Berita Banjarbaru
Antisipasi Karhutla, TRGD Kalsel Akan Segera Lakukan Pembasahan Lahan Gambut
Rencana pembangunan tower air (tandon) raksasa di kawasan gambut rawan kekeringan batal dilaksanakan akibat keterbatasan anggaran.
Penulis: Stanislaus Sene | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - TIM Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Kalimantan Selatan melakukan upaya pembasahan areal lahan gambut guna mengantisipasi ancaman terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut.
Sekretaris TRGD Kalsel, Sayuti Enggok, mengatakan Rencana pembangunan tower air (tandon) raksasa di kawasan gambut rawan kekeringan batal dilaksanakan akibat keterbatasan anggaran.
"Provinsi Kalsel sudah ditetapkan status siaga darurat bencana kabut asap dan karhutla. Dan berdasarkan pantauan kondisi di lapangan lahan gambut mulai kering, maka kita sudah bersiap untuk melakukan operasi pembasahan lahan gambut," tuturnya kepada Banjarimasinpost.co.id, Kamis, (9/07/20).
• Dipenjarakan Angel Lelga, Ternyata Vicky Prasetyo Masih Terlilit Utang Ratusan Juta Pada Anggia Chan
• Driver Ojol Grab Wajib Foto Selfie Pakai Masker Sebelum Antar Jemput Penumpang
• Hamil Tua, Vanessa Angel Malah Nekat Lakukan Ini di Rumah Sakit, Istri Bibi Unjuk Goyang TikTok
Sayuti mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait terutama BPBD Kalsel untuk pelaksanaan operasi pembasahan lahan gambut ini.
"Tahap awal operasi pembasahan akan dilakukan pada kawasan gambut rawan kekeringan dan kebakaran di sekitar Bandara Syamsuddin Noor Kota Banjarbaru. Pemantapan dan koordinasi untuk kegiatan ini terus kita lakukan," ujarnya usai melakukan pertemuan dengan jajaran Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru terkait operasi pembasahan lahan gambut.
Sayuti menambahkan operasi pembasahan lahan gambut berupa penyemprotan di lahan gambut yang mengalami kekeringan menggunakan sumber air dari sumur bor dan mesin pompa serta mesin apung.
Ia mengakui sebagian sumur bor yang dibangun pada tahun 2016 lalu tidak lagi berfungsi dan rusak.
"Ini menjadi kendala kita. Selain itu rencana pembangunan dua tower air di areal gambut sekitar bandara juga batal dilaksanakan karena keterbatasan anggaran," ungkapnya.
Data Pusat Pengendalian dan Operasional BPBD Kalsel mencatat sepanjang kemarau 2019 diperkirakan lebih dari 2.500 hektare lahan gambut di Kalsel terbakar.
Sedangkan luas karhutla mencapai hampir 7.000 hektare yang terbesar adalah areal lahan pertanian akibat adanya kegiatan pembersihan dan persiapan musim tanam oleh petani maupun korporasi.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Sahrudin mengungkapkan Kalsel saat ini dalam status siaga darurat bencana kabut asap dan karhutla yang berlaku sejak 1 Juli hingga 30 November 2020.
"Dasar penetapan status darurat siaga bencana ini berdasarkan data BMKG yang menyatakan bahwa Kalsel memasuki musim kemarau dan berpotensi terjadi bencana kabut asap dan karhutla," ungkapnya.
Saat ini sebaran titik api yang muncul di wilayah Kalsel berdasarkan hasil pantauan satelit NOAA sebanyak 332 titik api sedangkan berdasarkan hasil pantauan satelit SNNP 304 titik api.
Titik api terbanyak muncul di Kabupaten Tapin, Balangan dan Tanah Bumbu.
(Banjarmasinpost.co.id/Stan)
