Ramadhan 2020

Fenomena Hujan Meteor Lyrids Mendahului Kehadiran Asteroid di Malam Ramadhan 1441 H

ada Fenomena menarik, Hujan Meteor Lyrids Mendahului Kehadiran Asteroid di Malam Ramadhan 1441 H, saat pandemi corona

Editor: Royan Naimi
kompas.com
Hujan meteor Lyrid 2013 - Catat waktu dan tempat terbaik untuk menyaksikan fenomena puncak hujan meteor Lyrids di langit Indonesia. Jangan lupa baca doanya saat melihatnya. 

Editor: Royan Naimi

BANJARMASINPOST.CO.ID – Sejumlah fenomena alam terjadi jelang awal Ramadhan 1441 H maupun di pertengahan Ramadhan 2020. Kehadiran asteroid bakal menghias angkasa, sementara sebelumnya, didahului hujan meteor Lyrids.

Seperti diketahui, Puasa Ramadhan 1441 H atau Ramadhan 2020 dilaksanakan dalam kondisi wabah virus corona atau covid-19.

Asteroid raksasa hadir saat pertengahan Ramadhan.

Awal Ramadhan 1441 H masih ditentukan melalui sidang isbat digelar Kenmenag pada Kamis 23 April 2020. Adapun Ormas Muhammadiyah telah menetapan 1 Ramadhan 1441 H pada Jumat 24 April 2020.

Dilansir dari LAPAN, Asteroid 2016 HP6 akan mendekati Bumi pada pertengahan Ramadan, tepatnya pada hari Jumat, 8 Mei 2020 dengan jarak 1,66 juta kilometer dari bumi.

Selain Pandemi Virus Corona, Pertengahan Ramadhan 1441 H Bakal Hadir Asteroid di Angkasa

Pengumuman Hasil Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadhan 1441 H Dilaksanakan Hari Ini, Simak Link Kemenag

Panduan & Niat Shalat Tarawih Ramadhan 1441 H, Kata Ustadz Abdul Somad Jika Imam Tak Hafal Alquran

Keberadaannya yang dekat dengan bumi disebabkan sumbu setengah panjangnya dalam berotasi lebih besar dibandingkan dengan orbit bumi sebesar 1 Satuan Astronomi (SA), tapi memiliki jarak perihelion lebih kecil 1,017 SA dibandingkan aphelion bumi.

Adapun Fenomena tersebut adalah hujan meteor Lyrids.

Hal tersebut dijelaskan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bahwa hujan meteor ini berlangsung setiap tahun mulai tanggal 16-25 April.

Namun pada tahun ini, hujan meteor Lyrids akan terjadi hari ini, tepatnya pada malam tanggal 22 dan pagi dini hari tanggal 23 April 2020.

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Bidang Desiminasi Pusat Sains Antariksa (Pussainsa), Dr Emauel Sugging Mumpuni partikel debu yang cerah itu ditinggalkan oleh meteor yang ditemukan pada tahun 1861 bernama komet C/1861 G1 Thatcher.

Terkadang meteor ini bisa menghasilkan jejak debu cerah yang bisa bertahan selama beberapa detik.

Fenomena hujan meteor Lyrids yang berasal dari konstelasi Lyra ini bisa muncul di langit manapun.

Ilustrasi hujan meteor Geminid
Ilustrasi hujan meteor Geminid (ISTIMEWA)

Fenomena ini makin apik sebab hampir berbarengan dengan fenomena bulan baru sehingga berpotensi menghasilkan pemandangan meteor Lyrids yang indah.

Hal itu dikarenakan bulan yang hampir baru memiliki kadar cahaya yang gelap sehingga debu cerah meteor akan terlihat lebih jelas.

Sumber: Tribun Palu
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved