Ramadhan 2020
Fenomena Hujan Meteor Lyrids Mendahului Kehadiran Asteroid di Malam Ramadhan 1441 H
ada Fenomena menarik, Hujan Meteor Lyrids Mendahului Kehadiran Asteroid di Malam Ramadhan 1441 H, saat pandemi corona
Editor: Royan Naimi
BANJARMASINPOST.CO.ID – Sejumlah fenomena alam terjadi jelang awal Ramadhan 1441 H maupun di pertengahan Ramadhan 2020. Kehadiran asteroid bakal menghias angkasa, sementara sebelumnya, didahului hujan meteor Lyrids.
Seperti diketahui, Puasa Ramadhan 1441 H atau Ramadhan 2020 dilaksanakan dalam kondisi wabah virus corona atau covid-19.
Asteroid raksasa hadir saat pertengahan Ramadhan.
Awal Ramadhan 1441 H masih ditentukan melalui sidang isbat digelar Kenmenag pada Kamis 23 April 2020. Adapun Ormas Muhammadiyah telah menetapan 1 Ramadhan 1441 H pada Jumat 24 April 2020.
Dilansir dari LAPAN, Asteroid 2016 HP6 akan mendekati Bumi pada pertengahan Ramadan, tepatnya pada hari Jumat, 8 Mei 2020 dengan jarak 1,66 juta kilometer dari bumi.
• Selain Pandemi Virus Corona, Pertengahan Ramadhan 1441 H Bakal Hadir Asteroid di Angkasa
• Pengumuman Hasil Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadhan 1441 H Dilaksanakan Hari Ini, Simak Link Kemenag
• Panduan & Niat Shalat Tarawih Ramadhan 1441 H, Kata Ustadz Abdul Somad Jika Imam Tak Hafal Alquran
Keberadaannya yang dekat dengan bumi disebabkan sumbu setengah panjangnya dalam berotasi lebih besar dibandingkan dengan orbit bumi sebesar 1 Satuan Astronomi (SA), tapi memiliki jarak perihelion lebih kecil 1,017 SA dibandingkan aphelion bumi.
Adapun Fenomena tersebut adalah hujan meteor Lyrids.
Hal tersebut dijelaskan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bahwa hujan meteor ini berlangsung setiap tahun mulai tanggal 16-25 April.
Namun pada tahun ini, hujan meteor Lyrids akan terjadi hari ini, tepatnya pada malam tanggal 22 dan pagi dini hari tanggal 23 April 2020.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Bidang Desiminasi Pusat Sains Antariksa (Pussainsa), Dr Emauel Sugging Mumpuni partikel debu yang cerah itu ditinggalkan oleh meteor yang ditemukan pada tahun 1861 bernama komet C/1861 G1 Thatcher.
Terkadang meteor ini bisa menghasilkan jejak debu cerah yang bisa bertahan selama beberapa detik.
Fenomena hujan meteor Lyrids yang berasal dari konstelasi Lyra ini bisa muncul di langit manapun.

Fenomena ini makin apik sebab hampir berbarengan dengan fenomena bulan baru sehingga berpotensi menghasilkan pemandangan meteor Lyrids yang indah.
Hal itu dikarenakan bulan yang hampir baru memiliki kadar cahaya yang gelap sehingga debu cerah meteor akan terlihat lebih jelas.
"Bulan yang hampir baru akan memastikan langit gelap untuk pertunjukan yang baik tahun ini," ujar Emauel Sugging Mumpuni.
Pemandangan terbaik berasal dari lokasi yang gelap setelah tengah malam di semua wilayah Indonesia.
Kendati demikian, pertunjukan yang menarik dari hujan meteor Lyrids ini juga sangat berpengaruh dengan kondisi cuaca.
"Di tempat manapun (bisa melihat hujan meteor) yang (penting) terbuka, dan gelap," lanjutnya.
Bisa disaksikan dengan mata telanjang
Sementara dikutip dari unggahan akun Instagram ofisial LAPAN, fenomena ini bisa langsung disaksikan dengan mata telanjang atau tanpa bantuan teleskop.
"Puncak hujan meteor Lyrids tahun ini terjadi pada sekitar tengah malam tanggal 22 April menuju pagi dini hari tanggal 23 April. Radiant hujan meteor ini adalah konstelasi Lyra, tetapi dapat muncul di mana saja di langit. Pengamatan hujan meteor Lyrids tidak membutuhkan teleskop," tulis @lapan_ri, Rabu (22/4/2020) pagi.
Waktu terbaik menyaksikan hujan meteor Lyrids
Sementara dikutip dari CNN, jelang tengah malam akan menjadi waktu terbaik untuk melihat meteor Lyrids karena bergerak lebih lambat dan lebih panjang ketika melintas secara horizontal di langit.
Fenomena itu disebut earthgrazers.
Dilansir Space.com, menurut Observer's Handbook dari Royal Astronomical Society of Canada, puncak hujan meteor akan berlangsung selama beberapa jam, tetapi aktivitas maksimum diperkirakan akan terjadi sekitar pukul 02.00 EDT (06.00 GMT) pada hari Rabu.
Jika dikonversi ke waktu Indonesia bagian barat menjadi pukul 01.00 WIB, Kamis (23/4/2020).
Itu sekitar 20 jam sebelum bulan mencapai fase baru pada pukul 10.26 EDT (02.26 GMT).
Tempat ideal melihat hujan meteor Lyrids
Radiasi, atau titik asal, dari hujan meteor Lyrid berada di rasi Hercules, dekat perbatasan dengan konstelasi Lyra. (Aplikasi SkySafari)
Untuk bisa melihat meteor Lyrids, temukan langit yang gelap jauh dari polusi cahaya.
Idealnya sambil berbaring telentang sehingga leher Anda tidak tegang.
Meteor Lyrids akan tampak berasal dari titik di langit di perbatasan antara rasi bintang Hercules dan Lyra (rumah dari bintang terang Vega).
Titik asal yang jelas ini, akan berada di timur laut setelah matahari terbenam dan hampir tepat di atas kepala beberapa jam sebelum fajar.
Setelah Anda menemukan sinarnya, jangan hanya menatap satu arah langit itu sepanjang malam.
Garis-garis yang lebih panjang cenderung muncul dan tampak lebih jauh dari pancaran sinar matahari sehingga Anda mungkin kehilangan meteor terbaik jika hanya terpaku di satu arah.
Doa saat melihat meteor jatuh
Dikutip dari sumber lain, dalam ajaran Islam fenomena hujan meteor atau bintang jatuh dijelaskan dalam beberapa surat Alquran.
Satu di antaranya adalah di Surat Al Mulk.
Dalam surat tersebut, Allah Swt berfirman:
“Walaqod zayyannassamaa al dunyaa bimashoobiiha waja’alnaaha rujuumal lisyayaathiini. Wa’atadna lahum ‘adzaabas sa’iir," (QS. Al Mulk: 5).
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.
Hujan meteor Lyrid 2013 (Kompas.com)
Hujan meteor maupun bintang jatuh merupakan fenomena alam yang biasa dan tidak ada kaitannya dengan mitos bahwa meminta sesuatu ketika melihat bintang jatuh akan dikabulkan sebagaimana yang berkembang di masyarakat.
Namun, ulama menganjurkan umat Islam untuk memanjatkan doa ketika melihat keajaiban alam termasuk fenomena hujan meteor.
Berikut doanya:
Maasyaa Allah laa haula walaa quwwata illa billah.
Artinya: Sesuatu dikehendaki Allah. Tiada kekuatan selain kekuatan Allah.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Sunni dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:
“Barangsiapa yang melihat sesuatu yang membuatnya takjub, kemudian dia mengucapkan, ‘Masya Allah la haula walaa quwwata illa billah', maka sesuatu tersebut tidak akan membahayakannya.”
Selain itu, umat Muslim juga bisa mengucapkan tasbih, tahmid dan takbir untuk mengagungkan kekuasaan Allah SWT.
Subhanallah, wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar. Walaa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhim.
Artinya: Mahasuci bagi Allah dan segala puji hanya bagi Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar. Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali atas ketinggian dan keagungan Allah.
Asteroid 2016 HP6
Mengutip national https://nationalgeographic.grid.id/
dilansir dari LAPAN, Asteroid 2016 HP6 akan mendekati Bumi pada pertengahan Ramadan, tepatnya pada hari Jumat, 8 Mei 2020 dengan jarak 1,66 juta kilometer dari bumi.
Keberadaannya yang dekat dengan bumi disebabkan sumbu setengah panjangnya dalam berotasi lebih besar dibandingkan dengan orbit bumi sebesar 1 Satuan Astronomi (SA), tapi memiliki jarak perihelion lebih kecil 1,017 SA dibandingkan aphelion bumi.
Meskipun berjarak dekat dengan bumi, asteroid 2016 HP6 yang dikategorikan sebagai asteroid Apollo ini bisa menjadi ancaman bagi peradaban jika terlalu dekat dengan Bumi.

Asteroid tersebut akan mendekati Bumi dengan kecepatan relatif 5,72 kilometer per detik dengan ukuran yang diperkirakan antara 23 hingga 52 meter.
Saat mengitari matahari, jarak terdekat asteroid dengan matahari berjarak 1,51 juta kilometer dengan kemiringan orbit 3,92 derajat.
Meski begitu, ilmuwan LAPAN memperkirakan bahwa asteroid ini memiliki perpotongan orbit minimum sebesar 0,05 SA atau 7,5 juta kilometer. Dengan begitu, ia tidak dapat dikategorikan sebagai objek yang berpotensi berbahaya bagi kehidupan Bumi.
Mengenai potensi asteroid tersebut akan bertabrakan dengan bumi, LAPAN menyebutkan bahwa peristiwa tersebut adalah hal alami yang sering terjadi.
Setiap harinya, 80 hingga 100 ton asteroid jatuh ke bumi dari luar angkasa dan berakhir menjadi debu karena hancur di atmosfer bumi.
Setidaknya berdasarkan laporan Planetary Defense Coordination Office NASA, sensor radar pemerintah Amerika Serikat telah mendateksi sekitar 600 asteroid yang berukuran kecil yang memasuki bumi dan menciptakan bintang jatuh.
(TribunPalu.com)
Artikel ini sebagi tayang di tribunpalu.com dengan judul: Catat Jam dan Tempat Terbaik untuk Lihat Hujan Meteor Lyrids Malam Ini di Langit Indonesia - Tribun Palu