datang masih belum bayar puasa qadha, maka menurut UAS ada denda berlipat.

Denda tersebut yakni tetap membayar puasa qadha dan juga fidyah.

"Karena jika qadha puasa nya masih antara Ramadhan dan Ramadhan, hanya qadha saja. Tapi kalau sudah lewat Ramadhan lagi, maka qadha plus fidyah," tandas Ustadz Abdul Somad.

Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved