Berita Kalteng

Bengkel Mobil Sepi, Warga Sampit Ini Bertani Lombok untuk Tambah Penghasilan

Pandemi Covid-19 membuat usaha bengkel mobil warga Sampit ini sepi hingga mencoba sampil bertanam lombok untuk menambah penghasilan.

Penulis: Fathurahman | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/FATURAHMAN
Panji Harsono, pemilik bengkel mobil di Jalan Sumekto, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menekuni bertani lombok di lahan kosong diseberang bengkel mobil miliknya. 

Editor: Alpri Widianjono

BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMPIT - Panji Harsono, salah seorang pemilik bengkel mobil yang ada di Jalan Sumekto, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, Kota Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Senin (15/6/2020), tampak sibuk bertani lombok di lahan kosong diseberang bengkel mobil miliknya.

Pria berumur 63 tahun asal Trenggalek, Jawa Timur ini, tidak mau menyerah begitu saja saat terdampak Covid-19 yang mengakibatkan pelanggan bengkelnya makin sepi.

Dia memilih menambah pendapatan dengan cara bertani menanam Lombok di lahan miliknya dengan luasan 70x 30 meter yang ada di seberang bengkelnya.

Panji panggilan akrabnya ini, mengaku sudah 25 tahun menggeluti usaha bengkel di Jalan Sumekto miliknya.

Dulunya memiliki sebayak delapan anak buah, tetapi saat ini tinggal satu orang karyawan yang membantunya itupun adalah cucunya sendiri karena pelanggan makin sepi, sehingga pegawai berkurang.

"Karena bengkel mobil makin banyak, ditambah kondisi ekonomi saat ini makin sulit karena pandemi Covid-19, sehingga terjadi penurunan pendapatan untuk bengkel. Saya memanfaatkan lahan kosong yang ada di seberang bengkel untuk bertani sayuran seperti Lombok sehingga bisa dijual dan menambah pendapatan," ujarnya.

Kaltengpedia : Inovasi Kemenag Kapuas Ini Diikutkan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik

Polda Kalteng Tetapkan Tiga Pelaku Pemalsuan Data Registrasi Kartu Perdana Ponsel

Kapolda Kalteng Kunjungi Kampung Pantang Mundur Binaan Polsek Pahandut

Kembangkan Sektor Pertanian Lebih Maju di Kalteng, Mentan Sebut Kapuas Potensial

Kunjungi Kalteng, Mentan RI Mantapkan Rencana Pemanfaatan Eks PLG di Pulang Pisau

KaltengPedia - Rumah Jabatan Bupati Kotim

Menurut dia, sejak giat melakukan penanaman lombok yang ada di depan bengkelnya tersebut, hingga saat ini dia sudah memanen hingga enam kali dan dijual perkilogram saat pertama kali panen Rp 52.000.

Namun, itu pun terus turun menjadi Rp 40.000, kemudian turun lagi jadi Rp 35.000 hingga saat ini turun jadi Rp 25.000 perkilogram. "Sekali panen,  saya biasa mencapai 10 kilogram," unarnya.

Panji mengatakan, dalam menjual hasil panen lombok, secara langsung ke pedagang di pasar. Meskipun, melayani penjualan via online cukup tinggi hingga mencapai Rp 50.000 perkilogramnya.

"Tapi untuk penjualan online, saya hentikan, karena pembelinya lokasinya jauh dan jumlah yang dibeli sedikit," ujarnya.

Dia juga mengungkapkan, selama menekuni menanam lombok, ternyata tidak gampang, karena kerap lahan pertanian miliknya saat musim hujan terendam air.

Itu dampak dari selokan atau drainase yang ada di kawasan Bandara H Asan Sampit ditutup, sehingga air meluber ke lahan pertanian miliknya.

"Yah, banyak juga tanaman Lombok saya yang akhirnya mati, karena terendam banjir," ujarnya.

Selama Pandemi Covid-19 ini, banyak pengusaha seperti Panji Marsono yang terpaksa mengembangkan usaha lain, selain jenis usaha yang digeluti saat ini, atau mencabang usaha lainnya agar pendapatan tidak berkurang, dan tetap bisa membayar gaji karyawan juga untuk keperluan hidup keseharian.

(Banjarmasinpost.co.id/Faturahman)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved