Internasional
China dan India Berdamai, Sepakat Tarik Pasukan dari Perbatasan, Rusia Ikut Berkomentar
Akibat bentrokan tersebut, 20 tentara India tewas sedangkan China belum mengungkap jumlah tentara yang tewas atau luka-luka.
"Saya kira China atau India tidak butuh bantuan apa pun," ucap Lavrov dikutip dari AFP.
Sebagai tambahan informasi, Rusia adalah pemasok senjata utama ke kedua negara tersebut.
Times of India melaporkan, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh di Moskwa pekan ini akan mendesak Rusia mempercepat pengiriman rudal S-400 serta suku cadang untuk pesawat tempur, tank, dan kapal selam.
Seruan boikot
China mengakui ada korban di pihaknya tetapi tidak mengungkap jumlahnya. Media-media India melaporkan lebih dari 40 tentara China tewas atau terluka parah.
Sejak insiden itu India telah memanggil bala bantuan berjumlah besar termasuk tentara, peralatan militer, dan jet tempur ke wilayah yang sangat rawan bentrokan militer ini. China dilaporkan juga melakukannya.
Kemudian di India muncul seruan untuk memboikot barang-barang China.
Baku hantam militer India vs China terjadi pada 15 Juni di lembah sungai Galwan yang terletak 4.500 mdpl. Kedua pihak saling menyalahkan tentaranya telah melewati batas wilayah masing-masing.
China mengklaim semua bagian lembah adalah wilayahnya, yang menurut para analis dan pejabat India adalah klaim baru.
Kini China dilaporkan menguasai sisi utara danau Pangong Tso lebih luas.
Harsh Pant dari sebuah lembaga konsultan di New Delhi mengatakan, dia ragu pembicaraan antara para komandan militer itu akan menghasilkan sesuatu yang nyata.
"Apa pun yang dikatakan China sekarang tidak bisa dipegang. India, semoga, sudah belajar dari pengalamannya," kata Pant kepada AFP.
"Episode ini merusak kepercayaan India bahwa mereka bisa menjalin hubungan normal dengan China. Dan perbedaan kekuatan begitu besar sehingga muncul ketidaknyamanan dan kecurigaan di New Delhi," terangnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hampir 11 Jam Berunding, India dan China Akhirnya Sepakat Berdamai"