Wabah Virus Corona

Dipanggil 'Corona', Gadis Bernama Chong Hoi Misao Dipukuli Hingga Pingsan di India

Seorang gadis berusia 20 tahun asal negara bagian Manipur, India diserang secara brutal pada Minggu (10/5/2020) lalu oleh beberapa penduduk setempat

Editor: Didik Triomarsidi
Shutterstock
Ilustrasi gadis dipukul 

Editor : Didik Trio Marsidi

BANJARMASINPOST.CO.ID, NEW DELHI - India sedang menghadapi pandemi Virus Corona yang terus meningkat, namun masalah lain sedang disorot media sosial adalah serangan rasialis di India.

Orang-orang dari wilayah timur laut India kerap dijadikan sasaran rasialis.

Dilansir Gulf News, seorang gadis berusia 20 tahun asal negara bagian Manipur, India diserang secara brutal pada Minggu (10/5/2020) lalu oleh beberapa penduduk setempat di Gurugram, hanya karena melewati daerah tersebut.

Gadis itu bernama Chong Hoi Misao. Sebelum dia dipukuli dengan tongkat, dia dipanggil dengan sebutan 'Corona'.

Kasus Suami Tembak Istri Berawal Cinta Lama Bersemi Kembali, Kodam: Tak Ada Gesekan TNI-Polri

VIRAL Pasangan Kaya Naik Mobil Mewah Alphard, Lalu Bagikan Nasi di Dalamnya Ada Uang Rp 1 Juta

Akhirnya China Mengakui Kesalahannya, Membuang Sampel Virus Corona di Awal Wabah

Misao menderita luka memar akibat pemukulan yang dialaminya. Foto yang dia unggah ke media sosial menuai amarah publik terhadap perbuatan keji yang menimpanya.

Menurut sebuah laporan di thequint.com, Misao diserang secara brutal oleh beberapa penduduk setempat dari Faizapur, Gurugram di Haryana hanya karena melewati daerah itu pada Minggu sore.

Dia ada di sana untuk berjumpa dengan seorang teman dan makan siang, menurut kawannya yang bernama Joel.

"Ketika kembali, dia dihentikan oleh seorang wanita tua, yang dengan kasar menghalangi jalannya dan menyatakan bahwa (jalan) itu adalah milik pribadi.

Dia melecehkannya dengan nada rasial yang menghalangi dia untuk melewati jalan di depan rumahnya," kata Joel.

Pasca pertengkaran itu, semua anggota keluarga wanita tua itu termasuk menantu perempuan dan putranya maju dan mulai memukuli Misao dengan tongkat.

Kepala Misao bahkan terkena pukulan dan membuatnya jatuh pingsan. Dia kemudian diselamatkan oleh beberapa warga setempat yang memanggil polisi.

Diminta damai

Ketika perkara itu sampai ke polisi, Misao lebih merasa kecewa. Pasalnya, alih-alih menangani kasusnya dengan serius, pihak kepolisian malah mengatakan pada Misao untuk berkompromi.

Misao yang tertekan kemudian meminta bantuan dari Pusat Dukungan & Bantuan Timur Laut (NESCH). Anggotanya tiba di tempat kejadian sekitar pukul 8:30 malam.

Anggota NESCH kemudian segera membawa Misao ke perawatan medis dan seorang pejabat polisi wanita mengambil pernyataannya dan mengajukan Laporan Informasi Pertama.

Ilustrasi anti-rasialisme
Ilustrasi anti-rasialisme (Siamlian Ngaihte dari Pixabay)
Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved