Selebrita
Mbak Tutut Cerita Seputar Ancaman Presiden Jelang Hari Lahir Soeharto
Putri sulung Soeharto, Sitti Hardiyanti Rukmana atau yang akrab dipanggil Mbak Tutut menulis kisah Ayah jelang hari Lahir Soeharto.
Tutut mengaku, Habibie, yang menggantikan Soeharto sebagai Presiden, langsung mencabut fasilitas kepresidenan Soeharto.
"Setelah bapak berhenti dari presiden, pengawalan yang tadinya diberikan dari ABRI untuk Presiden dan mantan Presiden, dari Negara, dicabut oleh keputusan Presiden Habibie. Digantikan oleh Polisi," tulis Tutut.
"Sejujurnya saat itu, rumah kami hanya dijaga oleh SATPAM dan beberapa anggota ABRI yang mengajukan pensiun dini, karena akan tetap menjaga bapak sampai mati,"
"Kebesaran Allah yang menyelamatkan kami dari situasi yang terpuruk saat itu, dan karena keyakinan bapak, hanya berlindung pada Allah Yang Maha Agung," tulisnya.
Tutut juga menulis soal sakit hatinya pada sosok menteri yang disebutnya tak punya etika.
Mereka disebut mengancam tak mau menjadi menteri bila Soeharto tetap menjadi Presiden.
"Yang lebih menyakitkan, sekelompok pembantu bapak pada saat bapak menjadi presiden, melakukan tindakan yang sangat tidak etis, yaitu akan mengundurkan diri dari jabatan Menteri kalau bapak tetap jadi Presiden,"
"Mungkin mereka berfikir, mereka akan bisa menguasai Indonesia, setelah bapak tidak jadi Presiden," tulis Tutut.
Meski demikian, Tutut tak menulis siapa sosok menteri yang dimaksudnya itu.
Soeharto meninggal dunia 27 Januari 2008 di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta.
Seandainya masih hidup, tepat pada 8 Juni 2020 Soeharto mestinya akan berusia 99 tahun. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Tulisan Mbak Tutut di Hari Lahir Soeharto : Dulu Cendana Dijaga ABRI, Saat Lengser Hanya Ada Satpam.