Internasional
Reaksi Keras Susi Pudjiastuti soal Penyiksaan ABK Indonesia di Kapal Nelayan China
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut bereaksi atas beredarnya kabar penyiksaan terhadap ABK asal Indonesia di kapal China
Penulis: Noor Masrida | Editor: Rahmadhani
EDITOR : Rahmadhani
BANJARMASINPOST.CO.ID - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut bereaksi atas beredarnya kabar penyiksaan terhadap Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia di kapal nelayan China.
Sebelumnya, ABK Indonesia dilaporkan mengalami perlakuan buruk di kapal nelayan China.
Media Korea Selatan, TV MBC yang memberitakan lewat tayangan videonya, memperlihatkan perlakuan tak manusiawi yang diterima ABK asal Indonesia di kapal nelayan milik China tersebut.
Melalui akun Twitternya, Susi Pudjiastuti memberikan komentarnya terhadap kejadian tersebut.
• TV Korsel Bongkar Perlakuan Keji pada ABK Indonesia di Kapal Nelayan China, Disebut Bak Perbudakan
• Lirik Wilayah Kelumpang, Investor Cina Rencana Buka Tambang Batu Bara Seluas 5.728 Hektare
Awalnya Susi Pudjiastuti membagikan artikel berita Kompas.com mengenai Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang mengalami perlakuan buruk di kapal nelayan China.
Kemudian Susi Pudjiastuti meretweet video Youtuber asal Korea Selatan, Jang Hansol membahas video tersebut dalam akun Youtube Korea Reomit miliknya.
Susi juga menyertakan tulisan mengenai pendapatnya soal penangkapan ikan tanpa aturan dan tanpa pelaporan, seperti Kasus Benjina.
"Itulah kenapa Ilegal Unreported Unregulated Fishing harus dihentikan. Ingat dulu kasus Benjina ? Dibawah ini berita dari Korea Face with open mouth and cold sweatFace with open mouth and cold sweat," tulis Susi Kamis (7/4).
Tweet Susi rupanya ditanggapi oleh si empunya video, Jang Hansol, pemilik akun Youtube Korea Reomit.
Jang Hansol menulis ucapan terimakasih karens Susi sudah membagikan videonya.
"Terima kasih bu, video saya sudah dishare Folded hands semoga membantu kita semua" tulisnya.
Susi kemudian menjawab dengan memberikan referensi kasus serupa yakni kasus yang terjadi di Benjina.
"Tonton Benjina .. yg begini ratusan sudah terjadi bertahun tahun. Abk Indonesia di perauran Somalia, yg mati kelaparan satu persatu dikapal dilepas pantai. Tidak ada suplai .. cari artikelnya pasti ada," tulisnya.

* TV Korsel Bongkar Perlakuan Keji pada ABK Indonesia di Kapal Nelayan China
Kejadian keji terhadap anak buah kapal (ABK) Indonesia di kapal nelayan China baru-baru ini diungkap sebuah media asal Korea Selatan.
Adalah Media Korea Selatan, TV MBC yang memberitakan lewat tayangan videonya, memperlihatkan perlakuan tak manusiawi yang diterima ABK asal Indonesia di kapal nelayan milik China tersebut.
Berita tersebut diberi judul "Eksklusif, 18 jam sehari kerja. Jika jatuh sakit dan meninggal, lempar ke laut" yang diunggah lewat akun youtube stasiun TV MBC.
Setelah berita itu muncul, Youtuber asal Korea Selatan, Jang Hansol membahas video tersebut dalam akun Youtube Korea Reomit miliknya.
Untuk diketahui Jang Hansol adalah Youtubrr asal Korea Selatan yang fasih berbahasa Indonesia bahkan bahasa Jawa karena pernah tinggal di Kota Malang.
Dalam videonya Hansol menginterpretasikan berita yang dirilis oleh MBC tersebut.
Menurut Hansol, di kapal nelayan milik China tersebut, telah terjadi perbudakan manusia.
Menurut interpretasinya, para awak kapal Indonesia ini harus bekerja selama 30 jam, dan istirahat selama 6 jam.
“Tiga puluh jam berdiri kerja, dan diselingi waktu 6 jam alias waktu makan, dan itu yang dihitung sebagai waktu istirahat”, ujar Hansol dalam videonya.
Tak hanya itu, Hansol juga menyebutkan ABK Indonesia tersebut juga tak memiliki akses terhadap air mineral. Padahal, kapal tersebut membawa dan menyimpan air mineral.
“Mereka itu sebenarnya bawa air mineral, tapi yang minum air mineral itu cuma nelayan China. Sedangkan untuk nelayan Indonesia disuruh minum air laut yang difilterasi”, kata Hansol.
Dalam video MBC, terlihat Ari (24), seorang ABK Indonesia meninggal setelah sebulan sebelumnya diketahui sakit.
Ia sakit diduga karena meminum air laut yang difilter.
Setelah meninggal, jasad Ari langsung dibuang ke laut.
Padahal, menurut perjanjian, apabila ABK meninggal ketika bekerja, maka jenazahnya akan dikremasi.
Ahli waris yang ditinggalkan juga berhak mendapatkan asuransi sebesar 10 ribu dolar Amerika.
Hansol juga menjelaskan, upah yang diterima oleh para ABK ini juga tak layak.
“Lima di antara nelayannya, setelah bekerja 13 bulan, hanya dibayar 120 US dolar, berarti sekitar 1,7 Juta rupiah” kata Hansol.
dalam berita itu, dijrlaskan juga perlakuannya sudah seperti perbudakan.
Para ABK ini sempat berfikirian untuk melarikan dirin. Namun, mereka telah terikat kontrak kerja. Sementara, paspor mereka juga ikut ditahan.
“Paspornya kemungkinan besar juga dirampas, udah gitu mereka ga punya deposit dengan nominal yang besar, jadi mereka ga bisa kabur. Akibat hal seperti itu, tidak mudah untuk pekerja disitu melarikan diri”

(Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida)