Opini Publik
Keamanan Industri Wisata di Era Kenormalan Baru
Teknologi informasi dan komunikasi juga mempermudah serta mempercepat promosi beragam jenis destinasi wisata.
Oleh: Djoko Subinarto Kolumnis dan Bloger
BANJARMASINPOST.CO.ID - KEAMANAN dan keselamatan merupakan ruh utama industri pariwisata. Kedua hal tersebut mesti senantiasa menjadi prioritas dalam pembangunan, pengembangan dan pengelolaan pariwisata di mana pun.
Bisa dikatakan kebutuhan berwisata dewasa ini sudah bukan lagi monopoli gaya hidup kelompok masyarakat kelas tertentu, melainkan telah menjadi gaya hidup nyaris semua lapisan masyarakat. Hal ini dimungkinkan dengan kian meningkatnya pendapatan rata-rata masyarakat kita dan bertambahnya waktu luang yang dimiliki mereka. Pada saat yang bersamaan, kemajuan pesat di bidang transportasi (darat, laut maupun udara) menjadikan mobilitas warga semakin tinggi.
Hal-hal tersebut pada gilirannya menjadikan tempat-tempat wisata, terutama yang mampu menawarkan paket-paket wisata yang atraktif, sebagai target serbuan para wisatawan. Lebih-lebih lagi di musim puncak liburan, seperti menjelang pergantian tahun atau pada saat libur hari raya nasional.
Di sisi lain, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ikut pula mendorong pengembangan industri pariwisata. Berkat teknologi informasi dan komunikasi, para wisatawan kini semakin dimudahkan dalam memenuhi berbagai keperluan mereka, seperti melakukan pemesanan tiket, pemesanan kamar hotel hingga melakukan pilihan berbagai jenis paket wisata.
Teknologi informasi dan komunikasi juga mempermudah serta mempercepat promosi beragam jenis destinasi wisata. Sebagai ilustrasi, hanya lewat unggahan foto selfie seorang wisatawan yang diunggah di sebuah jejaring media sosial, dan kemudian menjadi viral, sebuah objek wisata dapat langsung menjadi terkenal dan segera mengundang para wisatawan untuk berbondong-bondong datang.
Sektor pariwisata sendiri sudah sejak lama diyakini dapat menjadi salah satu industri pokok yang menopang secara signifikan perekonomian sebuah negara. Jika direncanakan, dikembangkan dan dikelola dengan baik, industri pariwisata bukan saja mengucurkan keuntungan devisa yang lumayan besar, tetapi juga menjadi katalis bagi pembangunan negara yang berkelanjutan.
Kendatipun demikian, industri pariwisata sangat sensitif terhadap isu-isu keamanan dan keselamatan, seperti wabah penyakit, konflik bersenjata maupun terorisme. Maka, tatkala badai virus corona (Covid-19) melanda nyaris semua negara, industri pariwisata pun langsung mati suri.
Pasar Kolaps
Gara-gara wabah corona, pasar pariwisata, dari mulai level lokal hingga level global, kolaps. Mengacu data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kempanrekraf), hingga pekan kedua April lalu, sebanyak 180 destinasi dan 232 desa wisata di Indonesia ditutup selama pandemi corona.
1. (Catatan Pilkada Kalimantan Selatan) Calon Kepala Daerah Makin Saleh |
|
---|
Ada Apa dengan Dana Pihak Ketiga Perbankan? |
![]() |
---|
Nestapa Demokrasi di Masa Pandemi Covid-19 |
![]() |
---|
Menjawab Kebutuhan Pendidikan Masa Depan, Tantangan Guru Adaptif di Era Disrupsi |
![]() |
---|
Refleksi Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional: Keluarga sebagai Solusi Konservasi |
![]() |
---|