Berita Banjarbaru
Hidupkan Kembali Sejarah, CSR PLN UIW Kalselteng Hadirkan jukung Tambangan
Jukung tambangan itu merupakan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalselteng
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Matahari mulai naik dan cahaya menerobos awan di hamparan langit yang biru.
Cuaca cukup cerah meskipun mulai terasa sedikit panas, angin yang bertiup sepoi-sepoi dari arah sungai Martapura cukup membawa kesejukan.
Hari yang sesuai untuk menyusuri kota seribu sungai menggunakan jukung tambangan.
Jukung tambangan merupakan perahu tradisional suku Banjar yang telah digunakan sebagai alat transportasi sejak tahun 1700-an.
Terbuat dari kayu ulin dan berukir daun jaruju melayap, jukung ini menjadi “emblem” orang-orang suku Banjar.
Beratap sirap, atau papan-papan tipis ulin yang disusun untuk melindungi penumpang dari panas dan hujan, menjadi daya tarik perahu tradisional ini.

Senior Manager Keuangan PLN UIW Kalselteng beserta para undangan untuk merasakan
sensasi susur sungai Martapura menggunakan jukung tambangan usai seremonial
penyerahan bantuan. (PT PLN Persero UIW KSKT)
Selain desain yang unik, kita juga akan dibuat takjub dengan cara pembuatan jukung tambangan ini.
Diperlukan keahlian khusus untuk membuat lunas atau bagian dasar perahu yang dibuat tanpa perahu lesung.
Orang banjar menyebutnya lunas mambuah balimbing.
Dinding perahu terdiri dari susunan papan-papan kayu ulin yang disusun tara (carvel built), agar lembar demi lembar papan kayu ulin dapat menyatu membentuk perahu digunakan pasak kayu.
Pasak kayu ulin diyakini oleh orang Banjar lebih kuat dibandingkan pasak besi.
Masyarakat Banjar boleh berbangga, keahlian pembuatan jukung ini hanya dimiliki oleh ahli perahu dari suku mereka.
Pagi itu, jukung tambangan sudah diparkir di siring 0 Km, seberang kantor Wali Kota Banjarmasin.
Di bagian depan jukung digantung akrilik bertuliskan ‘PLN Peduli’ dengan logo bunga teratai.
Jukung tambangan itu merupakan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN UIW Kalselteng).
Perahu jukung tersebut diserahkan oleh Senior Manager Keuangan PLN UIW Kalselteng, Rastito kepada Patriot Pariwisata Kota Banjarmasin.
Begitu mesin perahu dinyalakan oleh paman jukung (sebutan untuk motoris perahu), suara mesin terdengar lantang dan bau bahan bakar menguar.
Jukung siap ditumpangi untuk berkeliling menyusuri kota seribu sungai.
Mulai dari Rumah Anno Pasar Terapung Siring, Patung Bekantan, Berbagai Kampung Wisata Banjarmasin, Museum Wasaka, bahkan hingga Kubah Basirih siap dijelajahi jukung tambangan ini.
Bantuan CSR jukung tambangan dari PLN UIW Kalselteng berawal dari adanya keprihatinan atas punahnya jukung tambangan di Banjarmasin.
Meskipun jukung tambangan sudah ditemukan dan digunakan sejak dahulu kala, perahu ini mulai tidak terlihat lagi digunakan oleh masyarakat di Banjarmasin sejak tahun 1950-an.
Di tahun-tahun setelahnya, masyarakat lebih sering menggunakan jukung yang lebih modern dan bahkan dimodifikasi menggunakan mesin.
“Kota Banjarmasin memiliki keindahan tersendiri dengan wisata sungai sebagai unggulannya dan memiliki potensi yang baik ke depannya untuk dikembangkan. Bantuan ini merupakan upaya PLN berperan serta dalam mengembangkan pariwisata lokal. Kami bekerja sama dengan Patriot Pariwisata Kota Banjarmasin sebagai penerima manfaat bantuan dan kami namakan program ini Community-based Tourism Banjarmasin,” ujar Rastito, pada penyerahan bantuan CSR PLN UIW Kalselteng dan Peresmian Community-based Tourism Banjarmasin, Kamis (11/6) di Aula Barenlitbangda Kota Banjarmasin.
Patriot Pariwisata Kota Banjarmasin merupakan sebuah lembaga di bawah pembinaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin.
Patriot Pariwisata Kota Banjarmasin bertugas membantu Pemko beserta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin dalam penguatan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan dan pelestarian budaya Banjar serta pariwisata sungai.
Rastito menyebutkan Program CSR Community-Based Tourism Banjarmasin bertujuan mengembangkan potensi objek wisata sehingga dapat berdampak secara ekonomi maupun sosial bagi masyarakat sekitar dan memperkenalkan sekaligus melestarikan budaya Banjar.
“Kami mempercayakan bantuan ini kepada Patriot Pariwisata Kota Banjarmasin untuk selanjutnya dikelola menjadi paket wisata yang bisa ditawarkan kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Harapan kami, dengan adanya bantuan ini masyarakat khususnya dari luar dapat mengenal budaya Banjar, sehingga budaya ini dapat tetap lestari. Jika dahulu jukung tambangan digunakan oleh para bangsawan, saudagar dan orang kaya, kini seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan sensasi menaiki perahu yang sarat nilai budaya ini,” ujar Rastito.
Bantuan secara simbolis diserahkan oleh Rastito, kepada Leader Patriot Pariwisata Kota Banjarmasin Andri Sanitra dengan disaksikan Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina.
Dalam sambutannya Ibnu mengapresiasi langkah PLN untuk turut serta mengembangkan pariwisata kota Banjarmasin.
Ibnu juga menyampaikan kerinduannya melihat ramainya siring saat sore hari maupun saat akhir pekan yang dipadati acil-acil yang berjualan, paman kelotok dan tentunya wisatawan.
Dia mengatakan bahwa dengan adanya kondisi pandemi Covid-19 ini, acil-acil pasar terapung tidak bisa berjualan dan paman kelotok tidak dapat beroperasi.
“Bantuan CSR yang diberikan PLN ini seperti oase di tengah padang pasir. Meskipun sesuai arahan Pemerintah akhir bulan baru bisa dilakukan kegiatan outdoor, kami berharap ini tidak menyurutkan langkah teman-teman semua,” ujar Ibnu.
Meskipun matahari mulai terik tidak menyurutkan semangat Walikota Banjarmasin, Senior Manager Keuangan PLN UIW Kalselteng beserta para undangan untuk merasakan sensasi susur sungai Martapura menggunakan jukung tambangan usai seremonial penyerahan bantuan.
Tidak melupakan aspek keselamatan, mereka menggunakan life jacket atau rompi pelampung sebelum menaiki jukung.
Leader Patriot Pariwisata Kota Banjarmasin Andri Sanitra menjelaskan pengunjung dan wisatawan nantinya dapat memilih paket wisata menyusuri sungai dan berbagai tempat wisata di Banjarmasin menggunakan jukung tambangan.
“Paket wisata yang kami sediakan terdiri dari beberapa rute. Dengan adanya pilihan rute, hal ini akan mempermudah pengunjung untuk memilih tujuan wisata sesuai waktu yang dimiliki oleh mereka. Selain itu, pengunjung juga akan mendapat fasilitas tour guide yang akan menjelaskan berbagai tempat wisata yang dilewati,” ujar Andri.
“Kami juga menyediakan topi tanggui atau untuk dipakai oleh pengunjung selama mengikuti tur wisata agar lebih merasakan menjadi urang Banjar (orang Banjar). Saat mengikuti tur wisata, pengunjung juga bisa singgah di Patung Bekantan dan berfoto di photoboot Rumah Adat Banjar,” tambahnya Andri.
Tidak hanya jukung tambangan dan photobooth Rumah Adat Bubungan Tinggi, Community-Based Tourism Banjarmasin PLN UIW Kalselteng juga memberikan bantuan CSR berupa baju adat banjar.
Baju-baju adat Banjar berbagai warna dan ukuran tersebut berderet digantung dan dipamerkan dalam acara penyerahan bantuan CSR sekaligus peresmian Program Community-based Tourism Banjarmasin.
Tidak hanya ukuran dewasa, baju adat juga diberikan dalam ukuran anak-anak.
Andri menunjukkan deretan baju adat banjar tersebut terdiri dari baju Nanang Galuh, baju Lenggang Banua dan baju Melayu.
Bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi menyusuri indahnya kota Banjarmasin melalui wisata sungai jukung tambangan, mereka dapat memesan paket wisata melalui instagram @kotabanjarmasin dan memilih tur yang diinginkan. (*)