Bisnis Techno
IBM Setop Teknologi Pengenal Wajah Dampak Aksi Rusuh Kematian George Floyd
International Business Machines (IBM) stop penggunaan teknologi pengenalan wajah di tengah protes massa global kematian George Floyd di Minneapolis
Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID - Perusahaan teknologi International Business Machines (IBM) mengumumkan tidak akan lagi menawarkan teknologi pengenalan wajah atau software penganalisis wajah untuk pemakaian umum.
IBM membuat pengumuman tersebut di tengah protes massa global atas kematian George Floyd di Minneapolis dan perdebatan tentang bias dalam penggunaan teknologi biometrik.
George Floyd, pria kulit hitam, meninggal dunia setelah oknum kepolisian berkulit putih melakukan prosedur yang dianggap salah dan berlebihan. Peristiwa ini memicu protes dan kerusuhan di berbagai wilayah di AS.
Menurut CEO IBM, Arvind Krishna, teknologi pengenalan wajah seperti itu dapat digunakan untuk menarget kaum minoritas, atau melanggar hak asasi manusia (HAM).
Baca juga: Benarkah Update Google Chrome Bikin Hemat Baterai dan Irit RAM, Ini Jawabannya
• Peristiwa di Kamar Pas Antara Sarwendah & Betrand Peto Diungkit Ruben Onsu, Bau Tubuh Onyo Disorot
• Cara Mudah Klaim Token Listrik Gratis, Klik Stimulus Covid-19 pln.co.id & WA 08122123123
• UPDATE Promo Telkomsel, Bundling Bonus Paket Internet Murah 30GB Telepon 140 Menit
"Kami percaya sekarang adalah saatnya untuk memulai dialog nasional tentang bagaimana teknologi pengenalan wajah seharusnya digunakan oleh lembaga penegak hukum domestik," tulis IBM dikutip Kompastekno dari Sputniknews Rabu (10/6/2020).
Diketahui, sejumlah kepolisian di AS telah memasang kamera di baju aparat (bodycam), sebagian di antaranya memiliki teknologi pengenal wajah yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI).
Program AI harus diuji apakah ada bias atau tidak (menarget kaum tertentu), terutama saat dipakai untuk penegakan hukum, pengujian itu juga harus diaudit dan dilaporkan," kata Krishna.
Krishna juga mengatakan bahwa IBM mulai sekarang tidak akan lagi mengembangkan atau melakukan penelitian teknologi pengenal wajah, keputusan ini diumumkan Krishna dalam sebuah e-mail kepada sejumlah anggota Kongres di Amerika Serikat.
Kepada Kongres AS, IBM menyatakan menentang penggunaan teknologi ini, termasuk untuk pengawasan massa, profil rasial, pelanggaran HAM dan kebebasan dasar, atau tujuan apa pun, yang tidak konsisten dengan nilai-nilai dan prinsip kepercayaan serta transparansi IBM.

Penggunaan kumpulan data profil rasial tersebut juga seharusnya hanya dapat diakses oleh para peneliti yang telah diverifikasi. IBM pun mengatakan bahwa individu seharusnya memiliki hak untuk dihapus dari kumpulan data tersebut.
Perusahaan raksasa komputer itu juga merekomendasikan kepolisian AS untuk lebih bertanggung jawab saat menggunakan teknologi ini, demi meningkatkan transparansi dan membantu polisi melindungi masyarakat tanpa diskriminasi atau ketidakadilan rasial.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buntut Kasus George Floyd, IBM Setop Teknologi Pengenal Wajah",