Gerhana Matahari Cincin

Fakta-fakta Menarik Gerhana Matahari Cincin 2020, Terakhir Terjadi 1648 & Baru Ada 19 Tahun Lagi

Peristiwa ini bisa dibilang langka, karena Gerhana Matahari Cincin serupa baru ada 19 tahun lagi.

Editor: Rahmadhani

BANJARMASINPOST.CO.ID - Peristiwa langka Gerhana Matahari Cincin bisa dinikmati sebagian masyarakat Indonesia Minggu (21/6/2020).

Gerhana Matahari Cincin 2020 ini terbilang langka, karena dibarengi dengan terjadinya solstis Juni.

Peristiwa ini bisa dibilang langka, karena Gerhana Matahari Cincin serupa baru ada 19 tahun lagi.

Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris dan pada saat itu piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari.

Termasuk Jakarta, Ini Wilayah yang Tak Dilalui Gerhana Matahari Cincin, Tonton Lewat Live Streaming

Bacaan Niat, Ini Panduan Lengkap Shalat Gerhana saat Gerhana Matahari Cincin Minggu 21 Juni 2020,

Akibatnya, saat puncak gerhana, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) dalam siaran persnya menjelaskan, tidak semua wilayah di belahan bumi akan dapat melihat Gerhana Matahari Cincin.

Sebab hanya wilayah yang menjadi lintasan gerhana saja yang dapat melihat terjadinya gerhana cincin.

Saat terjadi Gerhana Matahari Cincin 2020, akan terdapat dua bayangan bulan yang terbentuk yang disebut antumbra dan penumbra.

Wilayah yang terlewati antumbra adalah wilayah dapat mengamati Gerhana Matahari Cincin.

Sementara wilayah penumbra akan gerhana yang teramati adalah gerhana matahari sebagian.

Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009 dipotret dari Anyer.
Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009 dipotret dari Anyer. (Muhammad Rayhan)

Berikut fakta selengkapnya mengenai Gerhana Matahari Cincin 2020 :

1. Indonesia Gerhana Matahari Sebagian (GMS)

Saat gerhana matahari 21 Juni nanti, wilayah Indonesia akan mendapat bayangan penumbra.

Sehingga gerhana yang terjadi berupa gerhana matahari sebagian.

Namun tidak semua wilayah di Indonesia juga akan terkena penumbra, sehingga tidak semua wilayah Indonesia mengalami gerhana matahari sebagian.

Persentase ketertutupan matahari pun juga beragam di tiap daerah yang terkena punumbra.

2. Wilayah di Indonesia yang mengalami GMS

Lapan melalui akun Instagramnya menyebutkan daerah-daerah yang mengalami GMS, berikut diantaranya.

Ketertutupan kurang dari 10 persen:

  • Pulau Sumatera kecuali Aceh bagian Utara, Bengkulu bagian Selatan dan Lampung bagian Selatan;
  • Kepulauan Bangka Belitung,
  • Kepulauan Riau (minus Natuna),
  • Kalimantan Barat bagian Selatan,
  • Kalimatan Tengah bagian Selatan,
  • Kalimantan Selatan bagian Selatan,
  • sebagian besar Pantai Utara (Pantura) Jawa ditambah dengan Purwodadi, Sragen dan Blora;
  • Jawa Timur (minus  Pacitan, Magetan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar dan Kabupaten Malang bagian Selatan);
  • Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
  • Sulawesi Selatan bagian Selatan, dan Pulau Wetar (Kabupaten Maluku Barat Daya)

Ketertutupan antara 10-20 persen:

  • Aceh bagian Utara,
  • Kepulauan Natuna
  • Kalimantan Barat bagian Utara
  • Kalimantan Tengah bagian Utara
  • Kalimantan Selatan bagian Utara (Tabalong, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Kotabaru, Balangan)
  • Kalimantan Timur (minus Kabupaten Berau)
  • Sulawesi Selatan bagian Utara (Luwu Utara hingga Pare-Pare)
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah (minus Banggai, Banggai Kepulauan, Toli-Toli, Buol, Kepulauan Togian), dan
  • Sebagian Maluku: Buru Selatan, Maluku Barat Daya (minus Pulau Wetar), Kepulauan Tanimbar

Ketertutupan antara 20-30 persen:

  • Kabupaten Berau
  • Kalimantan Utara
  • Sulawesi Utara (minus Kepulauan Sangihe-Talaud, Manado, Bitung dan Tomohon)
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah: Banggai, Banggai Kepulauan, Toli-Toli, Buol, Kepulauan Togian
  • Maluku Utara: Kepulauan Sula, Halmahera Selatan
  • Maluku: Pulau Seram, Pulau Ambon, Kepulauan Kai, Kepulauan Aru
  • Papua Barat: Fak-Fak, Kaimana
  • Papua: Mimika, Asmat, Boven Digul, Mappi, Merauke

Ketertutupan antara 30-40 persen:

  • Sulawesi Utara: Kepulauan Sangihe, Manado, Bitung, dan Tomohon
  • Maluku Utara (minus Kepulauan Sula, Halmahera Selatan)
  • Papua Barat (minus Fak-Fak, Kaimana)
  • Papua (minus Mimika, Asmat, Boven Digul, Mappi, Merauke)

Ketertutupan antara 40-50 persen:

  • Sulawesi Utara: Kepulauan Talaud

Tidak mengalami gerhana:

  • Bengkulu bagian Selatan
  • Lampung bagian Selatan
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah (minus Batang, Kendal, Semarang Raya, Demak, Grobogan, Rembang, Blora)
  • Jawa Timur: Pacitan, Ponorogo, Magetan, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Kabupaten Malang bagian Selatan

3. Wilayah yang dilalui jalur GMC 

Data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), lintasan Gerhana Matahari Cincin akan melewati benua Afrika, Asia hingga Samudera Pasifik.

Beberapa negara yang menjadi jalur Gerhana Matahari Cincin yakni, Kongo bagian Utara, Republik Demokratik Kongo (dahulu dikenal sebagai Zaire) bagian Barat Laut, Sudan Selatan, Ethiopia bagian Utara, Eritrea.

Negera di benua Asia diantaranya Yaman, sebagian Arab Saudi bagian Timur, Oman, Pakistan bagian Selatan, India bagian Utara, Daerah Otonomi Tibet, Tiongkok bagian Selatan (Sichuan, Guizhou, Hunan, Jiangxi dan Fujian/Hokkien), Tiongkok Taipei (dahulu dikenal sebagai Taiwan) dan berakhir di Kepulauan Guam.

Negara-negara tersebut akan dapat melihat Gerhana Matahari Cincin.

4. Cincin Api Solstis

Gerhana Matahari Cincin pada 21 Juni 2020 juga dinamakan Cincin Api Solstis.

Dinamai demikian dikarenakan Gerhana Matahari Cincin bertepatan dengan Solstis Juni 2020.

Dalam tiap tahun terjadi dua kali Soltis yakni Solstis Juni dan Solstis Desember.

Solstis Juni terjadi sekitar tanggal 21 Juni saat kutub utara bumi menghadap matahari.

Sementara Solstis Desember terjadi sekitar 21 Desember saat kutub selatan bumi menghadap metahari.

Seperti diterangkan LAPAN dalam siaran persnya, pada 21 Juni 2020, matahari berada pada posisi paling Utara terhadap khatulistiwa langit ketika tengah hari sebelum akhirnya berbalik ke arah Selatan.

Solstis Utara (Northern Solstice) atau Solstis Juni (June Solstice) menjadi penanda awal musim panas di belahan Bumi Utara dan awal musim dingin di belahan Bumi Selatan secara astronomis.

5. Peristiwa Langka

Peristiwa Gerhana Matahari Cincin yang berbarengan dengan terjadinya soltis merupakan peristiwa langka.

LAPAN menerangkan, Cincin Api Solstis cukup langka dialami karena terjadi terakhir kali pada 21 Juni 1648 (Gerhana Matahari Sebagian atau GMS hanya dialami di Sumatera dan Kalimatan untuk wilayah Nusantara).

Peristiwa ini akan terulang lagi pada 21 Juni 2039 atau 19 tahun dari sekarang. (Tribunnews.com/Tio)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 5 Fakta Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020: Bertepatan dengan Solstis Juni, Peristiwa Langka

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved