BPost Cetak
Merawat Purbakala dalam Era Digital
Peringatan hari purbakala yang baru saja diperingati pada 14 Juni 2020 memberi perenungan pemikiran terhadap pelestarian cagar budaya di Indonesia.
Oleh : Haris Zaky Mubarak, MA Sejarawan dan Direktur Jaringan Studi Indonesia
BANJARMASINPOST.CO.ID - Peringatan hari purbakala yang baru saja diperingati pada 14 Juni 2020 memberi perenungan pemikiran tersendiri bagaimana tantangan kepedulian kita terhadap pelestarian cagar budaya di Indonesia.
Tepat pada 14 Juni 1913 berdiri sebuah lembaga yang menangani peninggalan purbakala bernama Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch Indie atau Jawatan Purbakala.
Jawatan Purbakala ini pertama kali dipimpin oleh N.J. Krom yang merupakan seorang ahli Arkeologi berbangsa Belanda yang lahir di Hertogenbosch, 5 September 1883.
N.J.Krom merupakan philology & Archeology di Universitas Leiden dan memiliki beberapa karya publikasi antara lain: Inleiding tot de Hindoe-Javaansche Kunst (1919 dan 1923) dan Hindoe-Javaansche Geschiedenis (1926 dan 1931), Oud-Javaansche oorkonden (karya bersama J.L.A. Brandes), Barabudur: Archaeological Description. Pemerintah Hindia Belanda menunjuk Krom sebagai Kepala Jawatan Purbakala.
• Selain Air Terjung Riam Tinggi, Balai Arkeologi Kalsel Turun ke Hampang Cari Situs Purbakala
• Ditemukan Situs Purbakala, Diduga Tempat Pemandian Para Raja
• Sumur Purbakala Itu Terungkap Lewat Mimpi
Jawatan Purbakala yang dipimpin N. J. Krom ini kemudian melakukan upaya pelestarian terhadap benda-benda purbakala.
Dengan berjalannya waktu, lembaga tersebut mengalami beberapa kali perubahan nama, akan tetapi tetap mengacu pada visi yang sama, yaitu melakukan upaya pelindungan peninggalan purbakala.
Sampai hari ini, upaya pelestarian benda-benda purbakala terus dilakukan dan berkembang seiring dengan kemajuan jaman sekaligus pembelajaran bagi generasi penerus.
Konteks purbakala di era teknologi dan komunikasi digital seperti sekarang tentu saja memberi sebuah diskursus menarik untuk melihat secara lebih komprehen, purbakala sebagai sebuah aktivitas hal yang dianggap bertolak belakang dengan zaman yang semakin modern melalui teknologi digital.
Eksistensi purbakala sebagai ekosistem yang berbasis kearifan lokal sejatinya mereaktualisasikan kenyataan berbagai macam aktivitas arkeologis termasuk membangun mind set kebudayaan sebagai satu kesatuan utuh.
Uniknya Wisuda Drive Thru di STIE Pancasetia, Mahasiswa Diantar Dosen Pakai Mobil Antik |
![]() |
---|
Pilgub Kalsel 2020, Ini Empat Langkah Denny Indrayana Selamatkan Meratus |
![]() |
---|
Vaksinasi Massal pada 2021 Ditarget 107.206.544 Orang, Tim Pakar : Libatkan Dokter Pribadi |
![]() |
---|
Buka Seleksi 1 Juta Guru Honor PPPK di 2021, Pengangguran Pun Boleh Daftar |
![]() |
---|
Pemerintah Buka Lowongan 1 Juta Pengajar Kontrak, Guru Honorer Bisa Terima Rp 4 Juta |
![]() |
---|